Mang Ujang, yang sudah berada di teras, menyimpan segelas kopinya dimeja, lalu berjalan ke arah mobil Alran yang terparkir asal, lalu memasukkannya kedalam garasi
Setelah memasukkan mobil majikannya kedalam garasi, mang Ujang berjalan kembali ke kursi yang ada di teras, dan sudah terlihat mang dudung yang juga sedang terduduk disana
Duduk dikursi kosong samping mang dudung, menyeruput kopinya, dan menyimpan kembali kopinya di meja
"dung, bapa kunaon nya? tadi katinggalna teh asa berantakan pisan" tanya mang Ujang kepada mang dudung (dung, bapa kenapa ya? tadi keliatannya kaya berantakan banget)
"kayanya teh lagi ada masalah sama si ibu. soalnya tadi teh pas abis jemput non angel pulang sekolah, Bu Chika teh minta mampir dulu ke resto. terus dudung liat, Bu Chika keluar dari resto kaya buru-buru gitu, ternyata teh pa Aran nyusul dibelakangnya, dudung sempet denger ada salah paham sih kayanya diantara si ibu sama bapa" jawabnya
"euleuh, terus Bu Chika na kamana? naha dudung uih teh teu sareng Bu Chika na" (terus Bu Chika nya kemana? kenapa dudung pulang ga sama Bu Chika nya)
"Tadi teh dudung di piwarang uih tipayun ku Bu Chika, a. saurna teh si ibu Bade uih sareng den Tian wae senah"
(tadi dudung disuruh pulang duluan sama Bu Chika, a. katanya tuh si ibu mau pulang sama den Tian aja)Keduanya terus mengobrol, dudung juga menceritakan saat diperjalanan, Chika dan Christy yang sempat menangis. entahlah, dirinya tidak tau masalah yang sedang dihadapi oleh majikannya itu, dan tidak ingin ikut campur juga, karena tidak punya hak
-
Pukul 8 malam, Alran terbangun dari tidurnya. Mendudukkan tubuhnya, menundukkan kepalanya ke arah kasur
"sshhh" ringisnya seraya memijat pelipisnya karena rasa sakit pada kepalanya
Alran menegakkan kepalanya, memalingkan pandangannya ke sekeliling kamarnya, yang terlihat sangat sepi itu
Menghela nafasnya dalam, lalu meraih ponselnya yang berada didalam saku celana, berniat untuk menelpon sang istri
Beberapa kali menelponinya, tetapi satu panggilan pun tidak ada yang diangkat olehnya.
"ga aktif" gumamnya
Alran beralih menelpon Christy, hasilnya sama saja, tidak diangkat, dan tidak aktif. Sama halnya dengan Tian
"kenapa gaada yang aktif!" geramnya
"ck! kalian pasti sengaja ga aktifin hpnya" lanjutnyaMengusap kasar wajahnya, dadanya naik turun dengan cepat, serta nafasnya yang memburu. Kedua tangannya mencengkram kuat seprei kasur itu. Ia sangat marah pada dirinya sendiri, karena sudah membuat orang yang ia cintai itu merasakan sakit pada hatinya, ditambah kesalahan pahaman yang terjadi sore tadi
Hubungannya yang sedang tidak baik dengan istrinya, ditambah kejadian sore tadi. bukannya semakin membaik, justru malah semakin memburuk. bukan ini yang dia inginkan!
Alran melempar sembarang hp nya di kasur, bangkit dari kasur, membuka dan menyimpan asal sepatunya disisi ranjang, lalu berjalan memasuki kamar mandi
••••
Tian memarkirkan mobilnya di depan minimarket. Ia turun, keluar dari mobil diikuti Christy lalu Chika
Ketiganya berjalan memasuki minimarket tersebut, untuk membeli cemilan, karena perjalanan mereka masih cukup jauh
Singkat waktu, ketiganya sudah kembali memasuki mobil. Tidak langsung melajukannya, Tian membuka terlebih dahulu kaleng kopi yang tadi ia beli, lalu meminumnya