" Udah ah, Ndi, kita nggak boleh berprasangka buruk ke orang lain. " Bantan Arin meskipun pikirannya berkelana kemana-mana. Arin pun mulai fokus kembali ke pelajaran karena guru Mia sudah mulai menuliskan materinya di papan sedangkan Chindy masih larut dalam pemikirannya. Chindy pun merasakan Alex menatapnya tajam dari belakang.
Saat jam istirahat sebelum murid yang lain mendekati Arin, Alex langsung membawa pergi pacarnya ke atap sekolah, tempat yang mungkin tidak ada siswa lain disana. Bahkan Chindy belum sempat memanggil Arin untuk tetap dikelas.
" Maaf, Lex,aku membuatmu kesusahan padahal ini hari pertamamu sekolah disini. " Arin menghela nafas panjang.
Alex tersenyum kecil, " Ngak apa-apa. "
" Uhmm.. tapi tadi kamu dengar semuanyakan, aku nggak bermaksud menyembunyikannya darimu tapi sepertinya aku terlambat untuk memberitahumu apalagi Sam adalah sahabatmu, " lirih Arin.
" Aku sudah tahu semuanya dari dulu termasuk masalah kenapa kamu harus terikat dengan Sam."
Mata Arin melebar kaget, " Apaaa!! Kenapa kamu bisa tahu itu semua, apa mungkin Sam juga yang memberitahumu? "
Alex mengedikkan bahunya, " Mungkin saja iya, mungkin saja tidak. "
" Tapi kenapa kamu masih mau mendekat denganku? Aku ini terlalu buruk untukmu. "
" Aku tidak peduli tentang hal itu yang kutahu sekarang, aku akan membahagiakanmu karena kamu adalah pacarku," kata Alex lalu memeluk Arin. " Aku pasti akan menjauhkanmu dengan Sam yang telah membuatmu merasakan kepedihan selama ini." Arin hanya terdiam mematung, bahkan pelukan dari Alex tidak menenangkan hatinya.
" Alex sepertinya udah bel, aku mau ke kelas sekarang. " Arin melepaskan pelukan Alex pelan.
" Kamu duluan saja, aku masih ingin disini sebentar."
" Baiklah. Aku duluan. " Alex mengangguk dengan senyuman lebar.
Setelah Arin meninggalkan atap, seorang pria keluar dari persembunyiannya yaitu di balik tumpukan meja dan kursi yang tidak digunakan lagi untuk proses pembelajaran.
" Sudah kamu dengar dan lihatkan, Arin itu menderita karena berpacaran denganmu!! " Terimakasih Alex mendekati Sam yang tampak mengerut bingung.
" Apa maksud perkataanmu tadi bahwa aku memberitahu semua tentang Arin kepadamu?!!! " Sam maju lalu mencengkram erat kerah seragam Alex.
Alex memutar bola matanya malas dan dengan kasar melepas cengkraman Sam, " Berhentilah berbicara omong kosong Sam, bukankah kamu sendiri yang meberitahu semuanya kepadaku. "
" Kamu lah yang seharusnya berhenti berbicara omong kosong dan kenapa kamu harus pindah kesini, haaah??!! Bukankah aku sudah menuruti semua perkataanmu. " Sam menatap Alex tajam.
Alex terkekeh keras, " Kamu tidak menuruti semua perkataanku, Brengsek!! Aku tidak pernah menyuruhmu bersikap lembut pada Arin, kamu bahkan datang kerumahnya saat ia sakit. Lihat apa dampak dari perbuatanmu, Arin jadi menderita. "
" Apa kamu melakukan semua ini hanya karena aku bersikap baik? " Sam menggeleng tidak percaya pada pria yang sekarang menatapnya remeh.
" Kau bukan bersikap baik tapi memperlihatkan hatimu. " Alex menepuk pelan pipi Sam yang diam mematung. " Sekarang kau terima saja akibatnya bahwa kau sudah kehilangan Arin, sekarang biarkan aku yang mengurus Arin." kata Alex tegas mendekatkan bibirnya ke telinga Sam.
" Aku sama sekali tidak kehilangannya, Arin masih mencintaiku. " Sam menatap tajam Alex yang berada sangat dekat dengan wajahnya.
" Arin akan segera mencintaiku karena aku tidak akan memberikannya kepedihan seperti yang dilakukan seseorang kepadanya, aku bisa memanjakannya seperti Sofia dulu." kekeh Alex lalu pergi meninggalkan Sam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss To The Money
RomanceTidak ada yang tahu bagaimana nasib akhir dari seorang mantan model dan siswi tercantik, Ariniya Fresnel. Arin harus berhadapan dengan seorang badboy, Sam Benedict, agar ia bisa membiayai pengobatan ibunya. Dengan satu syarat yaitu Arin harus menjad...