[67] : Akan Menanti

2.1K 234 16
                                    

#203 in Romance
88.9k views & 9.91k votes
- 16 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

"Apa kau yakin, Jim?"suara datar Kevin seperti biasanya, terdengar bertanya pada sosok Jim diseberang sana.

"Ya, Sir. Aku yakin dia adalah Mr. Dennis McKenzie dari McKenzie Enterprize."

"Jika itu memang benar, lalu, ada hubungan apa sebenarnya dia dengan Michelle?" Kevin bergumam pelan seraya matanya kini memandang lurus tajam keluar kaca jendela besar ruang kerjanya.

"Entahlah, Sir. Namun, menurut petugas kebersihan makam, Mr. Dennis sangat sering mengunjungi makam Nona Michelle dan menghabiskan sedikit waktunya disana."

Penjelasan Jim diseberang sana membuat Kevin menghelakan sedikit napasnya.

"Selidiki sosok Dennis McKenzie lebih jauh, Jim. Aku ingin mengetahui semua tentang dirinya, terutama saat dia masih belum diadopsi oleh keluarga McKenzie."ujar Kevin. "Aku memiliki firasat buruk tentang dia, Jim."

"Begitupun diriku, Sir."gumam Jim terdengar diseberang sana. "Dan aku tahu siapa yang dapat membantu untuk hal ini, Sir."

Kevin menggerakkan perlahan tangannya dan memijat sedikit pelipisnya. "Baiklah, Jim. Lakukanlah tugasmu. Dan jangan menelponku dulu hari ini. Aku butuh istirahat total diapartemenku."

"Baik, Sir."

Setelahnya, Kevin pun mengakhiri panggilannya itu dengan Jim. Ia lalu melemparkan asal ponselnya yang telah ia matikan dulu sebelumnya, keatas meja kerjanya yang tampak sangat kacau dengan banyaknya berkas yang berserakan diatasnya.

Namun, ia tak peduli saat ini akan semua berkasnya itu. Seperti yang ia katakan tadi, ia butuh istirahat total hari ini, bersama sosok istrinya, tentunya. Karena esok, wanitanya itu mungkin tak akan lagi disini, bersamanya.

Setiap mengingatnya, itu sungguh membuat Kevin merasa semakin frustasi. Ia ingin sekali menghentikan waktu yang terasa berjalan terlalu cepat kini, andai saja ia dapat melakukannya.

Kevin menoleh menatap kearah pintu ruang kerjanya yang terhubung langsung ke kamar tidurnya itu.

Ia dan Mila telah memutuskan untuk pulang ke apartemennya pagi ini. Selain agar Mila dapat mengemasi barang-barangnya, mereka juga kembali agar dapat melewati satu hari terakhir sosok wanitanya itu disini bersama sebelum sosok tersebut pergi esok pagi.

Kevin kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya perlahan kearah kamar tidurnya.

Matanya segera menemukan sosok wanitanya itu yang kini tampak sedang memandangi frame foto pernikahan mereka yang berukuran cukup besar dan tergantung di dinding kamar tidur keduanya.

Mila sesekali mengulas senyuman tipis diwajahnya kala menatap sosok Kevin yang tampak begitu datar wajahnya didalam frame foto pernikahannya mereka.

Meski begitu, Mila benar-benar mengakui bahwa ia jatuh hati dengan pesona Kevin. Tidak hanya tampan, prianya itu tampak begitu menawan dalam setelan putih dengan sedikit sentuhan warna silver pada jas tuxedo yang dikenakannya dihari pernikahan mereka saat itu. Dan betapa beruntungnya dirinya, sosok pria itu juga mencintainya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang