[66] : Takkan Terpisahkan?

2K 218 32
                                    

#220 in Romance
88.2k views & 9.71k votes
- 15 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

Klek!

Mila membuka dan mendorong perlahan masuk pintu ruang rawat sosok Kevin.

Ia melangkahkan perlahan kakinya mendekat pada sosok Kevin yang tampak sedang terlelap dalam tidurnya itu.

Wajah tampan sosok suaminya itu kini tertutup oleh beberapa memar diwajahnya dan perban yang terbalut dikepalanya. Meski begitu, baginya, selamanya sosok suaminya itu tetap akan menjadi pria tertampan yang ada dalam bagian hidupnya.

Ia menarik perlahan kursi didekatnya dan kemudian memilih duduk bersandar disana.

Tangannya bergerak menyentuh tangan sosok pria yang sangat dicintainya itu. Ia menyatukan perlahan jari-jarinya dengan jari-jari sosok pria tersebut.

Bagaimana bisa ia dapat bertahan agar terbangun disetiap pagi tanpa melihat wajah pria yang selalu mampu membuat hatinya merasa damai itu.

Bagaimana bisa ia dapat bertahan tanpa melihat senyuman tipis diwajah tampan prianya.

Bagaimana bisa ia dapat bertahan melewati satu persatu harinya tanpa mendengar suara dingin namun selalu mampu menghangatkan hatinya milik sosok prianya.

Meski dewi batinnya berkata sosok pria dihadapannya itu tak akan mungkin hanya diam tanpa memperjuangkannya, namun, hatinya tetap terasa pilu memikirkan bahwa semua perjuangan sosok prianya juga memerlukan waktu. Dan mungkin, bukan waktu yang singkat.

Ia bekerja keras menahan agar air matanya tak lagi menjatuhkannya kali ini. Setidaknya, perpisahan sesaat ini tak harus berakhir dengan air matanya.

Ia jauh lebih menginginkan perpisahaan sesaat ini berakhir dengan sebuah kenangan indah dan manis, yang kelak mungkin akan dapat menjadi ingatan yang menemaninya kala ia sedang merindukan sosok suaminya itu.

Cukup lama Mila membiarkan dirinya menatap sosok Kevin, membiarkan dirinya terlarut untuk mengingat setiap bagian dari sosok prianya, merekam setiap suara deru napas prianya itu.

Dan pada akhirnya, ia hanya dapat berpura-pura mengukir senyuman diwajahnya kala sosok pria tersebut membuka perlahan kedua matanya.

"Hei, bagaimana keadaanmu sekarang?" Mila mencoba terdengar baik kala ia bertanya pada sosok Kevin.

Kevin memberikan anggukan kecil. "Aku baik-baik saja, Mila. Jangan khawatir."suaranya terdengar serak dan parau kala mengucapkannya.

Mila menatap binar sesaat pada sosok pria dihadapannya itu. "Bisakah kamu berhenti memintaku untuk jangan mengkhawatirkanmu?"suara Mila masih terdengar pelan kala berucap. "Karena sampai kapanpun, kamu tak akan bisa mencegahku untuk tak mengkhawatirkanmu."

Meski begitu, Kevin tetap dapat menyadari kesedihan dibalik nada suara Mila kala berkata. "Oke."gumamnya pelan.

Mila masih berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. Ia masih mencoba untuk mengulas senyum diwajahnya. Meski ia tak yakin pula, bahwa kesedihan dan pilu hati yang dirasakannya kini dapat tertutupi dengan sempurna dengan senyumanya itu.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang