[56] : Siapa?

1.6K 202 17
                                    

#282 in Romance
78.6k views & 7.72k votes
- 03 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

.

.

Los Angeles.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu itu membuat sosok Kevin yang sedang bergelut dengan berkas-berkasnya, pun sedikit mengangkat kepalanya dan menatap kearah pintu ruangannya.

"Masuk."serunya.

Sosok Jim kemudian terlihat mendorong perlahan masuk pintu tersebut dan sosoknya pun melangkah masuk perlahan.

Ia sedikit membungkukkan badannya pada Kevin sebelum melangkah menghampirinya dan meletakkan sebuah dokumen diatas meja kerja sosok sang Bos. "Ini laporan dari Mr. Zed yang kau minta, Sir."ucapnya.

Kevin menggerakkan tangannya meraih laporan tersebut dan mulai memeriksanya. "Kerja bagus, Jim."gumamnya.

"Terima kasih, Sir."ucap Jim.

Berhenti sejenak, ia mempertimbangkan sesuatu dalam benaknya sebelum akhirnya bertanya, "Sir, ada hal yang ingin kusampaikan padamu."

Kevin mengalihkan sesaat matanya dari laporan yang sedang ia periksa, menatap sosok Jim melalui sudut tepi matanya seraya bergumam, "Penting?"

Jim menganggukkan perlahan kepalanya. "Cukup penting. Ini tentang Paspor dan benda penting lainnya milik Nona Mila yang ada padamu, Sir."ucap Jim.

Kevin segera menutup laporan ditangannya dan melemparkannya keatas meja. Rahangnya seketika tampak berubah menegang. Sorotan matanya pun berubah menjadi lebih tajam dari sebelumnya, menatap pada sosok Jim. "Ada apa?"tanyanya dengan nada suara rendah yang bahkan terdengar lebih mencekam dari sebelumnya.

Jim menarik panjang napasnya. "Beberapa hari yang lalu, agen petugas tempat penyimpanan brankasmu di London menelpon dan melaporkan ada sesorang yang mengatasnamakan perintah darimu untuk bertanya tentang benda-benda penyimpananmu didalam brankas, Sir."jelasnya.

Kevin mengernyitkan sedikit keningnya. "Lalu, mereka memberitahunya?"

"Sayangnya, ya, Sir."gumam Jim. "Karena mengatasnamakan perintahmu, membuat pihak agen petugas berpikir tak ingin mendapat amukanmu lagi, hingga akhirnya, mereka pun memberitahukan segalanya pada orang tersebut."

Sontak, satu pukulan keras dilayangkan Kevin pada meja kerjanya. "Bodoh! Kapan aku pernah mengirim orang lain kesana selain dirimu! Dan siapa mereka berani mengatasnamakan perintahku?!"amuknya.

Merasakan amarah sosok Kevin saat ini, membuat Jim hanya dapat menghela napasnya dengan berat seraya sedikit menundukkan kepalanya.

Ia telah menduga sebelumnya akan amarah Kevin kini. Ia telah yakin sebelumnya bahwa setelah memberitahu sosok sang Bos mengenai hal ini, ia pasti akan mendapatkan amarahnya. Meski bukan ia yang melakukan kesalahan tersebut. Namun, justru kesalahan yang paling fatalnya adalah ia menjadi sosok tunggal yang harus melaporkan segalanya. Dan itulah kesialannya. Sungguh menyedihkan.

"Lalu, apa saja yang telah mereka beritahukan pada orang sialan itu?!"tanya Kevin dengan nada amarah yang masih terdengar didalamnya.

Jim mengangkat perlahan kepalanya, mencoba memberanikan diri untuk menatap pada kedua bola mata abu-abu milik sosok sang Bos yang dipenuhi amarah.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang