[70] : Hampa

1.9K 221 27
                                    

#181 in Romance
92.4k views & 10.5k votes
- 20 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

3 bulan berlalu.

Klek!

Sosok Jovan terlihat membuka perlahan pintu rumahnya dan melangkah masuk.

"Selamat datang, Tuan Jovan." Salah seorang pelayan rumahnya menyapanya kala ia menutup kembali pintu rumahnya itu.

Jovan hanya memberikan anggukan kecil padanya. "Tolong bawakan ke ruang kerja Saya." Jovan memberikan tas kerja miliknya pada sosok pelayannya tersebut.

"Baik, Tuan." Pelayan tersebut pun meraih tas tersebut dan melangkah pergi.

Arah mata Jovan lalu bergerak menatap sosok sang Mama yang sedang duduk dimeja makan. Sekilas, ia melirik kearah jam di dinding. Jam 10 malam. Ini sudah terlarut larut untuk tetap memilih menunggunya.

Ia kemudian melangkahkan kakinya menghampiri sosok sang Mama. "Ma." Ia menyapa sosok sang Mama seraya mencium pelan pipi sang Mama.

"Kamu sudah pulang? Sudah makan, Nak?" Sang Mama pun terdengar hangat bertanya, membuatnya sedikit menyungging senyuman diwajahnya.

Meski begitu, sesungguhnya Jovan menyadari sorotan kesedihan di kedua bola mata sang Mama yang terpancar kala menatapnya.

"Aku makan malam dengan beberapa klien perusahaan tadi."jawabnya. "Mama tak perlu menungguku. Harusnya Mama tidur saja. Ini sudah malam, Ma."

Sang Mama kemudian terdengar menghelakan napasnya dengan berat. Membuat Jovan semakin yakin ada yang sedang membebani pikiran sosok sang Mama tercinta.

Ia pun menggulungkan sedikit keatas kedua sisi lengan baju kemejanya hingga sikunya seraya kemudian menarik kursi disebelah sosok sang Mama dan memilih duduk bersandar disana.

"Ada apa, Ma?" Jovan mencoba bertanya pada sosok sang Mama.

Sang Mama pun sekali lagi menghelakan dengan berat napasnya. "Andai Mama dapat tidur dengan nyenyak, akan alangkah baiknya itu."tuturnya.

Jovan mengulas senyuman tipis seraya mengusap perlahan punggung sang Mama.

"Kenapa, Ma? Memikirkan aku akan ke Padang, besok?" Ia mencoba menerka pemikiran sang Mama. "Itu tidak akan lama, Ma. Lagipula, sekarang dirumah sudah ada Mila yang akan menemani Mama. Jadi, Mama tak akan kesepian lagi selama aku disana nanti."

"Mama tidak akan merisaukan tentang hal itu. Ya, Mama memang sedikit kesal denganmu. Karena kamu tidak pernah mau membawa seorang wanita pun kerumah dan hanya berfokus pada masalah pekerjaanmu. Pagi, siang, malam, kamu selalu melakukan perjalanan bisnis. Dan semuanya kian sering sejak 1 bulan terakhir ini." Sang Mama berkata dengan nada yang terdengar frustasi, membuat Jovan mengangkat sedikit tepi sudut bibirnya.

"Namun, Mama bukannya sedang mengkhawatirkan tentang dirimu saat ini."lanjut sang Mama, membuat Jovan mengernyitkan sedikit keningnya, menatap penuh tanya pada sosok sang Mama.

"Lalu, apa yang sedang Mama risaukan saat ini?" Nada suara Jovan terdengar rendah bertanya.

Sang Mama menatap sesaat jauh kedalam bola matanya sebelum akhirnya ia pun menjawab, "Adikmu."

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang