[59] : Ingin Mengakhiri

2.1K 226 31
                                    

#402 in Romance
81.2k views & 8.22k votes
- 06 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Karena votments yang meningkat begitu drastis, anggap saja ini bonus.

Happy reading!

.

.

.

.

.

"Akh!"

Sosok Nic sedikit meringis kala ia kembali mencoba menggerakkan bagian lengannya yang merupakan bagian untuk pengambilan sumsum tulang belakang.

Ya. Setelah melakukan pemeriksaan ternyata Kevin tidak dapat menjadi pendonor sumsum tulang belakang untuk Mila karena mengalami ketidak cocokan.

Dan dari semua orang yang melalukan pemeriksaan kecocokan sumsum tulang belakang, hanya ia yang dinyatakan dapat menjadi pendonor sumsum tulang belakang untuk sosok istri sahabatnya itu.

Itulah yang membuatnya sekarang berakhir disebuah ruang rawat, dengan posisi sebelah lengan yang masih terasa sakit kala digerakkan, dan sebelahnya lagi terpasang selang infus.

Klek!

Ia menoleh sedikit menatap kearah pintu kamar rawatnya yang perlahan didorong masuk oleh seseorang.

Ternyata sosok Kevin yang melangkah masuk perlahan dari balik pintu tersebut.

Pria itu kemudian melangkah mendekat padanya.

"Syukurlah kau sudah sadar. Dokter mengatakan kau pingsan mungkin karena merasa sedikit shock dan lelah."ucap Kevin. "Apa kau baik-baik saja sekarang?"tanyanya.

Nic mengangkat tepi sudut bibirnya keatas. "Menurutmu? Pria dihadapanmu ini tidak takut pada apapun didunia ini, kecuali jarum suntik."ujarnya, membuat Kevin tertawa kecil.

Ya, sosok Nic Winston memang memiliki ketakutan sejak kecil pada jarum suntik. Kevin tahu tentang itu. Namun, saat mengetahui sosok sahabatnya itu adalah satu-satunya yang dapat menjadi pendonor, ia melupakan segalanya dan menaruh harapan besar agar sahabatnya itu berkenan untuk menyelematkan nyawa sosok istrinya itu.

"Maaf."gumam Kevin dengan nada suara rendahnya. "Dan terima kasih atas apa yang kau lakukan untuk Mila."

Nic memberikan tatapan tajam sesaat pada sosok pria yang kini berdiri disebelah tempatnya berbaring. "Vin, apa aku ini temanmu?"tanyanya kemudian.

Kevin menganggukkan perlahan kepalanya. "Itu bukan pertanyaan, Nic. Itu pernyataan."ucapnya.

Nic menggelengkan perlahan kepalanya. "Tidak. Kau bukan temanku."gumamnya.

Berhenti sejenak, ia kemudian melanjutkan, "Kau sahabatku, Vin. Kau telah seperti saudaraku sendiri. Aku akan melalukan apapun untukmu tanpa kau memintanya sekalipun."ucapnya. "Jadi, berhentilah berterima kasih padaku. Aku muak mendengar ucapan terima kasih darimu."

Kevin mengukir senyuman tipis mendengarnya. "Istirahatlah. Aku akan pergi untuk menunggu operasi Mila selesai."

Nic hanya memberikan anggukan kecil. Dan setelahnya, sosok Kevin pun melangkah pergi dan menghilang dari balik pintu.

Tak lama, pintu ruang rawatnya itu kembali didorong masuk oleh seseorang.

Sosok yang melangkah masuk itu pun berhasil membuat senyuman diwajahnya mengembang sempurna.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang