[3] : Berkemas

3.3K 198 6
                                    

Setumpuk berkas yang berserakan diatas meja kerjanya, telah membuat mata Kevin kelelahan melihatnya. Namun, pria itu masih enggan untuk berhenti menatap setiap berkas tersebut dan memeriksanya dengan begitu teliti.

Tok! Tok! Tok!

Akhirnya ketukan pintu itu berhasil menghentikannya untuk sesaat. "Masuk."serunya seraya menutup berkas yang ada ditangannya kini.

Sasha, sekretarisnya, melangkah masuk seraya membawa beberapa map ditangannya. "Sir."sapanya dengan suara lembut.

"Ada apa?"tanya Kevin dengan nada dinginnya.

Sasha melangkah mendekat dan meletakkan map tersebut dimeja Kevin. "Ini berkas untuk meeting nanti, Sir. Jam 2 nanti juga ada pertemuan dengan 4 pemegang saham dan jam 5, Anda memiliki janji dengan Mr. Edwin, Sir."jelasnya.

Kevin mengangkat sedikit kepalanya, menatap tajam kearah Sasha dan kemudian berkata padanya dengan suara rendah, "Batalkan janjiku dengan Mr. Edwin hari ini."

"Eh?"ucap Sasha sedikit kaget ketika mendengarnya.

Kevin menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi. "Aku memiliki janji lain malam ini. Jadi, batalkan janjiku dengan Mr. Edwin hari ini atau kau bisa mengatur jadwal pertemuan kami lagi dilain waktu."jelas Kevin padanya.

"Baik, Sir."kata Sasha dengan singkat. Tanpa banyak berkomentar lagi, Sasha pun memilih untuk berjalan keluar.

Setelah Sasha keluar dari ruangannya, Kevin sedikit memejamkan matanya. Tangan kanannya memainkan pulpen miliknya.

Ting! Ting! Ting!

Deringan telponnya membuatnya kembali membuka matanya. Ia pun meletakkan telponnya pada telinganya. "Halo."sapanya dengan suara datar.

"Halo, Vin. Apa kau sedang sibuk?"suara Nic terdengar diseberang sana.

Perlahan, Kevin menggerakan tangannya untuk membuka berkas meetingnya nanti yang dibawakan Sasha untuknya tadi. "Tidak untuk saat ini. Namun, nanti aku memiliki sejumlah rapat. Ada apa, Nic?"tanyanya.

"Oh. Tidak. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa hadiahmu sudah tiba. Dan kau tahu, aku kecewa atas hadiahku ini. Lagi-lagi, kau memberiku mobil sport. Apa ini keluaran terbaru lagi?"

Kevin memutar bola matanya, tersenyum tipis dan bergumam lirih, "Entahlah. Namun, sepertinya, ya. Aku meminta Jim yang menyiapkannya."

"Ehm, sepertinya ini memang keluaran terbaru. Aku sungguh kecewa. Kau tahu, setiap ulang tahunku, kau selalu memberiku mobil sport. Meskipun kau tak lelah membelikannya untukku, namun, aku cukup lelah untuk menyimpannya lagi. Lain kali, berikan hadiah yang lain saja, oke?"

Kevin menggelengkan kepalanya pelan tanpa mengalihkan pandangan matanya dari berkas-berkasnya. "Baiklah. Lain kali, mungkin aku akan memberikanmu jet, jika kau menginginkannya."

"Tidak. Aku tak ingin jet. Aku sudah memilikinya. Berikan aku sebuah Heli saja. Heli yang cukup sama saja dengan Heli milikmu itu. Aku cukup membutuhkannya."

"Baiklah."jawab Kevin dengan singkat.

"Eh, Vin, tapi, apakah mobil sport ini Limited Edition?"

Kevin mengangkat perlahan bahunya dengan tangannya tetap fokus membolak-balikkan halaman pada berkasnya. "Entahlah. Sudah kukatakan, Jim yang menyiapkannya untukmu."katanya.

"Oh. Tapi sepertinya memang Limited Edition. Jason mengatakan mobil sport ini hanya diproduksi sebanyak 3 didunia ini. Dan aku pria yang cukup beruntung karena memiliki salah satunya."

Kevin mengukir senyuman tipis diwajahnya. "Benarkah? Selamat kalau begitu."gumamnya.

"Baiklah. Aku tak ingin menganggumu lagi. Kau sepertinya sangat sibuk saat ini. Bye."

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang