EP - 04

9K 521 20
                                    

Camelia POV

~~~

Hai, kenalin namaku Camelia Anjani. Camelia adalah nama yang pertama kali kudengar dari Paman dan Bibiku saat aku baru terbangun dari tidur panjangku disebuah rumah sakit. Sedangkan Anjani adalah nama pemberian Ibu Panti yang telah menolong hidupku.

Dulu dibelakang namaku sempat tersemat nama keluarga Mahawirya sebelum aku mengecewakan mereka dan menghancurkan semuanya.

Cukup panjang ceritanya mengapa belakang namaku kehilangan nama itu. Tapi aku akan menuangkannya secara singkat untuk kamu yang ingin membaca perjalanan hidupku.

Singkat cerita aku adalah anak dari bagian keluarga Adyaksa. Begitulah yang aku tahu ketika pertama kali terbangun disebuah rumah sakit dengan ingatan yang hilang. Dan saat itu yang kulihat pertama kali adalah sepasang suami istri yang mengakui diri mereka sebagai Paman dan Bibiku. Mereka memanggilku Camelia dan mengatakan bahwa aku adalah bagian keluarga mereka.

Diawal perkenalanku dengan Paman dan Bibiku, mereka terlihat cukup baik kepadaku. Meskipun tidak sebaik layaknya kami adalah keluarga yang cukup dekat. Setidaknya mereka tidak mengabaikan kehadiranku. Bahkan mereka mengenalkanku pada seorang gadis kecil seumuranku yang selalu menyambutku dengan senyuman manisnya. Namanya Leira. Nama yang cantik seperti wajah dan kepribadiannya. Leira itu adalah putri tunggal dari Paman dan Bibiku. Sayangnya gadis kecil cantik itu ternyata memiliki penyakit bawaan yang membuatnya tak bisa sering-sering bermain bersamaku.

Lambat laun setelah seminggu aku tinggal bersama keluarga mereka, tiba-tiba saja Paman dan Bibiku mulai memperlakukanku dengan kasar dan sering memakiku dengan ucapan yang tak ku mengerti. Aku tak tahu apa kesalahanku sehingga mereka menjadi sering memukulku dan memakiku. Padahal aku sudah menjadi gadis kecil yang baik dan selalu menuruti perkataan mereka.

Yang kuingat, saat itu Bibi pernah memarahi Paman karena aku bisa masuk kedalam keluarga mereka sebab keinginan Pamanku. Namun nyatanya aku bukanlah anak yang mereka cari.

Anak yang mereka cari? Aku tak mengerti maksud omongan Bibiku saat itu. Aku hanya bisa diam setiap kali mereka memperlakukanku dengan kasar dan bahkan tak segan melukai tubuhku dengan benda tajam. Aku tak bisa melakukan perlawanan apapun saat itu karena aku yang bingung harus mencari bantuan kemana dengan memori lamaku yang bahkan tak kuingat sekalipun.

Hanya Leira dan Mbak Rina yang selalu menemani dan menyemangatiku serta membersihkan lukaku setiap kali aku mendapatkan luka itu. Leira dan Mbak Rina pernah berkata bahwa mereka menyayangiku sehingga mereka ikut merasa sedih jika aku terluka.

Hingga pada suatu waktu, saat itu aku sedang menunggu sendirian didalam gudang yang gelap gulita dengan tubuh yang penuh lebam akibat pukulan dan siksaan dari Paman dan Bibiku setelah mereka menuduhku mencelakai Leira.

Aku tidak mencelakai Leira. Leira terjatuh setelah tak sengaja menginjak mainannya sendiri saat itu. Dan akhirnya membuat kepala Leira membentur ranjang kayu miliknya dengan cukup keras. Tentu aku merasa sangat panik dengan keadaanya. Bahkan saking paniknya aku diam saja ketika Paman dan Bibiku melukaiku dan menuduhku sebagai tersangka yang mencelakai Leira. Tapi tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa asal Leira cepat menerima pertolongan dan tidak menerima kemarahan dari Pamanku karena kecerobohannya. Jujur saja aku beberapa kali melihat Pamanku memarahi Leira tanpa sepengetahuan Bibiku setiap kali Leira melakukan kesalahan yang tidak disengaja olehnya.

Aku meringkuk penuh ketakutan didalam gudang gelap itu. Hanya sebuah boneka kelinci usang pemberian Leira yang menemaniku sejak semalam ketika aku harus terkurung didalam gudang itu setelah menerima pukulan Paman dan Bibiku. Bahkan aku tidak menerima asupan makanan sedikitpun sejak sehari sebelumnya. Badanku terasa lemas ditengah ketakutanku.

CAMELIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang