60

2.4K 373 32
                                    

"bunda!" panggil Christy membuat Chika kembali membalikkan badannya menatap ke arahnya

"kenapa?" tanya Chika

"kalo ayah bikin bunda nangis lagi, bilang sama dedek ya!" ucapnya dengan serius membuat Chika terkekeh melihat wajah seriusnya
"ihh bunda! dedek seriussss" lanjutnya dengan kesal

"iya sayangg, nanti bunda bilang sama dedek kalo ayah bikin bunda nangis" jawab Chika

"nanti kalo ayah apa-apain bunda, bunda teriak aja yaa. nanti biar dedek langsung tolongin bunda" ucap Christy membuat Tian dan Chika terbahak
"ih! kenapa malah pada ketawa sih!" kesalnya

"apa-apain gimana tuh dek, maksudnya?" tanya Tian ditengah tawanya

"bunda tau yaa pikiran abang arahnya kemana!" omel Chika yang sudah berhenti tertawa

"eh! bukan gitu" gelak Tian yang langsung menghentikan tawanya

"yaa kalo ayah nya jahatin bunda, bikin bunda nangis, atau pukul bunda, bunda harus teriak pokonya yaa. yang kenceng. biar dedek langsung tolongin bunda" ucap Christy

"iya sayangkuu. nanti kalo ayah nya nakal, bunda teriak yang kenceng" ucap Chika sambil tersenyum
"yaudah, bunda masuk dulu yaa. jangan lama-lama loh main airnya" lanjutnya yang diiyakan kedua anaknya

Chika pun berlalu meninggalkan kedua anaknya memasuki rumah

Chika memasuki kamarnya, duduk ditepian kasur. punggung tangannya ia tempelkan dikening Alran untuk mengecek kembali suhunya

Alran yang memang tidak tertidur, hanya memejamkan matanya saja. ia membuka matanya menatap Chika

"sini... i need your hug" ucap Alran dengan suara yang terdengar lemah. tangannya menarik lengan Chika agar berbaring disebelahnya

Chika menurutinya. ia membaringkan tubuhnya disebelah Alran, dan Alran langsung memeluknya. menjadikan lengan Chika sebagai bantalan kepalanya, lalu menelusupkan wajahnya dileher Chika

Chika merasakan hembusan nafas yang terasa panas mengenai kulit lehernya. tangannya bergerak mengusap lembut kepala Alran. sesekali mencium pucuk kepalanya

"panggil dokter aja ya? kesini" ucap Chika dengan tangannya yang masih setia mengusap lembut kepalanya

Alran menggelengkan kepalanya "aku ga butuh dokter, aku butuhnya kamu" ucapnya tanpa mengubah posisinya

"uluhhh lagi sakit juga, masih sempet-sempetnya yaa itu mulutnya bilang kaya gitu" Chika mencubit sekilas pipi Alran

"beneran sayang.."

Chika tidak lagi membalasnya, ia lebih memilih diam saja. membiarkan suaminya kembali beristirahat. tangannya setia memberikan elusan lembut dikepala Alran. membuatnya kembali memejamkan matanya

~•Bersambung...•~

dah segitu dulu deh, ini part paling panjang ga seh
ga pernah se pegel ini jarinya, karena saking panjangnya part ini
run🏃🏃

Kesayangan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang