86

2.7K 478 30
                                    

Pagi hari

Chika yang sudah bangun dari tidurnya, menunduk menatap Christy yang masih terlelap. Menyingkirkan helaian rambut Christy yang menghalangi wajah anak itu, lalu ia kecup pipi nya dengan sayang

Memasukkan payudaranya, yang nipple nya sudah tak berada didalam mulut Christy entah sejak kapan. Chika mendudukkan dirinya, lalu turun dari kasur dan langsung berjalan memasuki kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar merasa lebih segar

Setelahnya, Chika membuka koper untuk menyiapkan pakaian kedua anaknya serta suaminya, untuk dipakai hari ini. Ia simpan pakaiannya di atas masing-masing kopernya

Chika berjalan ke arah pintu balkon. Ia membuka pintunya, dan melangkah ke balkon, dengan menutup kembali pintunya

Berdiri disana, Chika memeluk dirinya sendiri, dengan pandangan lurus ke depan. Ia sedang menikmati udara sejuk di pagi ini

Helaan nafas panjang Chika keluarkan. Isi kepalanya dipenuhi dengan sikap Christy yang seharian kemarin sangat berbeda padanya. Entah hingga kapan anak itu akan bersikap seperti ini pada dirinya

Saat sedang sibuk dengan isi kepalanya, ia terkejut saat merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya 

"Ck! Bikin kaget aja ih" kesal Chika menatap wajah Alran yang sedang memeluknya dari belakang, dengan kepala yang ia sandarkan di bahu Chika

"Kamu ngapain disini? Dingin sayang" ucap Alran yang sesekali mengecup leher Chika

"Enak udaranya. Sejuk" jawab Chika yang sudah kembali menatap lurus ke depan

Hening sesaat. Chika yang masih setia menatap lurus ke depan, dan Alran yang sedang mendusel di leher samping Chika

"Mas" panggil Chika

"Hm" sahut Alran berdehem

"Dedek hari ini sikapnya bakal masih sama kaya kemarin ga ya, ke aku"

Alran menegakkan tubuhnya, membalikkan tubuh Chika agar menghadapnya. Kedua tangannya menangkup pipi Chika. Ia menatap mata Chika yang terlihat sembab. Mencium kedua mata Chika dengan lembut, membuat Chika memejamkan matanya

"Dedek pasti bakal bersikap kaya biasanya lagi ke kamu sayang. Dia mana bisa jauh dari kamu. Yakin banget aku, ga bakal lama dedek kaya gini"

"Tapi, kalo ternyata dedek malah gini terus gimana?" Tanya Chika dengan suara yang lirih
"Mas.." lanjutnya memanggil Alran

Alran mengangkat kedua alisnya sambil berdehem

"Gimana caranya biar mimpi itu hilang dari ingatan dedek? Aku ga mau bikin dedek berlarut ketakutan karena mimpi itu. Aku kira, dedek udah bener-bener lupain mimpinya" ucap Chika yang tanpa sadar, air mata nya sudah mengalir di pipi nya
"Dedek kaya ngebatasin dirinya sama aku... Aku harus gimana mas? Aku bingung banget.. apa aku pergi aja buat beberapa hari? Biar dedek tenang dulu, dan-"

"Sayangg apasih ngomongnya" sela Alran

"Aku ga bisa mas kalo harus kaya gini. Kasian dedeknya"

"Nanti kita ngobrol sama dedek"

"Hheeuukkk.. huwaaa" tangis dari dalam kamar terdengar ke balkon

Chika dan Alran yang mendengar itu, segera memasuki kamar

Chika menghampiri Christy, yang sedang menangis kecil di atas kasur

"Shhuutt.. kenapa, kenapa?" Tanya Chika dengan lembut, sambil mendudukkan dirinya di tepi kasur. Ia bawa tubuh Christy ke pangkuannya menghadap dirinya

"Hikss hikss hhuu huu"

"Kenapa hum? Dedek mau apa sayang?" Tanya Chika sambil mengusap pelipis hingga kepala Christy

Kesayangan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang