54 ( REVISI )

16.9K 465 12
                                    

Arin menghapus ingusnya dengan tisu dan menatap kesal Chindy dan Olsa yang memasang tampang tidak bersalah.

" Jangan marah lagi, Arin.. kamu tahu kami sudah sangat merindukanmu. Lagipula memang benar aku masuk rumah sakit kemarin. " Kata Olsa duduk di samping Arin. Sam sudah pamit pergi karena ingin mengunjungi Rangga dan Dheo dulu.

" Iya kamu masuk rumah rumah sakit jenguk ayahmu. Bagaimana keadaan paman? " Tanya Arin khawatir.

Olsa menghela nafas lega, " Untungnya ayah hanya terkena stroke ringan. Dia sangat syok ketika mendengar aku akan bercerai dengan Rangga. " Olsa mencomot satu ayam goreng yang ditata oleh Chindy. " Minumanku yang mana? " Tanya Olsa memperhatikan satu persatu minuman yang dibeli Arin.

Arin menyodorkan dua buah cup minuman, " Ini vanilla latte dan choco mint. " Olsa tersenyum dan langsung meminum choco mint dengan senang.

" Apa kamu memang benar akan bercerai, Cha? Kalian sudah lama bersama loh. " Kata Arin hati-hati takut melukai hati Olsa.

Olsa menghela nafas lagi, " Aku juga tidak ingin bercerai sebenarnya tapi Rangga menyetujui gugatanku bahkan dia juga sudah menandatanganinya. Kamu tahu sendiri aku tidak akan bisa menyenangkan hati keluarganya meskipun aku sudah melakukan hal yang terbaik. "

Chindy mengangguk, " Aku juga sudah berusaha membujuk Rangga agar mempertahankan Olsa tapi entahlah aku tidak mengerti jalan pikir Rangga sekarang. Dia benar-benar berubah. Jika kamu bertemu dengannya, Rin, kamu akan mengerti perkataanku ini. "

" Bicara tentang Rangga, bagaimana dengan Sam? " Tanya Olsa antusias.

" Iya aku juga penasaran akan hal itu? " Chindy juga ikut mendekatkan dirinya pada Arin.

" Sam sudah tahu aku tidak amnesia dan dia juga mengatakan bahwa dia masih memiliki perasaan yang sama denganku. " Kata Arin pelan sambil mengetukkan jarinya ke meja.

" Benarkah?? Waah ..tidak kusangka pria yang notabenya pria brengsek ternyata pria yang setia. Apa kamu sudah menerimanya? " Tanya Olsa penasaran. Arin menggeleng.

" Kenapa????!!! " Tanya Chindy dan Olsa bersamaan.

Arin menutup kedua telinganya, " Telingaku serasa ingin pecah, jangan berteriak di telingaku. " Olsa dan Chindy tersenyum kecil dan mundur sedikit. " Kenapa kamu belum menerima Sam? " Tanya Olsa gemas.

Chindy mengangguk, " Aku bahkan pernah membaca artikel tentang Sam gay karena dia tidak pernah dekat dengan wanita dan perusahaannya juga kebanyakan pegawai pria, bukan? "

" Jadi apa yang membuatmu ragu? " Tanya Olsa dan Chindy bersamaan lagi.

" Aku bahkan tidak yakin apa aku masih menyukai Sam dengan cara yang sama seperti dulu atau tidak. " Lirih Arin pelan menunduk.

" Dari yang kulihat tadi, sepertinya kamu masih menyukainya. Tunggu, kamu tidak trauma percintaan karena mendengar ceritaku bukan? Jangan yaa... " Olsa memasang wajah takut. " Kamu tahu tiap manusia berbeda jadi jangan membuat prediksi bahwa dia juga akan sama dengan pria yang  pernah menyakiti. "

Chindy mengangguk, " Sam juga tidak pernah meninggalkanmu sendirian bukan selama ini. Dia selalu ada didekatmu. " Chindy mengangkat wajah Arin yang menunduk. " Rin, jika kamu tidak bisa mencintainya dengan cara yang dulu maka cintai dia dengan cara yang baru. Dengan cara mencintai Arin usia 24 tahun. " Chindy menepuk pundak Arin lalu ikut makan makanan yang dibawa Arin dengan Olsa.

" Kapan kamu kembali, Rin? " Tanya Olsa.

" Aku akan kembali besok, aku ingin berlama-lama disini tapi pekerjaanku masih belum selesai. " Arin memakan salad yang tadi diberinya bersamaan dengan ayam goreng.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang