[75] : Sahabat Lama

1.9K 207 10
                                    

#443 in Romance
99.8k views & 11.7k votes
- 31 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

15 tahun yang lalu.

"Papa!"

Sosok pria bertubuh kekar itu pun sedikit menoleh ke belakang kala mendengar suara keras itu meneriakkinya. Senyuman hangat diwajahnya kemudian terukir sempurna kala melihat sosok anak perempuannya itu berlari begitu cepat kearahnya.

Dan dengan telaten, ia pun membawa tubuh kecil putrinya itu kedalam gendongannya.

"Sayang." Sosok pria tersebut pun mengecup pucuk kepala sosok putrinya dalam gendongannya itu.

"Papa sedang apa?" Sosok anak perempuan kecil itu pun bertanya dengan polos.

"Papa? Papa sedang menyiapkan kejutan buat kamu." Sosok pria tersebut mengulas senyuman kecil.

"Buat aku? Apa, Pa?" Sosok anak perempuan kecil itu tampak begitu penasaran bertanya.

"Tutup matanya dulu, sayang. Baru nanti Papa memberitahu kamu."

Sosok anak perempuan kecil itu hanya menuruti ucapan sosok sang Papa tanpa bertanya lagi.

"Kita hitung mundur, ya."ujar sosok pria tersebut. "3."

"2."lanjut sosok anak perempuan kecil.

"1."

Bersamaan dengan sosok sang Papa mengatakannya, sosok anak perempuan kecil itu pun membuka kembali kedua matanya.

Alangkah senangnya sosok anak perempuan kecil tersebut hingga berteriak kegirangan kala melihat sepeda beroda 2 ukuran sekitar 16 inci berwarna perpaduan jingga putih itu.

"Itu untuk aku, Pa?"tanya sosok anak perempuan kecil itu dengan tatapan binar menatap pada sepeda tersebut.

Dan sosok pria tersebut pun memberikan anggukan kecil, membuat sosok anak perempuan itu segera meminta turun dari gendongan sang Papa dan kemudian berlari sedikit menghampiri sepeda barunya itu.

"Ini seperti punya Kak Jovan. Sepeda roda dua."ujar anak perempuan kecil itu dengan nada begitu girang.

Sosok pria tersebut pun mengangguk kecil menanggapi ucapan sosok putri kecilnya itu.

"Dan Papa yang akan mengajari kamu cara naik sepeda roda dua ini."ujarnya.

Sosok anak perempuan kecil itu pun menatap binar pada sosok sang Papa.

"Papa janji?" Ia mengulurkan jari kelingkingnya pada sosok sang Papa.

"Janji."

*

Mila mengulas senyuman kecil seraya menggerakkan perlahan tangannya, menyeka setetes air matanya yang berhasil mengalir keluar dari pelupuk matanya.

Bayangan ingatan akan masa kecilnya dengan sosok sang Papa yang telah membuat air matanya tak tertahankan untuk menetes keluar.

Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa sosok seorang Ayah adalah cinta pertama putrinya?

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang