Hari Minggu siang, Arin dan Olsa sudah sampai di Bistro Café, tempat yang dijanjikan oleh Rangga. Seperti yang sudah dijanjikan, Rangga sudah mengaturkan kencan buta ini khusus untuk Arin. Dari informasi yang di dapat oleh Arin, cowok itu adalah kenalan Rangga di sosial media baru-baru ini.
" Mana sih orangnya,Cha? " tanya Arin bosan terus mengetuk jarinya ke meja. Didepannya sudah ada dua gelas lemon passion tea yang tandas diminum olehnya.
" Ya tunggu sebentarlah Rin , kata Rangga cowok ini baru seminggu di Jakarta, hari ini dia sempetin buat kesini. Nah itu Rangga." Olsa melambaikan tangannya pada Rangga yang baru datang. Arin menoleh ke arah Rangga yang sedang bersama dengan seorang cowok blasteran.
" Maaf, udah lama nunggu yaa, soalnya tadi aku salah alamat untuk menjemput temanku ini, dia baru seminggu pindah ke Jakarta, jadi dia salah mengirimkan alamat kepadaku. " Rangga mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. Olsa menyuruh mereka berdua untuk duduk berhadapan dengan Arin dan dirinya.
" Oke, bagaiman jika kita mulai aja nih pengenalannya, " kata Olsa semangat sambil menyenggol bahu Arin.
Arin menarik nafas bosan, "Hai, aku Arin," Arin mengulurkan tangannya.
" Alex " pria itu membalas uluran tangan dari Arin sambil tersenyum ramah.
Setelah perkenalan yang singkat, mereka semua memulai percakapan yang banyak diisi dengan candaan oleh Rangga dan Olsa sesekali Alex akan menimpali percakapan sepasang kekasih itu sedangkan Arin, ia banyak terdiam entah kenapa di dalam hatinya, Arin merasa hampa. Ia mendadak merasa bahwa ini bukanlah hal yang diinginkannya.
" Ariinn, Alex cowok yang ramah ya, sepertinya akan cocok sama kamu, Rin," bisik Olsa.
" Iya tapi apa dia tidak playboy, Cha? "
" Tenang aja, Rin, Alex bukan cowok tipe playboy kok. " jawab Rangga yang mendengar bisikan Arin.
Tanggapan dari Arin, ia hanya dapat tersenyum malu karena ia ketahuan meragukan Alex, cowok yang baru dikenalnya itu. Setelah itu ponsel Alex bedering dan cowok itu meminta waktu sebentar untuk menjawab panggilan." Hei Bro...lama nggak ketemu ya, gue baru balik nih dari Amerika, kapan kita bisa ketemu?v" sapa Alex dengan senang pada seseorang yang menelponnya.
" Oke..Sam, I wait your promise, okay! " lanjut Alex sambil tertawa.
" Sam?? Apa mungkin ...???" bathin Arin tapi ia berpikir kembali belum tentu Sam yang dimaksud oleh Alex itu Sammy Benedict. Ada banyak manusia di belahan dunia dan yang bernama Sam juga banyak. Ya mudah-mudahan saja itu bukan Sam yang dikenalnya.
Pengenalan di cafe tadi cukup dibilang berhasil tapi akhirnya permintaan Arin pun terlontar, ia ingin segera pulang entah kenapa saat ini kepalanya serasa berputar-putar, bermacam pikiran muncul dalam benaknya. Memang kencan buta ini, ia sendiri yang menyetujuinya tapi hatinya sendiri malah terasa kosong.
" Ya udah Rin, kamu pulang aja dulu kayaknya kamu belum sehat deh. " kata Olsa cemas meraba dahi Arin yang terasa panas.
" Boleh aku mengantarmu?" tanya Alex ragu. Arin sedikit berpikir tapi ia pun mengangguk. Arin merasa segan jika tetap menolak permintaan cowok ini. Sudahlah daritadi ia cuek ditambah minta pulang duluan. Setidaknya ia harus menunjukkan keramahannya walau sedikit.
" Euhmmm..maaf ya mungkin tadi kamu mengira aku seakan playboy atau semacamnya saat kita ngobrol tadi," kata Alex sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Saat ini mereka sudah berada di parkiran luar cafe.
" Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu karena berpikiran yang negatif tentangmu," Arin berbicara dengan nada menyesal sambil tersenyum gugup pada Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss To The Money
RomanceTidak ada yang tahu bagaimana nasib akhir dari seorang mantan model dan siswi tercantik, Ariniya Fresnel. Arin harus berhadapan dengan seorang badboy, Sam Benedict, agar ia bisa membiayai pengobatan ibunya. Dengan satu syarat yaitu Arin harus menjad...