" Sofia bagaimana kondisi adikmu?? " tanya ibu yang baru datang sambil meletakkan dua tas besar bawaannya. Olsa dan Chindy yang juga masih berada didalam ruangan Arin ikut membantu ibu menyusun bahan makanan yang dibawa kedalam kulkas ruang inap.
" Tidak usah terlalu cemas bu, Arin tadi hanya shock, sekarang keadaan sudah normal kembali. " Sofia membantu ibu mengeluarkan barang yang ada didalam tas bawaannya.
Ibu mengelus kepala Sofia pelan, " Maaf ibu datang terlambat, tadi ibu membuatkanmu sarapan dulu. Maafkan ibu. Ibu terlalu cemas dengan Arin, sampai tidak ingat kamu hanya makan sedikit sejak Arin dirawat. " Ibu memberikan sebuah kotak nasi besar. " Ibu ingat dulu kamu sangat menyukai gulai ayam cabe hijau. "
Sofia membuka kotak nasinya dengan mata yang berkaca-kaca, hal ini membawa pikirannya kembali mengingat kenangannya, dulu ia selalu merengek hanya ingin makan jika lauknya adalah ayam. " Ibu tidak perlu minta maaf, kita semua disini juga sangat mengkhawatirkan Arin, bu. " Sofia memeluk ibunya.
Ibu membalas pelukan Sofia erat, " Bagaimana keadaan Arin? Kenapa kamu nelfon ibu dini hari ? " tanya ibu namun Dheo yang baru datang bersama Rangga memotong Sofia yang ingin menjawab pertanyaan ibu. " Kak Sofia kenapa nelfon kami semua?? Ada apa dengan Arin?? " Dheo terus menarik Rangga yang selalu tertidur lemas.
" Hey.....Rangga kamu setidaknya agak semangat dong, masa lemes gini, sayang. " omel Olsa pada Rangga.
Rangga langsung berjalan kearah Olsa, " Maaf sayang tapi sumpah aku baru tidur 5 menit. " jawab Rangga merebahkan kepalanya di bahu Olsa.
" Kamu sih keseringan bergadang. " kata Olsa mengelus kepala Rangga lembut.
" Arin tadi hanya shock, maaf ya kita nelfon mendadak, soalnya kita sangat membutuhkan bantuan kalian berdua. " Chindy menunjuk Rangga dan Dheo.
" Bantuan apa? " tanya Dheo menaikkan alisnya.
" Jadi Sam mendadak pergi begitu saja ?" tanya Rangga setelah Chindy menceritakan segalanya.
" Dan Sam adalah pengaruh terbesar bagi Arin untuk bangun dari komanya? " tanya Dheo memastikan. Chindy dan Olsa mengangguk setuju.
" Apa itu semua mungkin? " Rangga menggaruk kepalanya ragu.
" Memang terdengar aneh, tapi tadi kami mencobanya sebentar. Kalian coba lihat ini. " Chindy mendekatkan bibirnya ke telinga Arin. " Arin, Sam bilang dia sangat merindukanmu. " Jari telunjuk Arin bergerak sedikit.
Ibu menutup mulutnya tidak percaya, begitu juga dengan Dheo dan Rangga. " Waah!!! Ini benar-benar terjadi!! " Pekik Rangga tertahan.
" Jadi kita ingin minta tolong pada kalian untuk menghubungi Sam karena kami sudah mencoba menghubunginya namu nomor Sam tidak aktif lagi. Bahkan di seluruh aplikasi pun, Sam tidak dapat kita temukan lagi. " Olsa menunduk sedih. " Jika ingin Arin bangun lebih cepat, kita harus bawa Sam kesini karena yang dipikirkan Arin sebelum koma adalah Sam. "
" Udah coba dari gmail? " tanya Dheo. Olsa dan Chindy menggeleng. Dheo langsung membuka Gmail pada tabletnya. " Sam aktif. " Semuanya langsung mendekat ke sofa tempat Dheo duduk.
" Ayo kirim pesan cepat sebelum dia off lagi. " Sofia menepuk pundak Dheo berulang kali.
" Iya kak Sofia, ini kita kirim pesannya. Kakak sabar ya. " Dheo menenangkan Sofia.
" Gini aja... " Rangga merebut tablet Dheo lalu secepat mungkin dan mulai mengetik. Hanya butuh waktu sebentar baginya untuk segera mengirimkan pesan pada Sam.
"Apa yang kamu ketik, Ngga ? " tanya Chindy berusaha melihat isi tablet namun dihadang oleh Rangga.
" Kita tunggu aja dia balas.." jawab Rangga tersenyum lebar.
Sedangkan di bandara, Sam sedang menunggu pesawatnya segera berangkat.
TRINGGG!! Ponsel Sam berdenting sekali.
" Ada pesan?? Di mail?? " Sam membuka Gmailnya untuk melihat pesan yang dikirimkan.
" Dari Dheo?" Ucap Sam pelan lalu membuka pesan yang ditujukan untuk dirinya.
From : Dheo_ptr@gmail.com
To : Sam_Bndt@gmail.comLamp : Sad Think
Baru membaca lampiran saja Sam sudah terkekeh, ini pasti Rangga yang menulis. Temannya yang satu itu memang sangat hiperaktif.
" Sam.. kamu kok pergi mendadak kayak gini..??
Kamu itu kayak pengecut jika kamu perlu pendapatku perlu tau..
Arin membutuhkanmu, cuma kamu harapan kita satu-satunya agar Arin bisa lebih cepat bangun dari komanya..
Jika kamu merasa bersalah, buang jauh-jauh perasaan itu, ini semua bukan karena dirimu tapi salah Alex.Pliss..kita semua disini membutuhkanmu.. enggak aku ralat.. yang paling membutuhkanmu itu Arin."
Sam menghela nafas panjang dengan perlahan ia lalu mengetik balasan..
" Hey...Sam membalas pesan kita. " kata Dheo membaca lebih dulu pesan yang masuk namun raut wajahnya berubah.
"Apa dibalasnya? " Tanya Rangga mengambil pelan tablet Dheo.
" Kalian lihat sendiri deh. " Dengus Dheo keluar dari kamar inap. Rangga terdiam setelah membaca pesan itu, Olsa dengan cepat meraih tablet itu dan membacanya bersama dengan Chindy dan Sofia. Ibu sendiri lebih ingin duduk di sebelah Arin.
" Apa maksud nya sih?? " kata Olsa marah gak percaya.
From : Sam_Bndt@gmail.com
To : Dheo_ptr@gmail.comLamp : -
" Aku nggak akan kembali, iya aku memang pengecut, tapi dari pemikiranku,semua ini salahku. Memang sebaiknya dari awal aku tidak masuk dalam kehidupan Arin.
Ini bukannya aku nggak sayang pada Arin,tapi dia terluka karena diriku jadi artinya lebih baik aku yang menjauh dan tidak pernah lagi muncul dalam hidupnya. Atau lebih baik jika dia melupakan bagian dimana diriku ada dalam hidupnya. Aku mohon,jangan cari atau menghubungiku lagi."" Kenapa dia kayak gini sih.. " kesal Olsa menghempas tablet Dheo ke sofa.
" Baiklah..kita balas juga. " kata Rangga lalu mengetik balasan.
From : Dheo_ptr@gmail.com
To : Sam_Bndt@gmail.comLamp : Nothing, You Evil
" Baiklah kita nggak akan mencari dirimu lagi, tapi kita tau kamu sangat khawatir pada Arin, percuma mau sok kuat kayak itu, kamu ingat kita udah 8 tahun berteman, aku kenal dirimu luar dalaman sekalian, kita akan terus beritahu dirimu perkembangan Arin dan asal kamu tahu berkat dirimu bicara pada Arin tadi,1 jari Arin bergerak, walaupun dia shock tapi dia berhasil lolos dari masa kritis, udah gitu aja, lelah gue ngetik, besok lagi ya sayang. Bye. "
Namun, ternyata pesan itu tidak terkirim, tanda seru muncul di pesan itu. " Apa dia memblokir kita? " Chindy menggeleng tidak percaya.
" Dasar, dia udah aku coret dari daftar pasangan masa depan Arin, pokoknya titik. " Seru Olsa kesal. Sofia hanya diam lalu menatap Arin yang masih terbaring. " Meskipun tahu Sam melakukan ini karena rasa tidak percaya dirinya dan ketakutannya tetap saja ini tidak adil pada Arin. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss To The Money
RomanceTidak ada yang tahu bagaimana nasib akhir dari seorang mantan model dan siswi tercantik, Ariniya Fresnel. Arin harus berhadapan dengan seorang badboy, Sam Benedict, agar ia bisa membiayai pengobatan ibunya. Dengan satu syarat yaitu Arin harus menjad...