[65] : Kemarahan Jovan

2K 231 25
                                    

#220 in Romance
87.5k views & 9.5k votes
- 14 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

BRUK!

Satu pukulan kuat itu berhasil membuat sosok Kevin tersungkur keatas lantai.

Jovan Christian Parkson tak peduli jika setelah ini ia harus berurusan dengan polisi ataupun pemerintah setempat karena memukul sosok yang dikatakan sebagai sosok yang paling berpengaruh di Eropa itu.

Yang ia inginkan saat ini adalah memberikan pelajaran pada sosok pria yang telah berani memanipulasi sang Adik selama ini.

Melihat sosok Kevin yang tersungkur keatas lantai dengan darah segar yang mengalir keluar dari sudut bibirnya, membuat Jim beserta beberapa pengawalnya geram.

Rasanya mereka ingin membalas menghajar sosok Jovan karena telah berani melukai sang Bos. Namun, apalah dayanya bila sosok sang Bos sendiri yang melarang mereka untuk melakukannya.

Jim dan beberapa pengawalnya itu hanya dapat kembali melangkah mundur ketika Kevin menahan mereka agar tak menyerang Jovan.

Seraya menyeka darah diujung bibirnya, Kevin pun perlahan bangkit kembali.

"Masih berani kau berdiri dihadapanku setelah semua yang telah kau lakukan pada Adikku, Ha?!" Jovan berteriak penuh amarah pada Kevin.

Amarah yang sebenarnya sudah ditahannya sejak mengetahui semua hal ini di Jakarta. Dan pada akhirnya, ia pun dapat meluapkan segalanya.

"Aku tidak akan menyangkal apapun yang ada didalam pikiranmu tentangku saat ini."ujar Kevin dengan nada suara datarnya. "Karena semua itu mungkin memang adalah kenyataannya."

"Sialan kau!" Jovan menarik kuat kerah baju Kevin, mencengkramnya dengan begitu kuat, membuat sosok Kevin merasakan sedikit sesak karena kekurangan oksigen.

"Akan kubunuh kau atas semua yang kau lakukan pada Adikku!"bentak Jovan dan sekali lagi tubuh Kevin dihempaskannya kuat hingga sosok pria itu tersungkur keatas lantai.

Sungguh miris Jim rasanya karena ia tak dapat melakukan apa-apa. Ingin rasanya ia memukul kuat wajah sosok Jovan karena telah membuat sosok Kevin, sosok penguasa Eropa itu berkali-kali harus tersungkur keatas lantai seperti itu. Namun, niatnya itu harus tertahan karena sosok sang Bos sendiri melarangnya untuk melakukannya.

Jovan mengangkat sekali lagi tinjunya, siap untuk dilayangkan pada wajah sosok Kevin, namun, harus terhenti kala sebuah suara meneriakkinya.

"Cukup, Kak!"

Dengan posisi tangan yang masih mengepal kuat dan terangkat tinggi, Jovan menatap sosok Kevin dengan sorotan penuh kebencian.

Meski begitu, suara yang sangat ia yakini adalah milik suara sang Adik, Mila telah menahan tangannya agar tak memukul sosok pria dihadapannya itu sekali lagi.

"Lepaskan dia, Kak."suara Mila kembali terdengar, membuat Jovan perlahan mengalihkan tatapannya dan menatap sosok sang Adik yang perlahan muncul dari balik para pengawal sosok Kevin.

Melihat sang Kakak yang masih tak bergeming ditempatnya, dengan sebelah tangan mencengkram kuat kerah baju Kevin dan sebelah tangan lainnya terangkat tinggi dengan kepalan kuat, membuat Mila sadar betapa besar kemarahan sang Kakak saat ini.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang