Siang harinya Chika sedang rebahan di sofa kamarnya dengan Christy yang berada diatas tubuhnya dengan kepala yang ia tidurkan di dada bundanya itu, sambil menonton kartun favoritnya
Tangan kiri Chika tergerak mengelus lembut kepala Christy
"badannya dedek masih sakit-sakit?" tanya Chika
"iyaa, badannya kaya pegel-pegel gitu rasanya" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari tv
"bunda pijitin mau?"
"nanti aja, dedek masih mau kaya gini"
Chika mengangguk dan tangannya setia mengelus kepala anak itu
Pintu kamar terbuka, dan masuklah sosok pria remaja berjalan menghampiri bunda dan adiknya yang berada disofa
Tian duduk dibawah sofa depan Christy, tangannya tergerak mengacak rambut Christy dengan pelan
"ayahnya kemana bang?" tanya Chika, karena Alran dan Tian sebelumnya ada diruang keluarga untuk menonton bola
"tidur disofa bawah" jawab Tian
"tidur lagi? padahal beberapa jam yang lalu baru bangun" heran Chika
"namanya juga kebo bun" celetuk Tian
"ga sopan kamu bang, itu ayah kamu sendiri"
"emang beneran kebo kan? masa baru bangun tidur belum lama udah tidur lagi coba"
"yaa masa ayahnya sendiri dikatain kebo"
"emang ayah kebo bun, tidur terus"
"lagi cape banget kayaknya ayah"
"iya kebonya lagi cape, makanya tidur terus"
"abang! yang sopan!" tegur Chika
"hehe bercanda bunda peace" ucap Tian sambil menunjukkan deretan giginya dan mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya ✌️
"berisik! dedek lagi nonton" omel Christy
"ih, takut banget loh ini yang lagi sakit, masih bisa ngomel-ngomel ternyata bun" ucap Tian
"udah diem aja bang" ucap Chika
"gemes banget ini hem" ucap Tian dengan gemas mencubit pelan pipi Christy
"ndak mau cubitt heeuk heeuk" rengeknya
"bilang yang baik sama abangnya, jangan cubit-cubit dedek abang" ucap Chika dengan lembut
"suruh siapa ini punya muka gemes banget hm, kan abang jadi gabisa nahan gemes kalo liat muka dedek tuh" ucap Tian dengan tangan yang tergerak mengelus pipi Christy
"ga ngaca abangnya ya dek? padahal mukanya abang juga ga jauh beda sama dedek" ucap Chika mencubit gemas pipi Tian
"ih, kok jadi abang yang dicubit-cubit sih bun" kesal Tian