weak heroine - 09

343 61 2
                                    

⚠️Warning⚠️
Kata-kata kasar dan tidak beradab
bertebaran, dimohon untuk tidak
meniru. Sekian-

000

Tampaknya saudaranya benar-benar membuktikan perkataannya untuk mengatasi sendiri masalah yang menyeret Seoyeon. Berkatnya, Seoyeon bisa mengikuti tiap kelas serta berhasil mencapai target nilai pada pra ujian.

Tidak ada lagi anak Yuseon yang mencegatnya. Seoyeon sepertinya hanya terlalu percaya diri bahwa tindakannya akan menarik perhatian, padahal itu hanya tindakan kecil yang melibatkan berandal kelas rendahan. Foto yang beredar tentangnya dan Humin juga sudah hilang dari macebook.

Akhir-akhir ini tidak ada masalah yang terlalu berat untuk dipikirkan. Seharusnya tetap begitu. Seoyeon tidak pernah memperkirakan bahwa setelah hura hara dengan Yuseon, kini justru Hyungshin lah yang mulai membuat masalah.

Hampir di setiap sudut Noryangjin, rompi merah khas anak-anak Hyungshin terlihat. Berandal-berandal itu berkeliaran sambil mencegat anak-anak yang lewat, sejauh ini anak Eunjang menjadi target terbesar mereka.

Seoyeon sebenarnya tidak ingin ikut campur. Tapi kian hari, anak-anak Hyungshin yang hanya menganggu anak Eunjang semakin tidak tahu diri, membuatnya muak.

Penindasan itu terjadi setiap hari. Keberadaan anak-anak Hyungshin itu sukses mengusik tidak hanya anak-anak Eunjang yang memang ditargetkan, tapi juga anak-anak dari sekolah lain yang sering berlalu-lalang di sekitar area Noryangjin.

Meski tidak menjadi target, anak-anak yang lewat dan menyaksikan secara kebetulan merasa ketakutan. Mereka menyebar intimidasi tidak hanya pada target mereka, tapi juga pada lingkungan tempat mereka berulah.

Sore itu, Seoyeon pulang sendirian seperti biasanya, melewati jalanan Noryangjin yang selalu ramai oleh anak sekolah yang baru saja menyelesaikan sesi bimbel mereka. Dia baru saja melewati gang di antara dua bangunan saat dia mendengar suara ganjil, membuatnya mengambil langkah mundur.

Tiga cowok dengan rompi merah khas SMA Hyungshin tampaknya hendak melakukan sesuatu pada seseorang yang mereka jorokan ke sudut gang.

Seoyeon menahan langkahnya. "Tidak, jangan ikut campur lagi." Dia melepaskan niat untuk menolong yang sejenak dia rasakan dengan terpaksa, mengambil satu langkah lagi untuk mundur.

"Geum Seoyeon?"

Seoyeon menoleh atas penggilan barusan. Dan dia melihat Sieun mendekat dari arah kirinya. Bukannya fokus pada wajahnya, fokus Seoyeon justru langsung tertuju pada seragam sekolah Sieun dan dia bergumam pelan saat menyadari sesuatu, "ular putih dari Eunjang."

"Yoon Sieun." Seoyeon melambai kecil, menyuruh Sieun mendekat. Dilihatnya alis Sieun berkerut bingung ketika cowok itu tiba di hadapannya.

"Salah satu temanmu kulihat baru saja di seret oleh anak Hyungshin ke gang sebelah sana....eh?" Seoyeon mengejrap dan terdiam seketika saat Sieun langsung berlalu melewatinya begitu saja.

Seoyeon pikir, Sieun tidak peduli, tapi dia agak terkejut saat melihat Sieun masuk ke gang yang ditunjuknya, dimana anak-anak Hyungshin membawa salah satu anak Eunjang tadi.

Seoyeon pergi untuk melihat. Dia menyembunyikan dirinya di samping gedung, tidak langsung masuk ke dalam gang. Mengintip apa yang akan terjadi, karena sama seperti orang-orang, dirinya pun penasaran sosok seperti apa itu Ular Putih Eunjang.

