[5] : Lukisan & Kenangan

3.1K 192 4
                                    

Paris..

Sebuah mobil BMW sport berwarna hitam melaju kini dijalanan malam. Didalamnya, sosok Kevin duduk dijok belakang dengan jas tuxedo hitamnya, menatap keluar jendela dengan sebuah telpon yang diletakkannya di sebelah telinganya. "Benar. Tetap pantau semuanya. Aku akan memeriksa semuanya hari senin nanti."

Ketika telponnya dengan seseorang diseberang sana berakhir, ia memasukkan telponnya kedalam saku jas tuxedonya. "Atur semua jadwalku di Seattle lusa. Dua hari, itu terlalu singkat. Namun, aku menginginkan semua masalah disana selesai dalam 2 hari."perintahnya pada sosok Sasha yang kini sedang duduk tepat disebelahnya.

"Ya, Sir."balas Sasha singkat. Mata coklat miliknya kembali terfokus pada note kecil yang ada ditangannya sedari tadi. Note yang merupakan jadwal Kevin yang harus disusunnya berulang kali setiap waktu.

Meskipun terkadang ini semua melelahkan bahkan menjengkelkan karena Bosnya ini memiliki kebiasaan mengganti ataupun mencancel berbagai jadwal yang telah disusun, namun, inilah pekerjaan seorang sekretaris. Apalagi jika adalah sekretaris pribadi sang CEO. Tanggung jawab besar berada dipundakmu.

Kevin, pria itu tak terlalu peduli bahwa sosok Sasha sedang sibuk disebelahnya, memusingkan pengaturan jadwalnya. Dirinya, lebih memilih untuk menatap keluar jendela, menikmati pemandangan malam yang cukup memanjakan matanya saat ini.

Tak lama, mobilnya mulai memasuki kerumunan wartawan-wartawan yang berada tepat didepan pintu masuk tempat yang menjadi tujuan mereka malam ini.

Supir dan beberapa pengawal yang dibawa serta bersamanya, segera berlari turun, membukakannya pintu dan membantunya memberi jalan. "Mr. Kevin, penggalangan dana kali ini, apa makna menurut Anda?"tanya salah seorang wartawan dengan suara sedikit berteriak.

"Mr. Kevin, berapa dana yang Anda siapkan untuk penggalangan dana malam ini?"tanya wartawan lainnya.

Kevin, ia hanya menanggapi pertanyaan tersebut dengan senyuman tipis yang diulaskannya diwajahnya. Tak ada komentar, begitulah yang ingin disampaikannya.

Beberapa pertanyaan dari wartawan lainnya, ia juga tak menanggapinya. Ia hanya memilih untuk melangkah masuk kedalam Galleri yang dihias dengan dominan warna silver perak dan megah. "Urus para wartawan tersebut."perintah Kevin pada pengawalnya.

"Ya, Sir."kata pengawalnya seraya melangkah keluar.

Hanya Sasha yang kini mengikuti langkahnya dan menemaninya berbincang singkat dengan para tamu lainnya.

*****

William Rodriquez, pria tampan itu kini memakai jas hitam rapi, menyapa para tamunya dengan ramah, berbincang ringannya dengan mereka dengan segelas Champagne ditangan kanannya.

Ia menyesap Champagne-nya ketika salah seorang staffnya menghampirinya, dan berbisik padanya, "Pak, tamu kehormatan Anda, Mr. Kevin Andrew Emerald bersama sekretarisnya, Miss Sasha, telah tiba."

William mengangguk pelan dan bergumam, "Baiklah. Aku akan menemuinya."

Ia pun pamit mengundurkan diri dari kerumunan tamu-tamunya itu, "Permisi. Saya harus menemui yang lain dulu. Kalian lanjutkanlah dan nikmati saja."

Ia melangkah pelan menuju kearah sosok Mr. Kevin Andrew Emerald, sosok yang menjadi donatur terbesar pada penggalangan dana amal untuk Gallerinya. "Hello, Mr. Kevin. Saya, William Rodriquez, pemilik Galleri ini. Terima kasih untuk kedatangan Anda malam ini. Sebuah kehormatan karena Anda bersedia datang ke acara saya yang sederhana ini."sapanya pada Kevin seraya mengulurkan tangannya.

Kevin, pria itu menatap sosok William Rodriquez sesaat, lalu mengulas senyuman tipis diwajahnya. "Terima kasih untuk undangannya juga."balasnya seraya menjabat tangan William.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang