Pagi harinya, Christy yang sudah terbangun lebih dulu, merasakan seperti berbeda didalam mulutnya itu, ia menghisapnya dan tidak ada asi yang terhisap olehnya, Christy pun membuka mulutnya dan ternyata yang ada didalam mulutnya itu bukanlah nipple dari payudara bundanya yang semalem ia hisap, tapi jari jempol abangnya yang ntah bagaimana ceritanya bisa tiba-tiba ada didalam mulutnya
Terlintas ide jahil di otaknya, Christy menggigit jempol Tian dengan cukup kuat
"AAWWW" teriak Tian yang merasakan sakit pada jari jempolnya, membuat Chika dan Alran terbangun dari tidurnya
"ADAW SAKIT DEK, LEPASINN!" lanjutnya dengan berteriak sambil merintih"kenapa sih bang? masih pagi udah teriak-teriak aja" ucap Alran yang masih memerjapkan matanya
"hey dedek, lepasin, kesakitan itu abangnya" ucap Chika yang melihat Christy masih menggigit jempol Tian
Chika menggelitik pinggang Christy agar Christy melepaskan gigitannya
"Aaaaa geelliiiii" ucapnya dengan tubuh yang menggeliat
Tian langsung menarik tangannya saat Christy membuka mulutnya
"nakal yaa dedek, sekarang suka gigit-gigit" ucap Chika yang sudah menghentikan kelitikannya
"mana coba liat bunda bang, yang digigit" lanjutnya"sakit banget bun, jangan dipegang dulu" ucap Tian memperlihatkan jempol yang tadi Christy gigit
"nanti di rendemin pake air es ya" ucap Chika yang diangguki Tian
"liat tuh, jempolnya abang hampir berdarah gara-gara dedek gigit, bunda gasuka ya dedek gigit-gigit kaya gitu" lanjutnya menatap Christy sambil mengomel"maaf" cicitnya dengan jari telunjuknya memainkan nipple Chika yang ada didepan wajahnya itu
"minta maaf sama abang" titahnya
"maaf abang" ucapnya dengan rasa sesalnya menatap ke arah Tian
Tian yang saat ini posisinya sudah duduk, menunduk menatap Christy sekilas, lalu fokus kembali melihat jempolnya yang ada bekas gigitan Christy yang masih sangat terasa sakit
Christy pun bangkit dari tidurnya menjadi duduk, ia berpindah duduk dipangkuan Tian dengan kepala yang disembunyikan di dada Tian, dan tangannya memeluk pinggang Tian
"maaf abang" ucapnya dengan lirih, sambil mendongak menatap Tian yang juga sedang menunduk menatap dirinya
Sementara Alran dan Chika hanya melihat kedua anaknya itu, dengan Alran yang masih memeluk Chika, kepalanya ia sandarkan dikepala Chika (gitu deh pokonya)
"sakit tau dek, nyeri banget ini kalo keteken" ucap Tian
"hiks.. maaf" ucapnya yang mulai menangis, karena rasa bersalahnya
"kok malah kamu yang nangis sih" heran Tian
"kan abang ga nangis, jadi nangisnya diwakilin sama dedek itu bang" celetuk Alran yang mendapati pukulan pada punggung tangannya oleh Chika
"diem ah mas! orang lagi serius juga anaknya" omelnya yang langsung membuat Alran terdiam
"Abanggg, maafin heuu...." ucapnya dengan tatapan memohonnya menatap Tian
Ingin sekali Tian memarahinya, tapi ia tidak ingin sampai membuat adiknya menjadi semakin sedih, dan untuk melampiaskan amarahnya. Tian memeluk erat Christy, sangat erat. Dan Christy juga memeluknya tak kalah erat dengan sambil masih terisak
Setelah beberapa menit, Tian yang sudah merasa amarahnya mulai teredam, ia melonggarkan pelukannya
"shuutt.. udah gapapa, Abang udah maafin dedek" ucap Tian dengan berbisik didekat telinga Christy tangannya mengusap kepala belakang Christy