Tidak hanya ada Sieun di sana, ada anak Eunjang lain selain anak berkacamata yang ditindas. Cowok itu berambut pirang dikuncir, berproporsi agak pendek, tapi kelihatannya bisa berantem.

"Seo Juntae, kenapa wajahmu? Apa karena keparat ini lagi?" Nada suara Sieun sedingin biasanya, tapi ada intimidasi yang bisa dirasakan begitu nyata.

Seo Juntae, si cowok berkacamata itu segera memberikan pembelaan, "Sieun, bukan...Jin Teo malah bantu aku," katanya.

"Bantu apaan, brengsek." Jin Teo, si rambut pirang kuncir mengumpat. "Kenapa juga aku bantuin. Sialan," katanya, dia berdecih sinis dan hendak pergi meninggalkan gang.

Mengabaikan Teo, dan tiga anak Hyungshin, Sieun berbicara pada Juntae dengan santai, "Juntae, ayo pergi," ajaknya.

"Eh?" Juntae tertengun sesaat sebelum menjawab, "iya." Dia lalu bangkit berdiri dan mulai mengikuti Sieun dan Teo yang berjalan paling depan.

Seoyeon yang masih berada di posisinya, mengintip, merasa sedikit kecewa. Niatnya ingin melihat bagaimana Ular Putih Eunjang beraksi, tapi melihat Sieun pergi begitu saja bersama teman sekolahnya, tidak sesuai ekspetasinya.

Seoyeon menyerah dengan cepat dan akan pergi juga, tapi suara umpatan penuh kekesalan dari tiga cowok Hyungshin membuat Seoyeon maupun tiga anak Eunjang yang hampir mencapai jalan keluar gang, jadi berhenti lagi.

"Mau kemana kalian cecenguk-cecenguk, sialan!"

"Heh! Lobak kuning, udah belagak, sekarang mau kabur?"

Panggilan yang ditunjukan untuknya membuat wajah Teo memerah karena kesal.

"Dasar para cecenguk Eunjang ini. Cara kalian buat kabur ketakutan ada-ada aja ya?"

Seoyeon ikutan kesal melihat lagak dua cowok Hyungshin itu. "Dasar mulut besar. Sial, aku malah jadi pengen nonjok."

Cowok Hyungshin itu masih terus bersuara, memancing Sieun dan teman-temannya. "Kalian semua udah mampus, dasar kerdil-kerdil ini. Sini kalian bertiga, ayo kita main? Bakal selesai dalam lima menit, kok." Cowok itu melambaikan tangannya, memanggil-manggil seperti Sieun dan temannya adalah anak kecil.

Sieun berbalik, menatap langsung salah satu anak Hyungshin yang melambai-lambaikan tangannya. "Oke." Dia menjawab dingin. "Lima menit sepertinya boleh juga. Yuk main."

Tapi tiga anak Hyungshin itu malah merespon jawaban Sieun dengan gelak tawa, mereka meremehkannya. Namun belum selesai tawa mereka, Teo berbalik dan bergerak cepat meninju salah satu anak Hyungshin dengan brutal.

Dua anak Hyungshin lainnya terkejut karena Teo bergerak cukup gesit. Bahkan Seoyeon.

Terlalu terpaku akan aksi Teo, salah satu anak Hyungshin tidak menyadari serangan dari belakang punggungnya.

Sieun menyerang dengan tas, mengaiktan tali tas tersebut ke leher cowok Hyungshin dan menariknya dengan keras ke belakang sampai cowok itu terpelenting dan jatuh. Tidak memberikan kesempatan musuh untuk melawan, Sieun langsung menendang cowok itu dan menginjaknya tepat di wajah, membuat cowok itu langsung babak belur.

Melihat dua temannya tumbang, satu cowok Hyungshin yang tersisa malah menyerang Juntae yang sudah babak belur karena dihajar sebelumnya. Seoyeon yang menyaksikan itu mengerang tertahan, sebelum dia keluar dari persembunyiannya dan menerjang cowok Hyungshin yang hampir akan membuat wajah Juntae makin hancur.

"Bedebah sialan!"

To Be Continued

ᴡʜᴄ: ᴡᴇᴀᴋ ʜᴇʀᴏɪɴᴇ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang