19 ( REVISI )

25.8K 599 6
                                    

" Apa kau sudah selesai Sofia? " Bisik Alex yang membuat Sofia berusaha menahan gemetar nya.

"Kamu kenapa, Lex?" tanya Sofia masih sama seperti tadi mirip dengan suara Arin.

" Hentikan kepalsuanmu itu. " Alex menyeringai lalu menggenggam kuat tangan Sofia.

" Alex..sakitttt! " Sofia berusaha melepaskan genggaman Alex.

" Sakit? Wahhh..tak kusangka sekarang dirimu begitu berani Sofia. Tidak kusangka kau sangat berani untuk muncul di hadapanku. " Kekeh Alex.
" Bahkan kau menyingkirkan ketakutanmu itu pada ku, hanya demi adik mu, hebat sekali aku sampai terharu. " lanjut Alex bertepuk tangan perlahan.

" Jadi..kau sudah tahu Arin, adikku?  "tanya Sofia menahan gemetar nya.

" Kau takut heeh. Waah kau bahkan sekarang memiliki trauma? Bukankah itu baik? Hidupmu jadi tidak kesepian karena sekarang ditemani oleh penyakit trauma ini. " remeh Alex ketika melihat Sofia menahan gemetar pada tangannya.

" Aku sudah tahu semuanya, jauh dari sekarang, mungkin awal aku pacaran denganmu bahwa Sofia Waldner bersaudara kandung dengan Ariniya Fresnel. Kau tahu sebelum aku memulai hubungan percintaan dengan orang lain, aku akan mencari tahu apapun tentang dirinya. " Lanjut Alex lalu memeluk Sofia.

" Hei...apa yang kau lakukan, jauhkan dirimu dari tubuhku,brengsek. " kata Sofia mendorong dada Alex.

" Hati-hati lah,Arin sayang atau Sofia sayang?!! Jika tidak ingin pasukanmu itu terluka. " kata Alex sedikit keras lalu memeluk bahu Sofia.

" Ternyata, kau membawa pasukan ya..aku sudah curiga dari tadi kenapa mereka mengikutiku ,apa mungkin kejadian di rumah hantu tadi, itu memang disengaja?" tanya Alex marah sambil menatap teman-teman Arin yang sedang menyamar.

" Ya..itu memang rencana ku.. karena adikku pantas bersama pria yang baik bukan dengan bajingan psikopat seperti dirimu. " jawab Sofia menyunggingkan senyum miring.

" Psikopat?Siapa yang kau sebut psikopat,hhaahh? " Ujar Alex marah menekan kuat bahu Sofia.

Sofia meringis, " Lalu apa kalau tidak psikopat? Apa mungkin lebih baik kelainan jiwa atau kelainan seks."

" Kau...!!Seharusnya aku sudah membunuhmu ketika kau baru sampai di Indonesia. " Alex melotot marah pada Sofia.

" Heei..jauhin tangan kotor mu dari Sofia!! " Teriak Dheo mengundang perhatian banyak pengunjung.

" Siapa kau?? Mau jadi pahlawan kesiangan heeh??! " Decih Alex mendorong dada Dheo tapi itu tidak mempan karena tubuh Dheo jauh lebih berotot dari Alex.

" Tidak perlu kau tahu siapa aku, sebaiknya kau menjauh dari sini atau kupanggil polisi. " Dheo sudah mengetik nomor polisi dan akan menelponnya namun Alex langsung melayangkan tinjunya. Para pengunjung terpekik. Satpam taman bermain sudah mendekat ingin menahan Alex tapi pria itu menodongkan pistolnya, membuat semua orang berjongkok menunduk.

" Dia memang gila. " Pekik Olsa yang dipeluk oleh Rangga.

" Jika ada yang melapor ke polisi atau menghalangiku maka nyawa kalian yang akan lebih dulu dijemput. " Seringai Alex menodongkan pistol ke kepala Sofia.

" Jauhkan tangan kotormu itu, " kata Sam yang baru saja datang. Arin langsung diserahkannya pada Chindy dan Olsa.

" Ouuhhh..pahlawan kesiangan yang satunya udah datang. " Alex menatap sengit Sam.

" Urusan kita nggak ada kaitannya dengan mereka semua, sebaiknya letakkan pistol itu dan kita bicara baik-baik. " Sam menatap Alex tenang.

" Haahh..sudahlah..aku tak berminat berbicara atau melihatmu, jika kau ingin semua orang disini aman tanpa ada yang kutembak atau ku bom biarkan aku berbicara dengan Arin. " Alex menatap Arin yang menunduk. " Rin, mau kuantar pulang? " tanya Alex pada Arin. " Apapun perkataan orang-orang ini tentangku padamu jangan percaya, aku akan melepaskan semua orang ini dan memaafkan dirimu yang pergi bersama Sam jika kamu ikut denganku sekarang. "

" Arin nggak seharusnya bersama loe, Lex!! " Teriak Olsa tanpa takut.

" Loe itu psikopat tingkat dewa. " Chindy melanjutkan.

Arin menepuk bahu kedua sahabatnya sambil menggeleng. " Udah lah semuanya, aku percaya dengan Alex. Ayo Lex. " Arin berjalan kearah Alex dan menggenggam hangat tangannya, mengambil pistol dari tangan Alex dan menyimpannya di tas milik Arin. Semua pengunjung pun menghela nafas lega dan beranjak dari sana. Mereka tidak ingin lagi terlibat dalam drama gila para remaja ini.

" Loh..loh..Rin..my honey kamu mau kemana?" kata Olsa.

" Rin..pilihanmu ini sangat salah. " Imbuh Rangga menatap Arin tidak percaya.

" Jangan berpikir sembrono, Rin. " Dheo juga ikut memberi pendapatnya.

Arin mengernyit " Kenapa kalian semua curiga pada Alex, seharusnya yang di cap buruk itu Sam. " Arin menunjuk Sam.

" Tapi..Rin..bukannya kakak udah bilang kemarin, Alex itu berbahaya. " kata Sofia namun Arin langsung mendorongnya kearah Dheo.

" Lalu..mentang-mentang kamu sudah bercerita semuanya, aku akan langsung percaya, begitu? Aku bahkan belum menganggapmu menjadi kakakku" kata Arin terakhir menarik tangan Alex menuju parkiran namun dicegah oleh Sam.

" Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu, sebaiknya jangan ikut dengan pria ini. "

Arin memalingkan wajahnya dan menghempaskan tangan Sam yang menahan tangannya, " Ayo, Lex kita pergi, aku sudah bosan dengan drama mereka hari ini. " kata Arin sambil masuk ke mobil.

" Baiklah tuan putri. " Alex menatap remeh Sam dan Sofia lalu masuk ke mobil.

Setelah merasa mobil Alex sudah agak jauh.

" Hufftt..aku sangat gugup. " kata Chindy lemas dan terduduk kembali.

Olsa mengangguk setuju, " Aku sangat tak pandai berakting seperti tadi, aku bahkan hampir melupakan dialogku..tapi Arin melakukan nya dengan baik. "

" Itu lah adikku. " kata Sofia menodongkan dadanya, bangga. " Jangan remehkan adikku dia itu mantan model Korea. "

" Dasar bibi tua gila. "Bkata Sam pelan lalu berjalan ke parkiran.

" Hey..siapa yang kamu bilang tua gila haahh..aku ini masih sangat cantik dan muda,umurku baru 26 tahun tahu. " protes Sofia.

" Ya kau memang awet muda karena pacaran dengan brondong hot berperilaku psikopat seperti Alex," jawab Sam Masuk ke mobilnya.

" Heii..kemari kau. " Gerutu Sofia marah.

" Sampai jumpa aku harus menyusul dia. " Sam melambaikan tangannya melalui kaca mobil.

" Kau..harus mendapat hukuman dulu!!" teriak Sofia berusaha berlari ke parkiran. " Dasar!!Bocah gila..mau kemana dia? Bahkan Arin belum mengirimkan lokasinya. " bathin Sofia.

Ponsel Sofia berdering, Sofia langsung mengangkat panggilan itu, tanpa berkata apapun Sofia mendengarkan dengan seksama namun hanya ada suara hening, Arin tidak berkata apapun. Sofia langsung memutuskan jaringan.

" Berarti Arin berada dalam situasi yang buruk sekarang!! Dasar Alex brengsek, aku kira dengan Arin yang berakting sangat percaya dengannya dia tidak akan melukai Arin. " kata Sofia lalu segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi.

" Tuhan..ku mohon,jaga adikku. " bathin Sofia terus menambah kecepatan mobilnya dan menghidupkan GPS yang tersambung langsung pada ponsel Arin.

" Samtown Tree?" bathin Sofia, perasaanya langsung campur aduk. " Bukankah, itu tenpat tinggal orang tua Alex dulu. " Pikirannya langsung berkelana pada kejadian 3 tahun yang lalu, dimana orang tua Alex ditemukan meninggal disana.

" Astaga!!Berarti maksud jahatnya kali ini.. " Sofia mengerjapkan matanya berulang kali sambil menambah kecepatan.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang