5 (Revisi)

56K 1.3K 0
                                    

Jam pertama di kelas Arin adalah pelajaran Fisika yang diajarkan oleh guru Toni, selama pelajaran berlangsung, Arin bahkan tidak bisa menyerap ilmu yang tengah diberikan oleh guru Toni. Pikirannya terasa kosong, Arin ingat dari kemarin ia bahkan tidak makan dan tidak tidur akibatnya sekarang kepala Arin terasa sedang berputar-putar. " Permisi pak Toni. " Arin mengangkat tangannya lemah, " Apa saya bisa izin ke UKS, kepala saya sangat pusing. " Belum mendapatkan jawaban dari Pak Toni, Arin sudah terjatuh ambruk dan pingsan.

Ketika membuka mata, Arin merasa kepalanya masih pusing dan melihat kedua sahabatnya sedang berbicara dengan petugas UKS.

" Kamu merasa lebih baikan, Rin?" tanya Olsa bergegas menghampiri Arin.

" Euhmm..udah lebih baikan, Cha. "

" Arin sebaiknya kamu tidak terlalu memaksakan tubuhmu seperti ini ya, apalagi tanpa asupan dan kurang tidur, hal ini sangat berbahaya untuk tubuhmu, saya sarankan kamu pulang saja hari ini agar kamu dapat beristirahat dengan cukup," saran petugas UKS kepada Arin yang hanya dapat dibalas anggukan pelan oleh Arin. " Kalau begitu, saya tinggal yaa, saya masih perlu mengambil obat-obatan di meja piket. " pamit petugas UKS.

" Biar kita yang antarin kamu pulang yaa," tawar Chindy. Arin menggeleng pelan, " Nggak perlu Ndi, tolong kamu pesanin aja aku taksi. "

" Serius nggak papa? " Tanya Olsa khawatir. Arin mengangguk sambil tersenyum kecil.

" Baiklah tapi kamu harus benar-benar istirahat di rumah yaa. " nasihat Olsa.

" Iyaa..aku pasti istirahat yang cukup, makasih atas perhatian kalian berdua. " Arin dipapah oleh Chindy dan Olsa sampai naik ke taksi yang dipesan oleh Chindy.

" Arin itu hatinya benar-benar rapuh yaa. " Chindy masih menatap taksi yang semakin menjauh.

" Iyaa..Arin itu orangnya terlalu baik kepada semua orang makanya Sam mudah mempermainkannya. Dasar playboy brengsek ituuu!!!" Olsa meremas tangannya kuat.

" Bukan kebaikan Arin yang salah tapi Sam si lelaki jahat itu, Arin tertalu baik untuk cowok seperti Sam," kata Chindy kesal.

". Benar..benar..kita tidak akan pernah membiarkan Sam mendekati Arin lagi. " pendapat Olsa yang disetujui oleh Chindy.

Sam yang mengetahui bahwa Arin saat ini sakit karena ulahnya berniat ingin mencari tahu bagaimana keadaan Arin tapi dia bahkan tidak memiliki sumber informasi untuk mengetahui hal itu. Sumber informasi yaitu hanya bertanya dengan Olsa dan Chindy tapi mereka berdua bahkan ikut membenci Sam sekarang. Namun jika diingat lagi ternyata peluang itu masih ada untuknya, Sam ingat beberapa hari yang lalu, Rangga pernah mengatakan bahwa dia mulai berpacaran dengan Olsa. Ketika jam istirahat tanpa sadar Rangga bahkan meninggalkan ponselnya karena terburu-buru untuk menyelesaikan remedial ujiannya. Bukankah ini pertanda Dewi Fortuna berpihak padanya. Maka dari itu, Sam pun menanyakan keadaan Arin kepada Olsa dengan menggunakan ponsel Rangga.

Gimana keadaan Arin?

TING!!

Sakitnya Arin lumayan parah beb, suhu badannya aja 40 °, dia pun nggak mau makan sama sekali, tadi pun ketika aku telpon suaranya terdengar serak

Sam langsung terdiam begitu membaca pesan balasan dari Olsa. Dia pun meletakkan ponsel Rangga kembali ketempatnya, Sam berjalan meninggalkan kelas bahkan tidak ada yang tahu kemana dia pergi hingga jam istirahat berakhir, Sam belum juga kembali ke kelas.

" Ariiinnn..ibu pergi beli obat untukmu sebentar yaa, jangan lupa kunci pintu!! " teriak ibu Arin lalu menutup pintu.

" Iya bu. " Arin berjalan pelan menuju pintu tapi mendadak kepalanya yang sudah mendingang hilang sakitnya tadi malah kambuh dan membuat Chindy pingsan didepan pintu masuk.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang