BONUS : NIC

1.6K 161 9
                                    

#245 in Romance.
83.6k views & 8.72k votes.
- 10 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Kenapa ada BONUS part? Karena Chapters selanjutnya masih dalam proses pengetikkan.

Dan ini, hanya sebuah potongan kecil dari cerita yang tak terdapat didalam cerita sebelumnya. Ini bagaikan sedikit jawaban untuk beberapa pertanyaan para readers dan juga obat rindu sesaat.

Happy reading!

.

.

.

.

.

15 tahun yang lalu.

"Kembalikan!"

Seorang anak laki-laki berteriak keras diantara kerumunan anak-anak laki-laki lainnya kala bola basket miliknya dioper-operkan pada yang lainnya.

"Hei, kau, anak haram, dimana ayah dan ibumu, huh? Apa kau dibuang oleh mereka?"ledek salah seorang anak laki-laki seraya tertawa mengejek dan mengoperkan bola basket tersebut kepada temannya yang lain.

"Aku bukan anak haram!" Anak laki-laki berambut pirang tersebut pun berteriak marah seraya mendorong tubuh anak laki-laki yang baru saja meledeknya itu, yang memiliki tubuh lebih besar darinya itu.

Anak laki-laki yang lain kemudian mendorong anak laki-laki berambut pirang tersebut hingga ia tersungkur ke tanah.

"Jika kau bukan anak haram, lalu mengapa orang tuamu tak menginginkanmu?" Anak laki-laki yang lain bertanya dengan suara yang jauh lebih keras.

"Mereka hanya-"

"Hei, kalian semua!" Sebuah suara keras dari anak laki-laki lainnya, berambut coklat pun muncul dari arah belakang.

Semua anak laki-laki semula pun secara bersamaan menoleh menatap kearah anak laki-laki yang baru muncul tersebut.

"Hei, kau anak baru dikompleks ini, 'kan? Jangan ikut campur." Salah seorang anak laki-laki bertubuh besar itu menghardiknya.

"Aku tidak akan ikut campir jika kalian tidak menganggu anak laki-laki itu."ujar anak laki-laki berambut coklat tersebut.

"Berani sekali kau mengatur kami, huh, anak baru?"ketus salah seorang teman dari anak laki-laki bertubuh besar tersebut.

"Lebih baik kalian pergi dari sini. Atau, aku akan membuat kalian menyesal."ketus balik anak laki-laki berambut coklat tersebut.

"Kau ini siapa, huh? Anak baru namun berani melawan kami, huh?"

Anak laki-laki berambut coklat tersebut kemudian tertawa. "Kalian akan menyesal jika kalian mengetahui aku siapa. Pulanglah dan tanyakan pada orang tua kalian terlebih dahulu, siapakah sosok Tuan Gerald Emerald. Aku adalah cucunya. Temui aku besok dilapangan depan kompleks jika kalian berani."ujarnya.

Para anak laki-laki bertubuh besar itu kemudian saling menatap dan mengangkat sedikit bahu mereka secara bersamaan. "Baiklah. Kita bertemu besok dilapangan depan kompleks."ujar salah seorangnya sebelum akhirnya semuanya pun berjalan pergi.

Sosok anak laki-laki berambut coklat tersebut pun beralih menatap kearah anak laki-laki berambut pirang yang masih tersungkur diaspal jalan tersebut. "Kau baik-baik saja?"tanyanya kemudian.

Anak laki-laki berambut pirang tersebut pun bangkit perlahan seraya menganggukkan perlahan kepalanya. "Ya. Terima kasih."gumamnya.

Ia kemudian bergerak meraih bola basketnya yang terletak tak jauh darinya.

Ia kemudian menoleh kembali menatap sosok anak laki-laki berambut coklat yang menolongnya itu. "Bagaimana jika mereka memukulimu nanti di lapangan depan kompleks besok?"tanyanya.

Anak laki-laki berambut coklat tersebut pun tersenyum perlahan. "Aku bahkan ragu mereka akan datang besok setelah mereka mengatakan pada orang tua mereka nama sosok Kakekku."

"Kakekmu?"

Anak laki-laki berambut coklat tersebut pun memberikan anggukan pelan. "Ya. Gerald Emerald."gumamnya.

Ia kemudian mengulurkan tangannya pada sosok anak laki-laki berambut pirang dihadapannya itu. "Dan namaku, Kevin Andrew Emerald."

Anak laki-laki berambut pirang tersebut pun menjabat tangan sosok dihadapannya itu. "Aku, Nic Winston."

Dan inilah awal kisah persahabatan keduanya dimulai.

.

.

.

.

.

To be continued.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang