" Sam...ayo kita harus pergi sekarang, aku yakin Alex sudah sampai di restoran itu. " desak Sofia sambil melompat bahagia.Sam masih sibuk merongoh saku dan tasnya, " Sabar sebentar, aku harus mencari kunci mobilku dulu dan aku yakin Alex tidak akan menghilang dari bumi ini. " Gerutu Sam gusar. Setelah menemukan kunci mobilnya, Sam segera menyalakan mesin mobilnya untuk segera ke tempat perjanjian kedua temannya itu, mungkin saja Alex telah menunggu Sofia disana.
" Lalu sekarang kirim pesan pada Alex bahwa aku tak bisa datang karena ada urusan penting," kata Sofia bersenandung sambil mengetik pesannya. Dalam hati, Sofia berharap semoga rencananya ini berjalan dengan lancar. Sam hanya diam, entah kenapa perasaanya tidak enak.
Sesampainya di restoran, Sam dan Sofia datang dengan berpegangan tangan, ini juga termasuk salah satu idenya Sofia dan hal itu pas sekali dilihat oleh Alex yang baru saja datang. Alex langsung marah dan menarik kasar tangan Sam untuk melepaskan genggamannya pada tangan Sofia lalu menarik Sofia agar segera menjauh dari sana.
" Lex, tunggu dulu," Sam menahan langkah Alex.
" Apa? Kamu mau bilang Sofia milikmu? Pacar sahabatmu sendiri masih mau kamu rebut, apa sih yang kamu pikirkan sebenarnya. Dasar Brengsek!!! " Gertak Alex dengan kasar.
" Kamu salah paham, Lex." Tapi omongan Sam sama sekali tidak didengarkan oleh Alex, sahabatnya itu malah langsung pergi bersama dengan Sofia.
Tapi Sam tetap menahan tangan Alex, perasaannya tidak bisa enak jika membiarkan mereka berdua pergi. " Alex!! Jangan emosi dulu, Sofia sudah menyiapkan sesuatu untukmu. Kau terlalu memegang erat tangan Sofia. "
Alex berdecak kesal, " Dasar bajingan!! Beraninya kau mengaturku!! " Alex melayangkan tinjunya tapi dengan cepat dihindari oleh Sam.
Diperhatikan oleh banyak pengunjung, Alex kembali menarik Sofia keluar dari restoran. Sedangkan Sofia hanya mengulum senyum, dengan melihat Alex cemburu begini itu artinya pria itu masih sangat mencintainya. Merasa bahwa rencananya sudah berhasil, Sofia menoleh ke belakang dan mengedipkan mata kanannya pada Sam.
Keesokan paginya, Alex terbangun dari tidurnya dengan senyuman lebar sedangkan Sofia duduk termenung di depan kaca besar dengan pandangan yang kosong. Alex ingin mendekati Sofia, tapi wanita itu malah langsung menjauh darinya.
Sofia memeluk dirinya erat, " Jangan mendekat padaku, dasar psikopat!! " kata Sofia marah dan menatap Alex penuh kebencian.
" Siapa yang kamu panggil psikopat Sofia, aku melakukan semua ini karena aku mencintaiku." Alex berjalan mendekati Sofia yang sudah gemetaran melihatnya.
" Jangan mendekat padaku!! " Sofia langsung memecahkan kaca besar yang berada di depannya dan mengacungkan potongan kaca itu pada Alex.
" Kenapa kau sampai takut padaku? Padahal aku mencintaimu. " Alex menatap lembut Sofia.
" Jangan pernah kamu mengatakan tentang cinta lagi kepadaku dengan mulut kotormu itu, aku bahkan sudah tidak sudi lagi untuk melihat wajahmu. " Sofia berlari menuju pintu apartement Alex tapi langsung dicegah.
Alex mencengkram kuat lengan Sofia karena wanita itu terus memberontak, " Kamu mau lari kemana, haahh??!! Mau mengadu pada Sam tercintamu itu, aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. "
" Aku sudah bilang jangan mendekat padaku." Sofia langsung menancapkan potongan kaca tadi pada paha Alex dan langsung kabur dari apartement Alex sebelum si psikopat itu menangkapnya lagi.
" Siaaall!! Sofia jadi membenciku ini semua karena salah Sam, lihat saja aku pasti akan melenyapkannyaa, tidak.. tidak lebih baik membunuhnya dengan perlahan," kata Alex sambil tersenyum sinis, dia bahkan tidak memedulikan kakinya yang mulai mengeluarkan banyak darah.
Sam terus mondar-mandir di kamarnya, " Kenapa Sofia tidak mengangkat telfonnya dari kemarin? Apa mungkin rencana kemarin tidak berjalan baik? " Sam nemeriksa ponselnya berulang kali berharap ada berita baik yang disampaikan oleh Sofia. Tidak berapa lama, sebuah pesan masuk ke ponsel Sam dan itu adalah pesan dari Sofia.
From : Sofia
Sam semuanya berantakan, bisakah kamu datang ke apartementku sekarang?
Sam langsung bersiapa-siap untuk segera ke apartement Sofia, Sam merasakan bahwa sesuatu yang buruk memang telah terjadi pada Sofia.
" Loh, mana mom dan dad? " tanya Sam begitu melihat hanya ada Emily di rumah.
" Pergi rapat ke kantor, " jawab Emily lalu menyalakan televisi.
" Ooo begitu, Emil, kamu mau ikut kakak ke apartemen Sofia? "
" Tidak, film kesukaanku akan tayang sebentar lagi. "
" Kalau begitu, nonton saja di kamarku yaa, hari sudah hampir malam, aku pergi dulu jangan lupa kunci pintunya. " Emily mengangguk kecil dan mulai fokus pada layar televisi. Sam segera mengendarai motornya setelah memastikan Emily sudah mengunci pintu rumah. Ketika Sam semakin menjauh dari rumahnya, seseorang yang bersembuyi di belakang semak pun tersenyum puas.
" Tidak kusangka ini sangat terlalu mudah untuk dilakukan, semuanya menjadi sangat mudah untukku, terima kasih Sofia karena berkat ponselmu yang ketinggalan, aku bisa membodohi Sam yang culun itu. " Alex pun berusaha masuk lewat pintu belakang karena sepengatahuan Alex yang sering datang ke rumah Sam, pintu belakang ini yang paling mudah untuk diblokir. Setelah berhasil masuk ke rumah Sam, Alex mengatur semua CCTV bahkan juga mengenakan baju yang sama dengan baju yang dikenakan oleh Sam tadi. Untung saja Sam sahabatnya yang bodoh itu selalu membeli kaos yang sama. " Pria yang jelek dan bodoh itu tidak seharusnya berusaha menandingiku. "
Alex sampai di ruang monitor, dia mulai memantau dimana saja letak CCTV rumah ini, " Letak kameranya terlalu tersembunyi. " Alex mengurut dagunya. " Kenapa tidak kumatikan saja aliran listriknya? Dengan begitu adik kecil Dan juga tidak akan bisa melihat jelas wajahku dan juga akan lebih menghemat waktuku. " Alex tersenyum puas setelah memeriksa letak CCTV, " Baiklah sekarang aku tinggal mengurus adik kecil kesayangan Sam ." Alex pun mematikan aliran listrik.
" Yah.. malah mati lampu padahal filmku baru mulai," keluh Emily lalu mulai mencari senter di kamar kakaknya, " Dimana sih kakak meletakkan senternya? " Emily terus meraba-raba meja belajar kakaknya yang penuh dengan buku. " Ketemu. " Emily menyalakan lampunya tapi pintu kamar yang mendadak terbuka mengalihkan perhatian Emily.
" Emily, kakak sudah pulang, " kata Alex berusaha menyerupai suaranya Sam.
" Kenapa kakak sudah pulang? Bukannya tadi kakak pamit pergi ke apartement kak Sofia? " tanya Emily bingung menyodorkan lampu kearah Alex dan masih belum menyadari bahwa pria yang berdiri di depannya saat ini bukanlah Sam. Tanpa menjawab pertanyaan dari Emily dan sebelum gadis itu menyadari dia bukanlah Sam, Alex mendorong Emily hingga terjatuh di kasur. Alex melakukan hal yang serupa pada Emily seperti yang dilakukannya pada Sofia kemarin.
" Kamu benar-benar akan merasakan kepedihan mulai dari sekarang, Sam, " kata Alex pelan sambil menyeringai dibalik kegelapan.
" Dia bukan kakakku," bathin Emily terus meronta tapi ia semakin kehilangan kesadaran karena tidak dapat lagi menahan sakit akibat perlakuan yang kejam dari Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss To The Money
RomanceTidak ada yang tahu bagaimana nasib akhir dari seorang mantan model dan siswi tercantik, Ariniya Fresnel. Arin harus berhadapan dengan seorang badboy, Sam Benedict, agar ia bisa membiayai pengobatan ibunya. Dengan satu syarat yaitu Arin harus menjad...