[55] : Goodnight

1.8K 209 11
                                    

#264 in Romance
77.8k views & 7.52 votes
- 02 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

Setelah penerbangan yang cukup lama dan melelahkan, pesawat pribadi milik Kevin akhirnya mendarat dengan sempurna di Lapangan Udara VIP Bandara Udara Los Angeles International Airport, Los Angeles, Amerika Serikat.

Kevin melangkahkan kakinya menuruni tangga pesawatnya. Ini sangat melelahkan untuknya karena selama akhir-akhir ia sangat sering berpergian jauh. Mulai dari pergi ke Italia, pergi ke Jakarta, dan sekarang, ia harus berada di Los Angeles.

Sosok Sasha pun tampak mengikuti sosok Kevin dari belakang dan melangkah pula menuruni tangga pesawat.

Jim tampak berdiri didekat tangga pesawat dan menyambut kedatangan Kevin dan Sasha. Ia sedikit membungkukkan badannya pada Kevin. "Selamat datang, Sir."ucapnya.

Kevin memberikan anggukan kecil pada sosok Jim. "Kau datang lebih awal, Jim."gumamnya.

Jim mengukir senyuman tipis diwajahnya. "Aku tiba tadi siang, Sir."

Kevin pun melangkahkan kakinya menuju mobil yang telah terparkir menantinya. Jim, Sasha beserta para pengawal lainnya pun mengikuti langkahnya itu.

"Tadi siang? Jadi, apa yang telah kau lakukan sejak tadi siang, Jim?"tanya Kevin kemudian.

"Aku telah melakukan pemeriksaan langsung ke lokasi pembangunan, Sir. Selain itu, aku juga melakukan pengontrolan langsung ke pabrik bahan bangunan. Aku juga telah menemui sosok Mr. Zed. Ia tiba disini 3 hari yang lalu. Dia menjelaskan banyak tentang perkembangan ijin pembangunannya, Sir."jelas Jim.

Kevin mengangguk puas. Ia berhenti sejenak sesaat sebelum masuk kedalam mobil. "Hubungi Mr. Zed. Aku kira bertemu langsung padanya makan siang nanti."perintahnya.

Jim memberikan anggukan paham. "Baik, Sir."

*

"Sir, ini berkas yang kau minta kemarin malam."ucap Jim pada sosok Kevin.

Namun, sosok sang Bos tampak tak sedang mendengarkannya. Sosok tersebut justru tampak sedang memandang jauh keluar kaca jendela mobil yang kini melaju dijalanan kota Los Angeles.

Melihat sosok sang Bos yang tampak sedang larut dalam pemikirannya sendiri, Jim memanggilnya sekali lagi. "Sir."

Kevin seketika tersentak dari lamuannya. Ia pun segera menoleh sedikit, menatap sosok Jim disebelahnya. "Ya?"gumamnya.

Jim mengernyitkan sedikit keningnya. "Sesuatu menganggu pikiranmu, Sir?"tanyanya.

Kevin menggerakkan perlahan sebelah tangannya untuk memijat pelipisnya seraya menggelengkan pelan kepalanya. "Hanya lelah."gumamnya.

Meski Jim yakin sosom sang Bos tak mengatakan yang sebenarnya, namun, ia sadar pula bahwa itu bukanlah haknya untuk mengetahui kehidupan sosok sang Bos terlalu jauh.

Mendadak, Kevin teringat akan sesuatu. Tangannya segera bergerak beralih meraih ponsel dalam sakunya. Menekan nomor seseorang diseberang sana, ia pun menyapa hangat. "Hei."

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang