[47] : Jakarta {1/3}

1.9K 199 17
                                    

Holaaa!
Wah, akhirnya bisa update lagi. Setelah lama cuti, aku akhirnya bisa next lagi chapternya.

Semoga ga lupa sama Bab sebelumnya. Kalo lupa, silahkan balik lagi ke Bab sebelumnya untuk sekedar mengingat kembali, hehe.

Budidayakan Vote & Comment ya, guys!

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

BAB 47

"Tidak ada yang berubah."

Kevin menoleh kearah suara itu berasal. Ia mengangkat ujung bibirnya kala menatap sang pemilik suara. Siapa lagi jika bukan Mila.

Wanita itu tampak menatap keluar kaca jendela mobil yang kini melaju cepat menuju rumahnya dan bergumam sesekali. Membuat Kevin tak dapat menahan senyuman untuk mengembang diwajahnya.

Sosok wanita yang benar-benar berbeda dengan wanita lain yang pernah ditemuinya. Jika wanita lain akan berdecak kagum kala dibawah jalan-jalan ke negara yang belum pernah dikunjunginya, maka wanita disebelahnya itu justru berdecak kagum kala dibawa kembali ke negaranya sendiri. Bukankah itu sangat unik?

"Hei, Kevin. Lihatlah."seru Mila seraya matanya tetap menatap keluar kaca jendela mobil. "Itu salah satu gedung yang selalu ingin kudatangi sejak kecil."

Kevin mengernyitkan sedikit keningnya. "Hotel atau restoran?"

Mila menoleh kearah Kevin dan kemudian tertawa lepas. Ia merasa konyol mendengar perkataan pria itu. "Itu monumen negara atau biasa disebut Tugu Monas, Kevin."

Kevin kemudian hanya memberikan anggukan paham. Membuat Mila semakin tertawa geli melihat sosok pria yang duduk disebelahnya itu.

"Kau tidak pernah datang ke Jakarta?"tanya Mila.

Kevin sedikit memutar matanya dari kaca jendela mobil dan menatap kearah Mila. "Pernah."gumamnya. "Hanya dua atau tiga kali."

Mila tampak kaget mendengarnya. "Benarkah?"tanyanya yang kemudian dibalas anggukan kepala oleh Kevin.

"Jadi, apa yang kau lakukan biasanya di Jakarta?"tanya Mila semakin penasaran.

Kevin mengukir senyuman tipis. Ia dapat merasakan aura penasaran yang kini dialami sosok Mila. "Bisnis."jawabnya singkat.

Mila menaikkan sedikit alisnya. "Kau memiliki bisnis di Jakarta juga?"

Kevin menggelengkan kepalanya. "Tidak juga. Hanya saham."gumamnya.

Mila menggelengkan perlahan kepalanya seraya tersenyum pelan. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kembali kearah kaca jendela mobil.

Setelahnya, hanya ada keheningan yang kembali menyelimuti keduanya dalam mobil BMW hitam milik sosok pria yang duduk disebelahanya dan kini lebih memilih memeriksa laptopnya itu.

*

"Mama sangat merindukanmu, sayang."gumam sosok sang Mama seraya memeluk tubuhnya dengan begitu erat kini.

Mila hanya tersenyum sembari membalas pelukan hangat sang Mama. "Aku juga, Ma."bisiknya.

Ya, ia memang sangat merindukan sosok sang Mama. Bayangkan saja, ia bertemu sang Mama terakhir diacara pernikahannya. Setelah itu, mereka hanya dapat saling berkomunikasi melalui ponsel.

Dan rasanya, hari ini semua rasa rindunya itu telah terbayar kala pelukan hangat sang Mama menyambut kedatangannya ini.

Perlahan, sang Mama pun melepaskan pelukannya. Ia kemudian menoleh menatap kearah sosok Kevin. Sosok menantunya itu sedari tadi hanya berdiri diam ditempatnya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang