Epilog

28.5K 487 1
                                    

" Jasmine!! Sakura!! Jangan berlarian nanti terjatuh!!" teriak Arin pada kedua gadis kecilnya yang sibuk bermain kejar-kejaran.

" Jasmine, Sakura, ayo makan!! " kata Sam yang baru keluar dari kamarnya sambil menggendong kedua buah hatinya.

" Pagi ayah, ibu. " sapa Jasmine sambil tersenyum.

" Agi..pa..ma. " kata Sakura mengikuti kakaknya. Meskipun usia mereka berdua sebaya, sama-sama berusia 4 tahun tapi Jasmine lebih lancar dalam berbicara dan dari sifat dan karakter Jasmine lebih dewasa dibanding Sakura.

" Pagi juga sayang!! "sapa Arin lalu mencium pipi kedua putri nya.

" Aku?" tanya Sam sambil tersenyum memajukan pipinya.

" Iya ibu, masa ayah tidak dicium juga. " kata Jasmine polos.

" Pa uga. " lanjut Sakura.

" Hahaha..baiklah.." jawab Arin lalu mencium pipi Sam tapi Sam langsung mencium bibir Arin singkat yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sam. Tapi yang ditatap malah dengan santai mengajak kedua putrinya duduk untuk sarapan.

" Baiklah, kita ke taman sekarang? " tanya Sam setelah makanan di piringnya habis.

" Ayo!!" kata Jasmine dan Sakura bersemangat.

" Baiklah..kita ganti baju dulu..biar ibu bantu kalian ganti baju. " kata Arin sambil menggandeng kedua putri nya ke kamar.

" Yeaaa!!! " sorak Sakura ketika mereka baru sampai di taman.

" Haaai!! " Sapa Olsa kencang. Ia bersama dengan Ethan dan Chindy juga Dheo. Dua tahun yang lalu akhirnya mereka berdua menikah dengan drama yang cukup panjang.

" Si kembar tambah cantik ya!!" kata Olsa.

" Hahaha..mereka memang cantik seperti ibunya dong, miss Cherry!" Jawab Arin tertawa.

" Ibu...Ethan mencubit pipiku terus. " keluh Jasmine pada Arin.

" Uuum ma..aman Eho ila(uumm ma..paman Dheo gila)" Lanjut Sakura, ya walaupun Sakura belum terlalu lancar berbicara, tapi mulutnya lebih barbar dibanding Jasmine yang dapat dikatakan selalu tenang seperti Sam.

" Maaf kan paman gila ini ya. " kata Chindy tersenyum lebar menatap Dheo yang pura-pura kesal

" Arin!! Benar kamu kan?" Tanya seseorang lalu membuka kacamata hitamnya.

" Hyun Min hyung!!!" Arin langsung memeluk erat Hyun Min. "Kenapa Hyung bisa di ada disini? " tanya Arin lalu melepas pelukan nya.

" Ya lagi traveling, rencana sih mau ke rumahmu nanti sore tapi malah ketemu duluan disini. " Jawab Hyun Min.

" Kenapa tidak pernah menghubungiku haah??Hyung mu ini kesepian sejak kau mundur dari dunia hiburan dan memilih tinggal di Indonesia!! Mr.Oh temanku pun pindah ke Bangkok. " keluh Hyun Min.

" Mr.Oh? Ke Bangkok? Why? "tanya Arin.

" Ya dia ingin mengembangkan usaha restoran nya dan apa ini putrimu? Kembar? "tanya Hyunmin lalu mengusap pipi Sakura dan Jasmine.

" Iya, ini putriku. Bukankah aku pernah mengirimi foto mereka berdua pada Hyung. Apa kau sendirian saja hyung? " tanya Arin..

Hyunmin menggeleng, " Tidak aku bersama pacarku. "

" Pria?" tanya Arin lagi.

" Tidak..seorang wanita, itu yang duduk disana
" tunjuk Hyunmin pada seorang gadis yang melambai ke arahnya.

" Sebaiknya aku pergi, karena aku ingin ke rumah pacarku dan sebaiknya mulai sekarang kau harus memanggilku Oppa, karena hyungmu ini sudah normal. " bisik Hyunmin lalu melambai pergi, Arin pun tersenyum dalam hati akhirnya pria yang selama ini sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri dapat menemukan cahaya dalam hidupnya.

" Loh?" Arin mulai kaget karena ia tidak menemukan putri nya,Sakura.

" Jasmine dimana Sakura? " tanya Arin mulai panik.

" Tadi dia di samping kok, Bu. " jawab Jasmine yang sedang bermain dengan Ethan.

" Sam..dimana Sakura? " tanya Arin panik.

" Tadi dia disini, dimana dia? " kata Sam yang baru kembali membeli ice cream untuk kedua putrinya. " Tadi dia meminta ice cream, makanya aku pergi beli. " lanjut Sam.

" Mungkin dia mengikuti tadi. " Kata Olsa yang mulai mencari-cari keberadaan Sakura.

" Sakura!!" teriak Arin lalu berlari ke sekeliling taman.

" Dimana kamu,sayang?!! "teriak Arin.

" Ini sudah seminggu sejak Sakura hilang,kami pun sudah menghubungi polisi dan Sakura tetap tidak ditemukan, maafkan kami. Saat itu kami juga lalai. " kata Chindy.

" Tidak..ini bukan salah kalian tapi salahku. " kata Arin menangis dengan tatapan kosong.

" Ayah biarkan Jasmine menemui ibu. " pinta Jasmine.

" Baiklah..tapi buatlah ibumu tersenyum ya. " Sam menahan air matanya, dia merasa gagal menjadi seorang ayah, karena takut Sakura mungkin hilang di keramaian jika dia mengajak putrinya itu membeli es krim, Sam menyuruh Sakura untuk menunggu dulu. Akhirnya malah berbalik menjadi bumerang, dia tidak berpikir mungkin saja putrinya itu akan mengikuti dirinya.

" Ibu..jangan menangis.. maaf Jasmine tidak menjaga Sakura. " Jasmine memeluk Arin.

Arin menatap Jasmine, harapannya mulai muncul. " Bagaimanapun, aku harus kuat karena masih ada putriku yang membutuhkan kasih sayangku. " bathin Arin lalu mulai tersenyum.

" Maafkan ibu ya, sayang " kata Arin membalas pelukan Jasmine.

Sedangkan di tempat lain,

" Anak ini memang cantik tapi tak ada gunanya, kita bahkan tidak bisa meminta tembusan karena asal menculik anak ini. " kata seorang pria.

" Dan ia bahkan tak merasa takut sama sekali,dan lihat sekarang sesudah makan dia malah tidur, menyebalkan. " kata pria lainnya.

" Dan satu lagi, bos bahkan tak menginginkan anak barbar ini. " kata pria itu kesal.

" Bagaimana kalau kita jual saja anak ini pada orang kaya. " saran pria pertama tadi.

" Eumm boleh juga. " Pria yang lainnya mengangguk setuju.

" Nah..Carol..kamu akhirnya punya adik!!" kata seorang pria yang sedang menggandeng seorang gadis dengan helaian rambut coklat soft.

" Namanya Sakura..Sakura Jersey. " kata wanita yang berdiri disebelah pria tadi.

" Benarkah ibu?? Hai Sakura, aku Carol.." kata gadis cilik berumur 10 tahun yang bernama Carol.

Sakura pun hanya tersenyum canggung. Meskipun orang-orang ini baik tapi entah kenapa semuanya terasa asing.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang