44 ( REVISI )

20.4K 556 8
                                    

Arin baru saja sampai di agensinya dengan perasaan khawatir. Artikel mengenai dirinya bersama dengan Sam kembali dirilis. Jisung bahkan mengantar Arin melalui pintu belakang agensi karena banyaknya orang didepan agensi mereka. Apalagi Arin juga ada pemotretan hari ini. Saat baru memasuki studio pemotretan, Mrs Park Mina sudah menunggunya. " Mr. Kim Jinhyuk sudah menunggumu di ruangannya. Sebaiknya kamu temui dia dulu, sepertinya dia marah besar. " Bisik Produser Mina. Arin mengangguk paham ditemani oleh Sohee, ia berjalan menuju ruangan Direktur Jinhyuk.

" Permisi. " Arin masuk dengan pelan ke ruangan Jinhyuk, setelah mengetuk pintu itu dua kali. Sohee menunggunya diluar.

Jinhyuk membalikkan tubuhnya yang tadi menghadap ke jendela, " Arin.. kenapa kau bisa bersama dengan CEO Sam!!! Lihat ini!! Bagaimana cara kita menutupinya lagi!! Kemarin artikel ini sudah susah payah kututupi tapi kau malah mengundangnya ke apartementmu??!!! Apa kau tidak sayang dengan karirmu!!! " Teriak Jinhyuk marah melempar berbagai foto yang diambil dengan sudut yang sangat tepat.

Arin menutup mulutnya tidak percaya, " Apa semua ini?? Wartawan itu berkeliaran disekitarku. " Lirih Arin mengumpulkan semua foto kembali. Ada foto dirinya saat bersama dengan Sam di rumah sakit, saat dia mabuk digendong oleh Sam, lalu saat Arin masuk dan keluar dari rumah yang sama dengan Sam. Foto kemarin malam pun juga ada saat Arin mengantar Sam sampai diluar pintu apartementnya.

" Ya ampun, Arin kenapa kau bisa bersama dengan CEO Sam?? " Keluh Jinhyuk geram. " Kau ingat bukan akan membintangi drama baru akhir bulan ini, jika begini rating dramamu akan turun. "

" Aku kemarin tidak sengaja bertemu dengannya, " jawab Arin.

" Tapi lihat efek dari kedekatanmu dengan Sam hal ini menjadi berita utama. " Jinhyuk mengurut pelipisnya.

Arin hanya terdiam, ia takut jika bersuara akan menambah amarah Jinhyuk, direkturnya itu.

" Kau tahu kan berita yang paling melekat pada diri CEO Sam? Dia.. "

" Gay" Kata Arin memotong perkataan Jinhyuk tanpa sadar.

" Kau tahu semuanya tapi tetap mendekatinya!!! " Teriak Jinhyuk memukul mejanya.

Arin memejamkan matanya kaget, "Maafkan saya, Sajangnim. " kata Arin menyesal.

" Kau itu seorang bintang, Arin. Dirimu tidak hanya memiliki jutaan fans tapi juga memiliki jutaan haters dengan beritamu ini para pembencimu akan semakin gencar. " Jinhyuk duduk di kursinya dan menyuruh Arin untuk keluar dari ruangannya.

Miyeon sekretaris pribadi Jinhyuk masuk dengan tergesa-gesa sebelumnya ia membungkuk pada Arin dan menyerahkan sebuah laporan dan juga sesuatu dari ponselnya. " Kenapa reaksinya menjadi positif? " Jinhyuk mengambil ponsel Miyeon dan membaca artikel yang terlihat disana.

" Apa kamu dan Sam saling mengenal? " Tanya Jinhyuk pada Arin yang masih menunduk takut. Arin mengangguk kecil. " Kenapa tidak bilang daritadi, kita bisa menggunakan ini sebagai sangkalan. Itu artinya kau hanya bertemu teman lama bukan? Kau juga akan menjadi model produk terbaru Light? " Tanya Jinhyuk lagi. Arin pun mengangguk lagi dengan pelan tanpa melihat kearah Jinhyuk.

Jinhyuk berdeham dan berjalan kearah Arin, " Sepertinya priamu sudah lebih dahulu membuat klarifikasi itu artinya ini semua dapat diselesaikan. " Jinhyuk menepuk pelan pundak Arin. " Maaf aku sudah membentakmu. " Arin menahan senyumannya, direktur yang memiliki ego sangat tinggi itu kini meminta maaf padanya atas perintah Miyeon. Meskipun samar, Arin dapat melihat Jinhyuk yang daridulu menyukai Miyeon.

" Tidak apa-apa Sajangnim, saya paham alasan anda marah pada saya kok. " Arin pamit keluar dari ruangan Jinhyuk untuk kembali melanjutkan sesi pemotretan.

Sesi pemotretan telah selesai, para wartawan sudah masih menunggu sang Cherry yang saat ini sedang terkait skandal dengan sang CEO muda terkenal, bahkan pintu belakang yang tadi dilewati Arin saat tiba sudah diblokir oleh para wartawan lainnya.

" Apa kau yakin ingin mengahadapi para wartawan itu, Arin ? " Tanya Yeri teman akrab Arin yang juga model satu agensi dengan Arin.

" Mau bagaimana lagi Yeri, aku tidak mungkin menunggu di agensi seharian, lagipula aku harus menghadapi sendiri masalahku. " jawab Arin lalu berjalan menuju pintu keluar utama diiringi oleh beberapa bodyguard, Sohee dan Jisung. 

Saat pintu utama baru terbuka, kilatan kamera sudah menyambut Arin berbagai sorakan dari para haters pun ikut mengiringinya. Arin pun perlahan berjalan menuju mobilnya dengan diikuti para bodyguard yang tidak henti-hentinya berusaha menghalangi haters yang ingin menyakiti Arin.

" Miss Cherry, apakah skandalmu itu benar? Bahwa dirimu kini sedang berkencan dengan Sam Benedict? " tanya seorang wartawan.

" Itu tidak benar, kami hanya teman. " jawab Arin tersenyum .

" Lalu kenapa kalian bisa bersama di rumah Tuan Sam dan juga di apartemet anda? " tanya wartawan yang lain.

" Kami hanya teman lama, sudah hampir 6 tahun saya tidak bertemu dengannya dan juga kami sedang membicarakan kontrak mengenai saya yang akan menjadi model produk terbaru mereka
" jawab Arin lagi masih tersenyum manis terus berusaha jalan maju meskipun itu sulit.

" Lalu, apakah Miss Cherry sengaja membuat skandal ini untuk mendongkrak popularitas? Karena bagaimanapun, anda masih aktris pendatang bukan? " kata seorang wartawan lainnya dengan sinis.

" Eumm..bu wartawan yang baik hati, aktris Arin bukan orang yang seperti itu. Dia tidak akan melakukan cara kotor hanya untuk menaikkan namanya. " Jawab produser Mina yang berdiri disebelah Arin tanpa disadari oleh Arin kapan wanita itu datang. Mina tersenyum manis namun tampak mengerikan. Beberapa wartawan yang lain tampak takut menanyakan pertanyaan lagi tapi sang wartawan sinis tadi tampaknya pantang menyerah.

" Lalu? Jika bukan karena popularitas pasti untuk uang kan? Bukankah sang CEO itu sangat kaya? " Tanya wartawan itu tersenyum sinis.

Arin ingin menjawab tetap tangannya digenggam erat oleh Mina. " Ahhh, jika kau berkata seperti itu pada orang lain, sama saja itu seperti menunjuk dirimu sendiri bukan? Mau kami laporkan atas kasus pencemaran nama baik? " Seringai Mina penuh kemenangan. Dan akhirnya sang wartawan pun diam seribu bahasa.

Arin pun berjalan kembali ke mobilnya dihadang oleh para bodyguardnya. Tapi sesampainya didepan mobil van, Arin hanya dapat terdiam. Mobilnya sudah habis oleh coretan dengan kata-kata yang sangat menghina Arin.

Arin masih termenung disaat Sohee menarik tangan Arin pelan untuk segera masuk ke mobil. Tanpa Arin sadari banyak telur dilemparkan ke arahnya disaat para bodyguard Arin sibuk mengurusi wartawan dan haters Arin yang ingin mendekati Arin sehingga tidak menyadari ancaman lemparan telur.

" Eonni!! Awas.. " Sohee semakin menarik tangan Arin karena panik tapi Arin yang mematung malah terjatuh. Arin sudah pasrah dan menutup matanya karena saat ini bahkan ia sulit menggerakkan tubuhnya karena pikirannya yang penuh. Tapi saat telur-telur itu hampir mengenai Arin, sebuah badan kekar berdiri tinggi didepan Arin, melindunginya dari semua lemparan telur busuk itu.

Arin tercengang melihat siapa yang ada di balik masker dan topi hitam itu. " Sam? " kata Arin pelan terkejut dengan mata yang berkaca-kaca.

Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang