[76] : Terungkapnya Kebenaran

1.9K 214 26
                                    

#195 in Romance
101k views & 11.8k votes
- 02 Agustus 2017 -

.

.

.

.

.

Thanks for 100k viewers. Love you all😘

Happy reading!

.

.

.

.

.

Ting! Ting!

Beberapa kali terdengar deringan ponsel yang bergema diruangan tersebut. Ruangan dimana itu adalah kamar tidur dari dua sosok insan yang masih tampak terlelap tidur diatas tempat tidur berukuran medium-size, ber-cover dan berselimut putih, dan tanpa sehelai benang pakaian pun yang membaluti tubuh keduanya.

Kevin sedikit mengerjapkan matanya kala suara deringan ponsel kembali terdengar berbunyi keras dan bergema hampir diseluruh kamar tidur. Dan saat kesadarannya mulai menghampirinya, ia menyadari bahwa suara deringan ponsel itu adalah suara deringan ponsel miliknya.

Ia mendengus kesal saat matanya samar-samar melirik kearah jam yang tergantung di dinding, dimana jam baru menunjukkan pukul 7 pagi.

Baiklah. Ini memang tidak lagi terlalu pagi. Dulu, ia pun selalu terbangun lebih pagi daripada ini. Namun, mengingat ia baru dapat terlelap tidur saat subuh jam 3 pagi tadi. Meski sebenarnya, dulu ia bahkan sering tak tidur semalaman untuk mengurusi pekerjaannya.

Namun, apa yang ia lakukan kemarin malam, itu jauh lebih melelahkan dan sangat menguras tenaganya. Sebuah pekerjaan yang sangat terhormat dan sakral untuk seorang suami.

Deringan ponsel lagi-lagi terdengar berbunyi dengan kerasnya, membuat Kevin tak punya pilihan lain selain memilih menggerakkan sebelah tangannya keatas meja nakas disebelahnya dan mencari keberadaan ponselnya itu disana.

Ia pun sedikit melirik kearah sosok wanita yang masih terlelap disebelahnya itu.

Sebelah lengannya tampak menjadi sandaran kepala sosok wanitanya itu terlelap, sementara sebelah tangan lainnya pun akhirnya dapat menemukan keberadaan ponselnya.

Ia menatap nama si penganggu paginya itu, yang tampak tertera dilayar ponselnya.

'Jim Calling.'

Kevin mengernyitkan sedikit keningnya kala menatap nama yang tertera dilayar ponselnya itu.

Seharusnya sosok Jim tak akan menelponnya pagi-pagi seperti ini jika tak ada hal yang mendesak. Segera Kevin pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Sir. Maaf, Sir. Aku tahu, di Jakarta ini masih dan aku justru harus mengganggumu sepagi ini." Suara Jim terdengar diseberang sana.

Kevin sedikit menghembuskan napasnya. "Baiklah. Tak masalah. Katakanlah saja alasan mengapa kau menghubungiku?"

"Ini tentang sosok Mr. Dennis McKenzie, Sir."

Rahang Kevin seketika tampak mengeras mendengar nama yang baru disebutkan oleh sosok Jim padanya itu.

"Ada kabar apa tentangnya?" Suara Kevin terdengar rendah dan tajam bertanya.

"Dia dibebaskan, Sir."

Kevin sedikit memejamkan matanya dan menghembuskan napasnya dengan frustasi kala mendengarnya.

Ini bukan berita baru. Ini berita yang telah sejak awal diduganya akan terjadi. Namun, ia hanya tak menyangka akan secepat ini.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang