[86] : Terluka

2.2K 200 16
                                    

132k views & 14,7k votes
- 02 November 2017 -

.

.

.

I'm back! And sorry banget nih baru bisa update sekarang. Ini juga bisanya pas tengah malam. Bersyukurlah karena besok aku ujiannya siang jam 2, maka bisa bergadang deh malam ini😂

So, Happy reading!

.

.

.

DOOR!

Mila memejamkan dengan erat kedua matanya tepat bersamaan dengan meletusnya suara senapan tersebut.

Namun, setelah beberapa detik berlalu, ia bahkan tak merasakan apapun yang mengenai tubuhnya. Sehingga, dengan perlahan, ia pun membuka matanya.

Betapa terkejutnya ia kala melihat sosok Dennis yang terkulai jatuh dikedua lututnya pada atas lantai, dengan sebelah tangannya menahan dada sebelah kirinya yang dilumuri darah. Dari sudut bibirnya itu bahkan perlahan mulai mengeluarkan aliran darah segar.

Mila kemudian mengalihkan sedikit pandangannya dan menemukan sosok Nic yang berdiri dibelakang sana dengan senapan yang ditangannya.

Mila pun mengasumsikam bahwa suara letupan senapan tadi adalah suara dari senapan Nic dan ia menembak Dennis.

"Nic." Mila melirih dengan nada suara pelan.

Mata Mila kemudian beralih menatap kembali pada sosok Dennis. Pria psikopat itu justru tampak tersenyum dan bahkan tertawa dengan sebelah tangannya menahan luka tembakkan pada dada kirinya.

Sosok Nic hanya berdiri seolah membeku sesaat ditempatnya. Rahang tampak mengeras kala matanya menatap sosok Kevin yang sedang dipangku kepalanya oleh Mila.

Tampaklah semakin memuncak pula amarahnya seiring dengan rahangnya yang semakin mengeras kala mata Nic beralih menatap darah yang mengalir keluar dari balik punggung sosok Kevin, sahabatnya itu.

Jason dan Vincent kemudian tiba setelah beberapa saat. Keduanya sama-sama terkejut kala melihat sosok Kevin yang sedang tergeletak dengan darah yang tampak mengalir keluar dari belakang punggungnya.

"Kevin!" Jason dan Vincent bersamaan berteriak keras seraya segera berlari masuk kedalam dan menghampiri sosok sahabatnya itu.

"Berapa lama sejak ia tertembak, Mila?" Jason bertanya seraya mencoba menggerakkan tangannya menyentuh luka tembakkan di punggung Kevin.

"A-aku tak tahu." Mila mulai terisak pelan. "Di-dia tertembak karena ingin menyelematkanku. Di-dia menggunakan tubuhnya untuk melindungiku yang seharusnya tertembak."

"Tenanglah, Mila." Vincent menggerakkam tangannya, mengusap pelan pundak Mila.

Kevin pun meringis kesakitan kala tangan Jason menyentuh luka tembakkannya. Mila pun menjadi panik saat melihat sosok Kevin meringis kesakitan.

"Sayang." Mila menyentuh pelan wajah sosok suaminya itu.

Namun, sepertinya kesadaran Kevin mulai melemah. Karena sosok pria itu bahkan tak mampu lagi membuka kedua matanya saat ia meringis kesakitan.

"Lukanya cukup dalam. Pelurunya pasti telah melukai tulang belakangnya." Jason berkata. "Kita harus membawanya ke Rumah Sakit."

Vincent pun mengangguk paham.

"Aku akan memanggil ambulan." Vincent pun segera mengeluarkan ponselnya dari dalam sakunya dan menekan nomor ambulan disana.

Nic yang telah hanya berdiri diam membeku cukup lama didekat pintu, kemudian pun melangkahkan kakinya perlahan masuk kedalam gubuk tersebut.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang