[54] : Debaran Jantung

2.2K 231 27
                                    

#316 in Romance
76.8k views & 7.32k votes
- 30 Juni 2017 -

.

.

.

.

.

Boom part? Semoga ini cukup memuaskan.
Happy Reading!

.

.

.

.

.

"Kita akan kemana?"

Suara Mila bertanya akhirnya memecahkan keheningan yang telah terjadi sejak kedua sosok insan tersebut masuk kedalam mobil 30 menit yang lalu.

Kevin mengalihkan pandangannya dari kaca jendela mobilnya yang kini melaju ke suatu tempat dimana kejutan yang dipersiapkannya telah menunggu disana.

Ia mengangkat sedikit sudut bibirnya kala melihat rasa penasaran yang terlukis diwajah sosok Mila kini.

"Kau akan tahu nanti."gumamnya kemudian.

Mila hanya dapat mendengus kesal mendengar jawaban yang sama lagi. Hanya itu yang tetap dikatakan oleh sosok Kevin sejak ia bertanya padanya tadi sebelum mereka berangkat.

Bukannya ia tak mau bersabar. Hanya saja rasa penasaran itu terasa seolah  telah akan membunuhnya.

Matanya kemudian bergerak kembali melirik sosok Kevin yang kini duduk dengan pandangannya yang kembali menatap jauh keluar jendela.

Entah ia harus bersyukur atau tidak karena takdir mempertemukannya dengan sosok pria seperti disebelahnya kini.

Sosok yang menurutnya sangat irit untuk mengeluarkan suaranya, sosok yang terlalu sulit untuk diketahui pemikirannya, sosok yang terkadang membuatnya merasa bingung karena ada kalanya ia hangat dan ada kalanya ia berubah kembali menjadi sosok yang cuek.

Meski mungkin banyak wanita diluar sana yang justru iri padanya karena dapat menikah dengan sosok pria tampan, cerdas, dan paling kaya di Eropa, bahkan mungkin didunia ini.

"Aku tahu bahwa aku sangat tampan."

Suara Kevin berhasil menyentakkan Mila, membuatnya seketika tersadar dari lamuannya.

Kevin memalingkan wajahnya hingga kini kedua bola matanya menatap lurus pada bola mata Mila yang sedari tadi digunakan untuk menatapnya."Namun, kau tak perlu menatapku hingga seperti itu."lanjutnya.

Mila segera memalingkan wajahnya, mencoba untuk tak bertatapan langsung dengan kedua bola mata abu-abu milik Kevin dan hanya menatap keluar kaca jendela mobil yang melaju cepat dijalan. Hatinya akan sulit diajak berkompromi bila ia harus menatap kedua bola mata yang diakuinya sangat menawan tersebut.

"Si-siapa ju-juga yang ingin menatapmu?"gumamnya kemudian. Ia merutuki dirinya sendiri karena harus mengeluarkan nada suara yang terdengar sangat bergetar.

Kevin mengangkat sudut bibirnya kala mendengar getaran dalam suara Mila. "Baiklah."gumamnya. "Aku hanya mengingatkanmu agar kau tak terlalu jatuh cinta pada pesonaku."

Mila menoleh menatap kesal melihat sosok Kevin yang kini tersenyum meledeknya. Ingin rasanya ia memukul kepala sosok tersebut sekarang juga. Namun, sayangnya ia tak dapat melakukannya.

Karena memang, ia telah jatuh cinta pada pria itu. Bukan hanya pesonanya, namun pada sosoknya.

Meski, ia tahu, saat ini mungkin hanyalah ia yang merasakannya seorang.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang