⚠️Warning⚠️
Kata-kata kasar dan tidak beradab
bertebaran, dimohon untuk tidak
meniru. Sekian-000
Ocehan panjang lebar Juyang tidak cukup untuk mengulur waktu. Pada akhirnya, perkelahian tetap terjadi.
Seoyeon tidak tahu keadaan teman-temannya karena dia terlalu sibuk meladeni dua lawan sekaligus. Beberapa kali kena tonjok, membuat semangatnya untuk menang jadi makin membara.
"Hei, apa-apaan kalian ini, dasar cecenguk payah. Aku nggak keberatan kalian dipukul dua anak bantet itu, tapi nggak kalo kalah karena dipukul cewek!"
Seoyeon melihat ke arah Grape. Cowok itu baru saja mendorong Juyang setelah dia memghajarnya. Sekarang, dia sedang melangkah ke arah Seoyeon.
"Hei, kau begini hanya untuk bela pacarmu? Sampai rela wajahmu lecet begitu, memang apa hebatnya Park Humin?" Grape berdecih sinis.
"Setidaknya dia lebih bermartabat dari pada cecenguk seperti kalian. Beraninya main keroyokan." Seoyeon balas berdecih sinis. Dia menatap Grape tajam.
"Apa-apaan bedebah ini!"
Suara teriakan salah satu anak Hyungshin mengambil alih perhatian Seoyeon juga Grape.
Disana, tampak Sieun sedang memegang plastik sampah yang membungkus kepala cowok Hyungshin yang baru saja berteriak. Disekitar mereka, sampah-sampah berserakan.
"Kantong sampah dan sabuk. Main kasar ya dasar cecenguk licik."
Sieun menoleh ke arah seseorang yang baru saja bicara. Tatapannya yang dingin penuh intimidasi tidak berubah. Dia bahkan tidak bergerak dari posisinya dan masih menawan satu cowok Hyungshin.
"Kalian yang bergerombol segeng, untuk menangkap aku satu orang saja, menggerutu kalau aku curang? Apa kalian nggak merasa tolol?"
Kata-kata Sieun berhasil membuat para cowok Hyungshin itu malu. Tentu saja, karena apa yang dikatakannya memang benar.
"Dengar itu?" celetuk Seoyeon, menarik perhatian Grape kembali padanya. "Aksi kalian ini, cuman bakal bikin malu aliansi, organisasi berandal yang kau agung-agungkan itu. Katanya isinya pentolan-pentolan terbaik Yeongdeungpo, tapi buat nangkep satu orang saja butuh sekampung yang datang. Malu lah, brengsek!" Seoyeon mencela tanpa takut.
Emosi Grape dengan sukses terpancing. Dia yang bersikap paling santai dari yang lain mulai kelihatan siap melayangkan tinju karena marah.
"Kau berani sekali. Apa menurutmu, karena Park Humin pacarmu, tidak akan ada yang berani padamu?"
"Tidak tuh," seloroh Seoyeon. "Buktinya, dua temanmu berani padaku dan kau sendiri..." Seoyeon melirik tangan Grape yang mengepal di sisi tubuhnya. "Tidak perlu menahan diri begitu, pukul saja kalau mau. Oh, atau jangan bilang alasan klise seperti kau bukan tipe orang yang memukul perempuan. Itu sengat menggelikan."
Tidak tahan lagi dengan ejekan terus menerus dari Seoyeon, Grape yang sudah benar-benar terpancing emosi langsung melayangkan serangan mendadak. Itu berhasil memukul Seoyeon sekali.
"Cih, banci."
Seoyeon balik melawan. Melakukan berbagai teknik serangan juga terkadang menahan pukulan. Kata-kata Seoyeon tampaknya benar-benar membuat Grape tersinggung. Sekarang Seoyeon agak menyesal, dia bisa mengukur kemampuan bertarung Grape lebih baik dari beberapa orang yang sudah dia lawan sejauh ini.
Setelah pukulan dan serangan terus menerus. Seoyeon melakukan tendangan ke arah perut hingga Grape terdorong mundur. Rok Seoyeon agak tersibak, untungnya dia selalu ingat memakai shortpans.
Grape yang mendapatkan serangan, dengan kesal melanyangkan tinjunya. Membalas Seoyeon, tapi gadis itu lebih handal dari dugaannya. Grape bahkan sempat berpikir bahwa level Seoyeon berada di atasnya. Gadis ini benar-benar mahir berkelahi, dan dalam pertarungan mereka, Grape merasakan perasaan familiar saat dia membaca tipe-tipe serangan yang digunakan Seoyeon. Dia merasa bahwa dia pernah dihajar oleh serangan yang sama, cuman yang ini agak sedikit lebih lemah.
Pikiran Grape buntu selama pertarungan. Dia sulit mengingat siapa yang memiliki tipe serangan yang sama. Sampai akhirnya, ketika jeda pertarungan, seseorang tiba-tiba menendang punggungnya dari belakang sampai dia tersungkur.
"Bajingan sialan, berani-benarinya..."
"Berani-beraninya kau mukul cewek?" kata seseorang yang menendangnya sekaligus menyela perkataannya.
Bahkan Seoyeon juga terkejut atas bantuan tidak terduga itu. Dia melihat siapa yang membantunya dan menemukan sorang cowok jangkung berseragam Eunjang berdiri tampak menjulang di hadapannya. Poninya yang panjang membuat matanya tertutup.
"Kau baik-baik saja, Nona?" Cowok itu bertanya, dan Seoyeon yang masih agak terkejut menjawab dengan anggukan.
"Tinggi banget orang ini." Batin Seoyeon.
"Gayool!" seru Juntae, wajahnya yang babak belur kelihatan legah melihat kedatangan si cowok jangkung.
"Sialan!" umpat Grape. Dia bangkit berdiri dan menantang Gayool hanya dengan tatapannya.
Gayool menarik Seoyeon ke belakang tubuhnya, seolah-olah melindunginya. Seoyeon lagi-lagi terpaku saat melihat bagaimana jangkungnya Gayool dari belakang. Bahkan ketika Grape mulai melayangkan serangan dan Gayool menggunakan kakinya untuk menendang, Seoyeon lagi-lagi terpukau.
"Kakinya sepanjang itu...astaga, kelihatannya delapan puluh persen bagian tubuhnya adalah kaki."
"Seoyeon, kau nggak papa?" tanya Juntae, kelihatan khawatir. Tapi Seoyeon lebih khawatir padanya karena wajah Juntae lebih parah bonyoknya.
"Aku nggak papa, kau sendiri parah banget. Kayaknya harus ke rumah sakit."
"Nggak papa kok, pakai obat apotik saja sudah cukup," kata Juntae, Seoyeon hanya mengangguk saja meski tidak yakin.
Kedatangan Gayool tidak lantas membuat keadaan membaik. Terjadi perkelahian di dua sisi. Antara Sieun dan Juyang yang bekerja sama melawan antek-antek Hyungshin, dan Gayool yang melawan Grape.
Seoyeon yang sudah merasa lelah, tanpa sadar merosot jatuh terduduk. Dia melihat ke arah Gayool yang juga sudah lelah karena sepertinya juga baru saja bertarung sebelum datang membantu mereka.
Gayool berhasil memukul Grape dengan keras sampai cowok itu jatuh ke aspal. Namun karena kelehan, Gayool jadi agak lengah dan dia berhasil dicegat oleh beberapa anak Hyungsin. Mereka menahannya agar Grape bisa memukulnya.
Merasa situasi akan jadi buruk, Seoyeon bangkit berdiri dan hendak menolong. Tapi sebuah lemparan kaleng yang mengenai jidat Grape dengan sangat keras membuat cowok itu tumbang seketika.
Semua pandangan langsung tertuju ke arah Sieun, dialah yang melempar kaleng tersebut.
Melihat ketua mereka tumbang, antek-antek Hyungshin yang lain jadi ciut.
"Kalau nggak mau lihat darah lagi, jangan keras kepala dan pergilah keparat-keparat sialan!"
To Be Continued
A/nMaaf lama update, aku lagi nyusun draft cerita lain. Karena ada banyak juga cerita yang masih on going. Aku bakal usahain buat lebih konsisten up cerita ini mulai sekarang, tapi nggak nutup kemungkinan buat up cerita lain juga.
See you~

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡʜᴄ: ᴡᴇᴀᴋ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ ✓
FanfictionRumor itu menyebar dan dalam sekejap, kehidupan tenang Geum Seoyeon mulai terusik. Weak Hero Class | Fanfiction Geum Seoyeon ft All Char WHC Alternative