[51] : Mungkinkah?

1.3K 163 12
                                    

#329 in Romance
72.9k views & 6.7k votes
- 24 Juni 2017 -

Holaaa!

Sebelumnya bakal say thankyou banget nii buat readers setianya PROMISE. Berkat kalian hari ini PROMISE ada diposisi yang semakin membaik.

Yap, 329 in romance. Dan ini cukup membanggakan. Pasalnya, ini cerita pertamaku yang tembus angka 300an. Yeay! Senang banget plus terharu banget.

Semoga tetap kasih votments kalian ya buat PROMISE. Karena tanpa kalian, cerita ini ga akan jadi apa-apa.

Happy reading!

.

.

.

Tok! Tok! Tok!

Kevin mengangkat sedikit kepalanya, mengalihkan pandangannya dari berkas yang sedari tadi menjadi fokusnya dan menatap kearah pintu ruang kerjanya yang diketuk.

"Masuk."ucapnya seraya matanya kembali menatap kearah berkas ditangannya.

Sosok Jim kemudian mendorong masuk perlahan pintunya dan melangkah masuk kedalam. "Sir."sapanya.

Kevin meliriknya sesaat seraya menutup berkasnya dan meletakkannya keatas meja kerjanya. "Bagaimana, Jim?"tanyanya.

Jim melangkah menghampiri sosok Kevin yang sedang duduk dikursi singasananya. "Sesuai dengan keinginanmu, Sir."ucapnya.

Kevin pun akhirnya dapat sedikit menghelakan napasnya dengan lega. Setidaknya satu langkah dari awal rencananya itu berjalan lancar.

"Lalu, apa rencanamu setelah ini, Sir?"tanya Jim.

Kevin memberikannya sebuah berkas. "Hubungi Mr. Zed. Mintalah padanya untuk menghadiri rapat malam nanti."ujarnya.

Jim membuka berkas yang diserahkan Kevin padanya itu. Sedikit membacanya, ia kemudian bertanya, "Kau berniat mengurus perijinan pembangunannya, Sir?"

Kevin mengangguk. "Ini langkah selanjutnya, Jim. Setelah membatalkan kontrak kerjasama dengan McKenzie Enterprize, kita hanya memiliki pilihan untuk tetap bertahan."ucapnya. "Dan Mr. Zed, hanya dia yang saat ini ada di Paris, dan juga merupakan salah satu pengacara terbaik yang dimiliki Emerald Medical Group."

Jim memberikan anggukan paham. Ia mengerti apa langkah yang akan diambil oleh sosok Kevin.

Sosok sang Bos tentu ingin melanjutkan pembangunan rumah sakit yang akan berpusat diwilayah Los Angeles itu. Dan yang terpenting, rumah sakit itu kelak pasti akan menjadi batu loncatan terbesar untuk perusahaan Emerald Medical Group masuk ke wilayah Amerika.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu ruang kerjanya kembali terdengar. Membuat sosok Jim serta Kevin, secara bersamaan, sedikit menoleh kearah pintu tersebut.

"Masuk."seru Kevin kemudian.

Sosok Sasha lalu terlihat mendorong pintu ruangan seraya melangkah perlahan masuk kedalam. "Sir."sapanya pelan.

Ia lalu sedikit membungkukkan badannya kala melihat keberadaan sosok Jim. Sosok pria tersebut telah seperti Bos keduanya setelah sosok Kevin.

"Kau membawakan berkasnya?"tanya Kevin pada Sasha.

Sasha memberikan anggukan kecil. "Ya, Sir."

Ia segera melangkahkan kakinya, mendekat pada sosok Kevin dan kemudian meletakkan beberapa dokumen diatas meja kerja Kevin. "Ini berkas yang kau minta, Sir."lanjutnya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang