[57] : Palsu

1.7K 212 31
                                    

#266 in Romance
79.5k views & 7.9k votes
- 04 Juli 2017 -

.

.

.

.

.

Cukup siapkan tisu.
Happy reading!

.

.

.

.

.

Tidak ada yang dapat lebih menyakitimu selain orang yang terlalu kau cintai.

Paris.

Malam semakin larut. Hujan juga semakin deras menguyur kota malam Paris. Meski begitu, tetap terlihat banyak mobil yang berlalu lalang di jalanan malam kota Paris.

Tetesan air yang kini telah membasahi kaca jendela mobil, tak membuat Mila berniat sedikit pun untuk mengalihkan pandangan matanya dari sana.

Walau matanya kini sedang memandang hujan deras diluar sana, pikirannya justru kini sedang melayang jauh.

Dan setiap ia ingin memejamkan matanya, meski hanya sesaat, dadanya justru terasa semakin sesak dan perih. Ada luka yang mulai terukir didalam sana. Tanpa ia sadari, air matanya kembali menetes keluar dari pelupuk matanya.

Rasa sakit yang kini menghantam dadanya, terasa semakin menyakitkan kala bayangan ucapan sosok pria bernama Dennis McKenzie melintasi benaknya.

'Kenapa begitu menyakitkan hanya untuk mencintaimu, Kevin.'batinnya berkata.

*

FLASHBACK.

"Dennis McKenzie. Aku pria yang menghubungimu tadi."

Mila pun mengulas senyuman tipis diwajahnya. Akhirnya sosok yang ditunggunya itu pun datang. Setidaknya, ia tak perlu menunggu lebih lama lagi.

"Bolehkah aku duduk?" Sosok Dennis bertanya seraya menunjuk kearah kursi yang berhadapan dengan Mila.

Mila menganggukkan perlahan kepalanya. "Silahkan, Mr. Dennis."gumamnya.

Dennis mengukir senyuman tipis. "Terima kasih Mrs. Mila."ucapnya seraya menarik kursi tersebut dan menghempaskan tubuhnya disana. "Maaf, membuatmu menunggu lama, Mrs. Mila. Aku menghadari sebuah rapat terlebih dahulu sebelum datang kesini."ujarnya.

Jika bukan mendengar kesopanan sosok tersebut dalam nada bicara padanya dan juga mengingat disini adalah tempat umum, Mila rasanya ingin sedikit meluapkan kekesalannya karena harus menunggu 1 jam lamanya.

Mila hanya dapat berakhir dengan menggelengkan perlahan kepalanya seraya mengulas senyuman tipis. "Tidak masalah, Mr. Dennis."ujarnya. "Setidaknya, aku kesini tidak akan sia-sia, bukan?"

Dennis mengangkat sedikit sudut tepi bibirnya. "Tentu tidak. Kau justru akan sangat menyesal jika menolak datang kesini menemuiku."ucapnya dengan nada suara rendahnya.

Mila memasang tatapan wajah datarnya menanggapi ucapan sosok Dennis tersebut.

"Kau belum memesan, Mrs. Mila?"tanya Dennis mencoba sedikit untuk mengalihkan topik pembicaraan yang ada.

Mila sedikit mendengus kesal mendengarnya. "Tidak, Mr. Dennis. Aku rasa kita bertemu hari ini bukan untuk makan malam, melainkan kau memiliki sesuatu yang adalah milikku."ucapnya dengan nada mulai kesal.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang