18 ( REVISI )

25K 692 6
                                    

" Eeh..kak Sofia kayaknya mereka lagi beli tiket masuk rumah hantu tuh. " kata Chindy sedikit berbisik sambil menunjuk.

" Benar, ayo!! " Sofia memberi arahan dan berjalan perlahan lebih dahulu.

" Mereka keburu udah masuk tuh. " Celetuk Rangga panik.

" Don't panic, sekarang baru saatnya kita masuk, jangan terburu-buru. " kata Sofia. " Ingat, jangan sampai lupa dengan posisi dan tugas masing-masing." Semuanya mengangguk dan mengikuti arahan Sofia.

" Baik kita mulai sekarang. " Sofia merangkul lengan Sam. Mereka berdua berjalan dibelakang Olsa dan Rangga yang juga bergandengan.

Chindy dengan Dheo terlihat kaku tapi pura-pura berpelukan jika ada hantu yang datang.

" Sayang..aku takut. " kata Sofia manja pada Sam. Dibelakangnya Chindy melongo tidak percaya dengan akting buatan Sofia terdengar sangat menggelikan bagi mereka yang sudah mengenal mereka berdua.

" Mau aku gendong? Agar ketakutanmu sirna? " tawar Sam dengan senyuman. " Euhmm..boleh. " Sofia mengangguk dan langsung digendong bridal style oleh Sam.

Olsa dan Rangga yang berada di depan mereka langsunh menyenggol Sam saat posisi mereka sudah dekat dengan pasangan Arin&Alex, Chindy dan Dheo pun menambah kuatnya dorongan itu hingga Sam bertubrukan dengan Alex.

" Ini dia saatnya, "bathin Sofia lalu membantu Alex berdiri,

" Hei..kalian hati-hati lah. " kata Alex berlalu dengan menggenggam tangan Sofia yang sudah merangkul lengan Alex dari tadi. Dia bahkan tidak menyadari yang berada disampingnya bukan lagi Arin karena gelapnya wahana rumah hantu itu.

" Rangga, kita harus ikuti Sofia dan Alex, mungkin saja ada hal yang buruk akan terjadi nanti. " bisik Olsa lalu menarik Rangga untuk mengikuti Alex dan Sofia.

Chindy dan Dheo pun juga mengikuti langkah dua pasangan tadi agar memberi ruang bagi Sam dan Arin. Meskipun Sofia menyuruh mereka bersenang-senang setelah misi mereka menyatukan Sam dan Arin, tetap saja mereka tidak bisa membiarkan Sofia hanya berdua dengan Alex si pria gila itu.

" Kamu nggak apa-apa? " tanya Sam pada Arin yang baru saja duduk setelah Sam mengajaknya berlari menjauh dari Alex.

" Jadi ini rencana kakak. " kata Arin pelan menatap kosong tanah.

" Apa??Suara mu terlalu kecil. " Sam mendekatkan telinganya ke bibir Arin.

" Kamu membohongiku selama ini, kenapa? Kenapa?" Arin memukul pelan dada Sam.

" Berbohong tentang apa? " tanya Sam pura-pura tidak paham dengan perkataan Arin.

" Segalanya, jika kamu memang mencintaiku kenapa harus pakai jalan dengan uang!! Kamu bahkan tidak pernah membuatku kotor, juga memutuskan aku pun demi keselamatan diriku ,tapi kenapa kamu harus berbohong? " kata Arin terisak.

Sam pun memeluk Arin, " Maafkan aku, maaf sudah berbohong padamu, hanya dirimu satu-satunya orang yang mencintaiku apa adanya, aku tidak ingin kamu terluka karena pertengkaranku dengan Alex karena itu..karena itu.." perkataan Sam terpotong karena bibir Arin menyapu bibirnya sekejap. Sam mengedipkan matanya menatap Arin yang terpaku memandangnya. " Maaf, aku tidak tahu entah apa yang ada di pikiranku. " Arin menjauhkan dirinya tapi Sam meraih pinggang Arin mendekat dan mencium Arin kembali ,seakan dia merindukan semua ini, Sam pun memperdalam ciumannya dan mulai melumat bibir Arin perlahan, Arin pun membalasnya, lagi dan lagi..

" Kali ini baru aku rasakan ciuman ini tanpa beban. " bathin Sam menatap Arin dalam setelah menyudahi ciumannya.

" Rasanya berbeda ketika kita dekat seperti ini tanpa uang maupun niat lainnya. " Kata Arin tersenyum pada Sam.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang