" Aku kasihan dengan Allen, sudah dari kecil tidak diakui orangtuanya saat dia ingin menjalani hidup normal malah dimanfaatkan oleh saudaranya. " Rangga menghela nafas panjang.
" Bagaimana cara pacaran Emily membantu Allen, Sam? " Tanya Dheo penasaran.
Sam mengedikkan bahunya, " Entahlah, aku tidak tahu bagaimana cara kerja para geng Mafia meskipun jalannya salah dan kita melanggar hukum setidaknya kita bisa menyelamatkan satu saksi. " Dheo dan Rangga mengangguk.
" Tapi apa kamu bakal biarin Alex saat ini? Jika dia pelaku dari penculikan para gadis itu maka incaran utamanya adalah Arin, bukan? "
Sam terdiam sebentar mendengar pertanyaan Dheo, " Mungkin dia menyangka aku sama bodohnya seperti dulu. " Ponsel Sam bergetar sebuah pesan masuk. Sam tersenyum kecil, " Lihat ini. " kata Sam pelan sambil menunjukkan isi pesan di ponselnya.
From : 08-23xxxxxxxx
To : 08-56xxxxxxxx' Aku tahu kamu udah mengetahui semuanya, mengenai dalang dibalik penculikan itu. Tapi incaran utamaku saat ini adalah Arin, mantan terindahku. Aku sangat merindukan bibir manis itu. Aku berharap itu akan terjadi walau hanya 5 menit.
Jika kamu tidak ingin hidup Arin berakhir seperti adik kesayanganmu atau seperti Sofia, datang lah ke jalur utama tempat biasa kita lewat dulu besok siang. Tapi kamu tidak boleh membawa atau memberitahu kan hal ini pada orang lain. Ingat aku selalu memantaumu!! '" Apa-apaan ini??!! " Teriakan Rangga tertahan karena mulutnya ditutup oleh Sam.
" Jangan bicara terlalu keras, ada yang baru saja datang tadi. " Sam memberi kode mata. Dheo melirik sedikit memang benar ada siluet hitam yang berlari jauh setelah memantau mereka dari jendela.
" Jadi bagaimana caramu menyingkirkan psikopat itu, Sam? " Tanya Dheo pelan.
" Aku ada cara agar dia sendiri yang memutusksn untuk mati di dunia tapi dunia bahkan tidak memberinya kesempatan untuknya. " Sam tersenyum tipis. Sam menghubungi Emily dari ponselnya. " Halo, Emily. Bisakah aku meminta nomor Flint. Tidak, aku hanya ingin bertanya. Aiish..aku tidak akan menggoda pacarmu. Lagipula aku masih normal. Aku ingin meminta bantuan. Oke..thank's. " Sam menutup ponselnya dengan senyum yang masih terulas di bibirnya.
Sebuah pesan masuk ke ponselnya, nomor Flint sudah dikirim oleh Emily. Dengan tarikan nafas gugup, Sam menelpon Flint. Meskipun pria itu pacar adiknya, Sam belum pernah bertemu dengan pria itu. Hanya tahu dari foto yang dijadikan wallpaper oleh Emily.
" Halo " sebuah suara berat menyapa Sam terlebih dahulu.
" Halo Flint, aku Sam, kakak Emily. "
" Aku sudah tahu. Jadi bantuan apa yang kau perlukan? " Sam mengernyitkan keningnya tidak percaya karena biasanya seseorang akan bersikap baik pada keluarga pacarnya.
" Begini aku ingin meminta bantuan untuk memberi tahu kami lokasi Allen, aku sudah tahu kamu menyelematkannya saat itu. Aku sungguh berterimaksasih karena hanya dia saksi yang kupunya. Tapi, aku perlu bantuan untuk membunuh Alex. Dia sudah tidak pantas hidup lagi karena sudah terlalu banyak nyawa yang dia habisi. Hanya dengan kematiannya kita bisa menyelamatkan beberapa nyawa yang mungkin menjadi targetnya selanjutnya baik itu tahanan, polisi atau yang lainnya. " Jelas Sam tapi hanya keheningan yang dibalas oleh Flint.
" Baiklah. " Jawab Flint setelah keheningan yang cukup lama lalu menutup teleponnya dan mengirim pesan bahwa dia akan tiba disana besok. Dia juga mengirim lokasi bertemu.
Sam segera bersiap-siap dengan cepat, " Dheo, aku pulang dulu. Aku ada keperluan mendadak. "
" Bagaimana dengan Arin? " Tanya Rangga.
" Dia akan menginap di rumah Olsa hari ini, ia ingin menghabiskan waktu bersama dengan sahabatnya, aku pergi. " Sam segera berlari ke mobilnya. Flint mengirim Sam pesan untuk bertemu dengan teman satu gengnya yang saat ini berada di kota yang sama dengan Sam. Kata Flint dia menyimpan semua berkas berkaitan dengan Alex pada temannya itu. Lebih penting lagi, dia bisa bertemu dengan Allen.
Sam mengetuk pelan pintu rumah yang terlihat tua dari luar. " Halo, apa ada orang disini? " Pintu terbuka pelan, seorang pria bertubuh kekar muncul di balik pintu.
" Apa kau yang dibicarakan oleh Flint? " Sam mengangguk, pria itu mempersilahkan Sam masuk, ruangan didalam rumah itu hanya seperti kamar lama, sama sekali tidak terurus. Sam memeriksa kembali alamat di ponselnya, benar ini adalah tempat sesuai di alamat yang dikirimkan Flint. Tapi isi didalamnya hanya pasangan suami istri yang sudah lanjut usia.
" Kita lewat sini. " Pria itu berjalan ke arah kamar yang hanya ditutupi kain panjang sebagai pintunya. Disaat Sam masih sibuk dengan pikirannya pria itu menggeser letak sebuah vas bunga besar di kamar tersebut, lemari yang berasa di samping vas tersebut langsung terbelah dua membukakan jalan rahasia. Sam melongo tidak percaya.
" Ayo masuk. " Pria itu menyalakan senternya. Jadi itu manfaat senter yang dibawanya meskipun ini siang hari.
Setelah Sam masuk, lemari tersebut merapat kembali dan tertutup. " Waah... " Sam berucap kagum sebelum akhirnya dia dibuat semakin kaget dengan interior ruang bawah tanah tempat tersebut. Ada bar, billiar, karaoke dan juga tempat meeting yang bertuliskan majesty. Sam juga menatap horror banyaknya perlengkapan tajam yang dipajang di tepian dinding.
" Apa alat itu tidak berbahaya diletakkan disana? " Tanya Sam yang hanya dijawab tatapan tajam oleh pria bertubuh besar itu.
" George akan segera datang, kamu tunggu saja di ruang itu. " Pria besar itu menunjuk ruangan yang bertuliskan majesty tadi. Seisi ruangan berkelap merah, di sebuah layar besar ujung ruangan tersebut memperlihatkan rekaman CCTV di pintu depan rumah.
" Alex? " Sam menggeleng tidak percaya. Pria itu bahkan mengikuti langkahnya.
" Orang itu sudah berdiri didepan sejak 15 menit yang lalu, Rei. " Kata pria lain pada pria bertubuh besar yang ternyata bernama Rei.
" Apa dia orang yang ingin kau bunuh? " Tanya Rei menunjuk Alex dengan dagunya pada Sam.
Sam mengangguk, " Memang dia, aku tidak menyangka dia akan mengikutiku kesini. "
Rei mengangguk paham, " Baiklah, karena dia pembunuh berantai, aku tidak bisa langsung memukulnya begitu saja diluar. Aku perlu mengumpannya. Kau bantu aku. Kuharap ini akan segera berhasil. " Rei memberi arahan pada teman kelompoknya untuk bersiap pada rencana. " Tapi aku tidak tahu apa tugasku. " Protes Sam.
" Kau hanya perlu duduk berbicara dengan pasangan tua di lantai atas. Pancing dia untuk semakin mendekat kearahmu. Saat dia sudah duduk di kursi ini. " Rei menunjuk sebuah meja dari rekaman CCTV lantai atas, " Aku akan menekan tombol ini hingga dia terjatuh ke dasar tepat di sel itu. " Rei menunjuk sebuah ruangan lagi. " Didalamnya ada sebuah sel. Ini perintah Ketua. Katanya dia adalah pembunuh yang selalu mengurung korbannya di sebuah sel sebelum diperkosa dan dibunuh. Jadi mari buat dia merasakan neraka dahulu sebelum dia memilih untuk mati. Lagipula dia tidak memiliki identitas. " Sam mengangguk paham sambil menelan ludah. Ini cara yang kejam tapi jika tidak begini mungkin saja Alex akan membunuh lagi, pria itu tidak bisa berhenti membunuh.
" Baiklah, kita mulai. " Kata Rei yakin lalu mendorong Sam ke dalam lift tadi untuk membawanya kembali ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss To The Money
RomanceTidak ada yang tahu bagaimana nasib akhir dari seorang mantan model dan siswi tercantik, Ariniya Fresnel. Arin harus berhadapan dengan seorang badboy, Sam Benedict, agar ia bisa membiayai pengobatan ibunya. Dengan satu syarat yaitu Arin harus menjad...