7 (Revisi)

49K 1.2K 6
                                    

" Lalu apa maksud Alex dengan sahabanya yang terus menceritakan diriku padanya? " bathin Arin masih terus menatap tajam Sam.

" Nah, Sam ini pacarku, Arin, dan Arin ini Sam sahabat yang aku ceritakan kemarin padamu," kata Alex sambil tersenyum dan tidak menyadari atmosfer mematikan antara Sam dan Arin.

" Oh ya.. aku dengar kalian berdua bersekolah di SMA yang sama yaa, jadi sebelumnya pasti kalian sudah saling mengenal ya.b"

Arin mengangguk," Aku mengenalnya hanya karena dia siswa di kelas sebelah," jawab Arin dan Sam bersamaan lalu setelah itu mereka bertatapan dengan tajam.

" Aku rasa hubungan kalian lebih dari itu deh, " tebak Alex curiga.

" Tidak mungkin, " jawab mereka berdua yang lagi-lagi bersamaan dan akhirnya Alex pasrah, sepertinya mereka bermusuhan itulah pemikiran Alex.

Mereka bertiga pun pergi ke sebuah pusat game yang tidak jauh dari SD Permata. Disana mereka memainkan hampir semua game, Alex benar-benar menikmati kencan ini dengan perasaan yang senang, berbeda dengan dua orang yang lainnya, mereka berdua hanya mengikuti alur. Setelah puas bermain mereka pun memilih duduk di sebuah bangku tidak jauh dari pusat game.

" Waah..aku sangat menikmati game baru yang ada disini sebaiknya aku membeli minuman dulu untuk menambah energiku, apa kalian ingin pesan sesuatu?" tawar Alex yang berniat untuk pergi membeli minuman.

" Aku pesan orange float. "

"Aku cappuccino."

" Baiklah untuk pacarku orange float dan untuk sahabatku cappuccino, aku pergi sebentar, " pamit Alex.

" Kenapa kamu bisa pacaran dengan Alex? " Sam membuka pembicaraan.

" Itu bukan urusanmu. " Jawab Arin ketua tanpa menatap Sam yang duduk hanya berjarak satu kursi kosong disebelahnya.

" Ini adalah urusanku, bagaimanapun Alex adalah sahabatku dan kamu adalah.. " Sam tidak dapat mengucapakan bahwa Arin adalah seseorang yang harus dilindungi, kata-kata itu seakan tercekat di tenggorokannya.

" Aku ini apaa?? Barang yang sudah kamu buang dan malah dipungut oleh sahabatmu, begitu? " Arin berusaha menahan luapan amarah dan kesedihannya.

" Yaa memang begitu, Alex terlalu baik untuk kamu, " bohong Sam.

" Setidaknya dia tidak brengsek seperti dirimu, seandainya aku bertemu dengan Alex duluan bukannya bertemu denganmu, pasti hidupku sekarang tidak serumit ini," kata Arin kesal sedangkan Sam hanya terdiam dan tidak lama sesudah itu, Alex kembali dengan tiga minuman di tangannya sehingga mereka berdua pun kembali berakting seakan-akan tidak ada yang terjadi diantara mereka.

Jam pelajaran pertama kelas XII MIA 2 diawali dengan pelajaran Matematika yang diajarkan oleh guru Sanjaya, tidak berapa lama saat pelajaran dimulai, pintu kelas diketuk guru Nuri, wali kelas XII MIA 2 meminta izin masuk yang diikuti dengan seorang cowok di belakangnya.

" Rin.. siswa baru itu mirip Alex yaa? " kata Olsa kepada Arin yang duduk di depan Arin.

Arin melirik sebentar kedepan dengan malas,  " Itu memang Alex, Cha.. " Tapi setelah itu matanya melebar, " Kenapa dia bisa disini?? "

" Ohhh, jadi dia Alex itu? " bisik Chindy sambil menganggukan kepalanya. " Ada yang aneh dari tatapan pria itu. " Lirih Chindy menatap Alex.

" Mohon izin sebentar pak Sanjaya, hari ini kelas kita kedatangan siswa baru, silahkan perkenalkan dirimu Alex, " guru Nuri mempersilahkan Alex maju.

" Saya Alexandra Chandra, cukup panggil saya Alex, semoga kita semua bisa berteman dengan baik. "

" Baik itulah perkenalan dari Alex jika kalian ingin berkenalan lebih dalam dengan Alex bisa kalian tanyakan nanti dan untuk Alex silahkan duduk saja di bangku yang kosong dulu ya, terima kasih atas waktunya pak Sanjaya, ibuk permisi dulu. "
Setelah itu Alex pun menduduki satu-satunya bangku yang kosong yaitu yang berada di belakang Arin kebetulan siswa yang duduk disana mendadak pindah sekolah satu minggu yang lalu.

" Kita kembali ke pelajaran, sekarang bapak akan coba menguji sejauh mana kemampuan kalian pada materi ini, " perintah guru Sanjaya lalu membagikan lembaran soal. Banyak siswa yang mengeluh dengan tes yang mendadak ini, ya bagaimanapun mereka tidak bisa menolak perintah dari guru Sanjaya karena guru yang satu termasuk guru paling killer di SMA Pelita.

" Hai..Rin," sapa Alex pada Arin yang duduk di depannya.

" Hai juga ,Lex, aku kaget lohh kamu akan sekolah disini. "

" Sam yang menyarankan aku untuk sekolah disini. "

" Sam?? " Arin mengernyit bingung, Alex mengangguk dengan senyuman lebar. " Apa maksud semua ini? Bukankah kemarin dia bilang tidak ingin Alex bersama denganku lalu kenapa dia malah menyarankan Alex sekolah disini, ada yang aneh dengan semua ini? " bathin Arin.

" Ariniya Fresnel dan Alexandra Chandra bisakah kalian berhenti berbicara dan mulai menyelesaikan tes hari ini? " tegur guru Sanjaya sambil tersenyum tapi itu bukanlah senyuman ramah.

" Sebaiknya kita fokus pada pelajaran sekarang. " Bisik Arin terkikik geli.

" Baiklah kita harus menyelesaikan tes ini untuk sekarang. "

Setelah jam pelajaran guru Sanjaya berakhir, murid yang lain menyempatkan waktu ini untuk menuntaskan rasa penasaran mereka terhadap Arin.

" Arin..apa benar kamu sudah putus dengan Sam? " tanya Dhea.

" Aku juga penasaran soal itu, Rin, " timpal Fiona.

" Tadi pagi gosipnya menyebar dengan luas sebaiknya kamu lihat saja di grup sekolah yang tidak resmi sekarang, " saran Bobby si ketua kelas. Mengikuti saran Bobby, Arin pun langsung membaca serangkaian chat dari seluruh murid SMA ini, banyak dari mereka yang berpendapat negatif tentang dirinya dan Sam tapi sebuah foto membuat Arin tidak dapat berkata-kata lagi, itu foto Arin yang berkencan kemarin dengan Alex dan disana juga ada Sam, kabar dia pacaran dengan Alex pun sudah diketahui oleh satu sekolah, oh tidak ini benar-benar kacau!!

" Kita nggak nyangka ternyata kamu semurahan itu ya, Rin. " cerca Elina mewakili pemikiran teman sekelas Arin.

" Apa maksudmu, Elina!!!  Padahal kita semua udah 1 tahun ini sekelas sama Arin, bisakah setidaknya kalian percaya Arin nggak mungkin seperti itu," Olsa membalas perkataan Elina sambil menatap tajam semua murid yang beranggapan buruk pada sahabatnya.

" Udah Cha, aku akan jelasin semuanya, memang aku udah putus dengan Sam karena alasan pribadi yang tidak bisa kukatakan, jadi terserah kalian mau mengomentari ku apa tapi ini adalah hidupku."

" Kami tidak mempermasalahkan kamu putus dengan Sam, Rin tapi kamu langsung pacaran dengan Alex padahal baru putus dengan Sam, mungkin kita yang udah sekelas sama kamu bisa mengerti hal itu tapi siswa dari kelas lain bagaimana? " kata Joan datar.

" Sekali murahan ya tetap murahan mungkin kamu udah ketularan buruknya Sam, yaa," Hina Elina menatap nyalang Arin.

" Siapa yang kamu bilang murahan? " Alex mendekat pada Elina dan menatapnya dengan dingin.

" Aku sudah muak mendengar celotehanmu tentang Arin daritadi, apa hakmu sampai menghakiminya seperti itu, apa ada kerugian dan keuntungannya untuk dirimu berkata seperti itu, sekali lagi kamu berkata buruk tentang pacarku..aku pastikan hal yang buruk akan menimpamu nanti." Mendengar perkataan Alex entah kenapa langsung membuat Elina ketakutan, pertama kalinya Elina merasakan aura membunuh seperti ini. Tatapan pria itu berbeda.

" Baiklah, kita sudahi saja semuanya, pelajaran selanjutnya akan digantikan oleh guru Mia, sebentar lagi guru itu akan datang," lerai Bobby, semua siswa yang tadi mengelilingi Arin pun mulai kembali ke bangku mereka masing-masing.

" Apa yang akan kamu lakukan sekarang, Rin karena itulah aku menyuruhmu untuk berpikir panjang sebelumnya, " nasehat Chindy yang duduk di sebelah Arin.

" Aku pasti bisa mengatasinya karena akulah yang memulai semua ini, Ndi. "

" Bukan hanya itu, aku merasa ada yang salah dari si Alex itu, bukankah aneh ada anak baru masuk saat pertengahan semester bahkan ini hampir akhir semester, si Tia juga mendadak menghilang dan pindah entah kemana. " Bisik Chindy pelan takut didengar oleh Alex.

" Jadi maksudmu apa, Ndi? "

" Ada yang aneh dari Alex. "

" Apa maksudmu, Ndi?? Nggak mungkin lah ada yang aneh dari Alex. " Arin berusaha menepis pikiran buruk Chindy.

" Aku yakin dengan feelingku. " Arin hanya terdiam, otaknya memikirkan banyak hal.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang