[64] : Dalam Pelukannya

2.2K 234 17
                                    

#337 in Romance
86.8k views & 9.33k votes
- 13 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

Matahari perlahan mulai bergerak menunjukkan rupanya, membiarkan sinarnya untuk dapat menerangi bumi dan seluruh isinya.

Mila mengerjapkan perlahan matanya kala sinar matahari berhasil menyelinap masuk melalui celah tirai kamar rawatnya dan memantulkan cahayanya pada wajahnya.

Dan ketika matanya terbuka dengan sempurna, senyuman lebar diwajahnya ikut mengembang.

Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya, sejak ia memulai hubungannya dengan sosok seorang Kevin Andrew Emerald, ia pun dapat tertidur dalam pelukan erat sosok pria tersebut.

Mila menatap setiap bagian pada wajah sosok pria yang masih terlelap dalam tidurnya itu.

Tak dapat dipungkirinya, bahwa ia jatuh hati pada setiap bagian wajah sosok suaminya itu. Setiap bagian wajahnya itu tercipta begitu sempurna.

Dan setiap memikirkan bahwa sosok pria yang kini tidur memeluknya itu adalah pria yang mencintainya, Mila tak bisa berhenti tersenyum bahagia.

Selama beberapa waktu, Mila membiarkan dirinya terlena pada ketampanan sosok suaminya itu hingga akhirnya sosok tersebut pun membuka matanya.

Kevin mengukir senyuman tipis kala melihat sosok Mila yang sedang tersenyum menatapnya.

"Morning."suara hangat Mila terdengar menyapa, membuat Kevin sekali lagi memejamkan sesaat kedua matanya, merasakan hatinya begitu damai.

Ini sederhana. Namun, ia menginginakannya. Ia ingin agar setiap pagi ia dapat terbangun dengan melihat wajah sosok Mila disebelahnya dan mendengar sapaan hangat wanitanya. Sesederhana itulah kebahagiaan yang diinginkannya.

"Morning."suaranya parau khas bangun tidur terdengar membalas menyapa.

Mila mengulas senyuman tipis menatap sosok pria dihadapannya itu. "Tidurmu nyenyak?"gumamnya bertanya.

Kevin mengangguk perlahan. "Tak pernah se-nyenyak ini selama seminggu terakhir ini."

Mila menatap sendu sesaat pada sosok Kevin. "Maaf."gumamnya pelan.

Kevin mengangkat sedikit alisnya. "Untuk?"

"Karena membuatmu tidur dibangku yang dingin didepan ruang tunggu."ujar Mila dengan nada menyesal.

Kevin mengukir senyuman tipis seraya menggelengkan perlahan kepalanya. "Tidak, sayang."gumamnya pelan.

Ia menggerakkan perlahan tangannya meraih beberapa helai rambut Mila dan menyelinapkannya dibalik telinga, kemudian bergerak mengusap wajah sosok wanitanya itu.

"Lagipula, itu tidaklah terlalu buruk."lanjutnya. "Setidaknya, aku memiliki akhir yang memuaskan dengan berakhir ditempat tidur ini bersamamu."

Mila mengulum senyuman kecil dibibirnya seraya menahan rona merah diwajahnya. "Sayang?"gumamnya.

Kevin mengangguk perlahan. "Keberatan?"

Mila menggelengkan dengan cepat kepalanya seraya menggembangkan senyuman lebar diwajahnya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang