62 ( REVISI )

22.7K 476 5
                                    

Penjualan produk coklat perusahaan Sam sangat baik. Bahkan Sam harus menyediakan berjuta-juta stock karena banyak yang menginginkan coklat itu. Selain enak, kisah di balik coklat itu juga menarik. Iklan yang ditayangkan sangat indah sehingga membuat banyak orang tidak ingin melewatkan untuk membeli produk ini. Apalagi di tiap bungkus coklat terdapat kata-kata yang berbeda. Ada 1.000 kalimat indah yang disiapkan untuk produk kali ini. Kalimat indah tersebut juga diciptakan oleh Olsa yang kembali belajar untuk mencintai dirinya dan juga mengembangkan dirinya.

Arin menerima banyak tawaran menjadi brand ambassador dan itu semakin membuat namanya melejit. Belum lagi drama barunya, Time is You mendapat sorotan kagum oleh banyak orang. Meskipun sibuk, Sam selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Arin begitu juga dengan Arin yang selalu menyisakan waktu untuk Sam.

" Terkadang aku merasa ini semua seperti mimpi. " Ujar Arin yang sedang duduk di sofa dan Sam menyandarkan kepalanya di paha Arin.

" Aku juga sering merasa ini semua mimpi, dulu untuk menunjukkan rasa sukaku saja, sangat sulit. " Sam memeluk perut Arin erat.

" Aku ingat waktu harus berpacaran dengan Alex. Dia seakan tahu kemanapun diriku. Tapi, ada satu momen yang saat itu membuatku berpikir dia baik tapi jika diingat sekarang, dialah yang membuatku mendapatkan hinaan. Saat aku secara tiba-tiba menjadi pacar Alex padahal aku baru putus darimu dan apalagi mereka tahu kamu berteman dengan Alex, aku jadi malah jadi bahan hinaan karena di cap murahan. " Arin mengerucutkan bibirnya.

" Maaf ya, aku membuatmu melalui semua itu. " Sam bangun dari posisi tidurnya dan memeluk Arin. "  Sekarang kita tidak perlu memikirkan masa kelam kita di masa lalu lagi. Aku akan membuat masa kini dan masa depanmu sangat indah, Arin. Itu janjiku. " Sam mengecup tangan Arin lembut.

" Tapi, aku penasaran. Hal apa yang membuatmu jatuh cinta padaku? " Tanya Arin sambil memainkan rambut Sam.

Sam tersenyum, " Hari itu angin sangat kencang, langit sangat mendung. Tapi, sama sekali tidak hujan setelah itu. Saat itu aku baru dua bulan pindah kembali ke Indonesia. Kira-kira usiaku adalah 17 tahun, aku melihatmu didepan sebuah minimarket kesusahan menahan rokmu agar tidak terbuka dan juga kesulitan memegang eskrim yang sudah terlanjur kamu buka. Aku masih ingat saat itu ponimu sepanjang ini. " Sam mengarahkan jari telunjuknya tepat diatas alisnya.

Arin mengernyitkan dahinya, " Aku bahkan tidak ingat saat itu. "

Sam mengangguk, " Wajar saja jika kamu tidak ingat. Kamu hampir melakukan hal yang sama selama seminggu. Aku selalu lewat sana karena rumah kosku disekitar sana. " Sam terkekeh saat mengingat hal itu.

" Rumah kos? Lalu mansion itu? " Tanya Arin yang fokus pada hal lain.

" Mansion itu diberikan Dad setelah satu tahun aku ke Indonesia. Mungkin karena masih ada rasa sayang  kepadaku dad memberikan mansion itu. Pokoknya itulah itulah yang membuatku mengenalmu. Aku juga mengikutimu saat meminta uang pada ayahmu hari itu. Sebenarnya aku hanya ingin membantumu tapi karena terbiasa disuruh Alex untuk menjadi lelaki bajingan, aku malah menyakiti hatimu. " Sam kembali memeluk Arin erat. " Maafkan aku, Arin. " Lirih Sam.

Arin mengusap punggung Sam, " Sudahlah Sam itu penting lagi. Seperti katamu tadi, seharusnya kita fokus pada masa kini dan masa depan. " Sam melepaskan pelukannya dan menatap Arin dalam.

" Terimakasih sudah ada dalam hidupku, Arin. " Kata Sam tulus. Arin tersenyum dan mencium lembut bibir Sam.

" Aku mencintaimu, Sam. " Arin tersenyum lebar setelah mencium Sam.

" Ciuman seperti ini tidak cukup Ariniya Fresnel. " Sam meraih tengkuk Arin dan menciumnya dalam. Arin menutup mata dan mengalungkan tangannya ke leher Sam membalas tiap kecupan yang diberikan oleh Sam. Sinar senja yang berubah menjadi malam pekat menjadi saksi cinta mereka.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang