[26] : Mimpi Buruk Dari Masa Lalu

2.8K 172 10
                                    

"Haruskah, kita sekamar?"

Kevin sedikit mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangan matanya dari laptop yang sedari tadi telah menjadi fokusnya. Mengenakan kaos putih polos, ia duduk bersandar pada tepian tempat tidurnya yang memiliki ukuran king-size bed.

"Ya."gumamnya singkat sebelum akhirnya ia kembali memfokuskan matanya ke laptopnya.

Kevin pun menutup laptopnya dan meletakkannya diatas meja nakasnya. Dan ia kembali memutar bola matanya menatap pada Mila. Gadis itu masih memilih berdiri beberapa meter jauhnya dari dirinya. Ia pun menghembuskan napasnya dan mendesah, "Kita tidak hanya tinggal berdua diapartemen ini. Ada Madam Leana yang mungkin dapat melaporkan apa saja pada Bunda."

Mila mengigit perlahan bawah bibirnya. Dengan perlahan pula, ia melangkahkan kakinya ke tepi lain dari sisi tempat tidur tersebut.

"Jangan takut. Aku tak akan menyentuhmu."gumam Kevin seraya membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur dengan posisi membelakanginya.

Entah ia harus merasa senang atau sedih mendengar ucapan Kevin padanya baru saja itu. Saat ini pikirannya hanya kosong dan tak ada yang dapat dipikirkannya.

Ia kemudian ikut membaringkan tubuhnya. Dengan posisi yang saling membelakangi satu sama lain, keduanya tampak larut dalam perenungan masing-masing.

Mila merenungkan, "Apakah mungkin selama kehidupan pernikahan ini hanya akan datar dan dingin seperti ini?"

Kevin merenungkan, "Ya. Akan selalu seperti ini. Berjalan datar dan dingin. Namun, setidaknya aku tak ingin melukainya lebih jauh lagi."

Suara hati Mila kembali berkata, "Ini akan semakin melukaiku. Jika aku tetap berharap memiliki kehidupan pernikahan yang lebih baik dengannya, maka aku akan semakin terluka."

Dan suara hati Kevin berkata, "Jangan pernah berharap lebih padaku. Karena aku belum dapat menyembuhkan luka masa laluku dan tak akan mungkin aku mencintaimu dengan luka itu."

Mereka akhirnya jatuh terlelap dalam tidur mereka masing-masing karena malam yang semakin larut dan juga kelelahan yang telah mereka alami hari ini.

*****

Keheningan yang terjadi terasa begitu mencekam didalam sebuah Mobil BMW Sport berwarna putih yang melaju dijalan.
K

arena jalanan yang sepi dan malam yang cukup larut, mobil tersebut pun melaju cukup cepat.

"Aku tak suka pria itu."gumam pria yang sedang mengemudikan mobilnya tersebut.

Wanita yang duduk disebelah jok mobilnya pun menoleh menatap tajam padanya dan kemudian menghela berat napasnya. "Dia hanya teman lamaku. Kami sudah lama tak bertemu. Apa salahnya jika aku dan dia sedikit berbincang-bincang."desahnya.

Pria itu beberapa kali menghentakkan tangannya pada stir mobil. Ia kesal. Ia marah karena dengan mata kepalanya sendiri ia melihat wanitanya didekati pria lain. Bukan hanya itu, pria itu bahkan merangkul pinggang wanitanya.

"Aku tahu kau hanya menganggapnya temanmu. Tapi tidak dengan dirinya, Michelle. Mengertilah. Ia memiliki tatapan lain untukmu."ketusnya.

Sang wanita menggelengkan kepalanya. "Tidak, Vin. Dia juga tahu bahwa aku hanya mencintaimu dan aku milikmu. Sayang, kamu harus percaya padaku dan juga pada Fred."

Pria tersebut pun menoleh sesaat dan menatap sang kekasih namun dengan tatapannya yang sangat tajam seolah menunjukkan betapa tak sukanya dirinya mendengar nama pria yang baru diucapkan oleh kekasihnya itu.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang