Beberapa bagian akan mengarah ke 18+
Skip bagian tengah-tengahnnya kalau gak mau baca part ++ nya
Tolong kebijaksanaannya sebelum baca part iniOh ya, selamat hari sabtu lagi.
ezifari
ENJOY MY PROJECT!
Malam Itu, 7 tahun yang lalu...
"Ikut aja, Wan, sesekali nakal gak masalah," bujuk Affisya setelah kesekian kalinya mendapat penolakan dari Awan.
"Tempat kayak gitu bahaya, Cha. Kalau ketahuan Ayah aku bisa dicoret dari KK."
"Alah, lemah." Affisya menyikut lengan kawan, sekaligus sosok yang dikaguminya sejak setahun yang lalu. Gadis cantik berambut kecoklatan itu tidak benar-benar mengatakan Awan lemah. Justru Affisya kagum dengan keluguan sosok yang selalu mau tampil paling jagoan, tapimalah mundur saat teman-temannya bilang ingin merayakan selesainya masa training mereka di sebuah club malam.
"Ngerayain sesuatu bisa pake cara lain, Cha. Gak harus joget-joget di club."
"Yang mau ngajakin kamu joget-joget siapa, Wan? Aku cuma ngajak kamu buat ngehargai anak-anak lain yang udah ngerancang acaranya. Selama disana kita duduk manis aja, yang penting udah dateng aja buat ngehargai yang lain."
Tawaran dari Affisya mulai dilogika oleh Awan. Ada benarnya.
"Selama masa training di Singapura, kamu kan gak pernah seneng-seneng, Wan. Sekarang kita udah balik lagi ke Indonesia dan kamu malah beruntung banget bisa dapet penempatan di kota asalmu sendiri. Ayo lah, Wan, gak ada salahnya semua itu kamu rayain."
"Disana ada cola kan, Cha?" tanya Awan memastikan, karena tidak mungkin Ia ikut menenggak alkohol.
"Air putih juga ada, Wan."
"Ok kalau gitu, Cha, aku ikut."
Setelah lama meyakinkan, Awan akhirnya berhasil dibujuk. Senyum merekah terbit di bibir Affisya. Di antara semua teman seangkatannya, Affisya memang adalah jagonya kalau urusan membujuk Awan.
"Sip. Kalau gitu ayo kita susul Jerry aja, dia udah nunggu di parkiran."
Dari parkiran tempat kerjanya, sedan hitam yang dikendarai Jerry langsung menuju tujuan utama mereka malam ini. Sejak pulang ke Indonesia lebih dari satu bulan yang lalu, acara malam ini sudah mereka rencanakan. Sayangnya karena Awan selalu menolak, acaranya selalu diundur. Sebenarnya, Jerry dan yang lain cukup memaklumi Awan menolak ajakannya. Toh, memang suasana club malam tidak akan cocok dengan semua orang. Mereka bahkan sudah mengadakan liburan bersama dua minggu lalu sebagai gantinya. Tapi disini Affisya sangat bersikeras kalau rencana awal mereka harus tetap dilaksanakan, dan Awan harus ikut.
Gemerlap lampu berwarna merah, biru, dan kehijauan berkedip teratur seakan mengiringi musik yang berdentum memenuhi telinga. Silau dan pengang, kombinasi yang sangat mengganggu untuk seseorang seperti Awan. Ini baru pertama kalinya Ia menginjakkan kaki di sebuah kelab malam. Seluas matanya berkeliling, yang Awan dapati hanya suasana berdesakan dimana banyak orang menari diiringi lagu yang juga bukan seleranya.
Sejak sampai, Awan langsung mengambil posisi di salah satu meja. Ia setia duduk di tempat yang sama sambil sesekali memperhatikan teman-temannya yang menari di keramaian. Beberapa kali saat Awan menatap ke tengah keramaian itu, Ia menemukan Affisya juga sedang balas menatapnya dengan senyum yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Rahasia
RomanceDari dulu aku mengagumi Awan, tapi tidak setelah kami menikah. Awan tidak sesempurna yang selama 12 tahun kukenal dari jauh. Awan sekarang tidak lebih dari seseorang yang dingin, angkuh, acuh, dan tidak berperasaan. Sepertinya perpisahan adalah yang...