16 ( REVISI )

27.7K 689 0
                                    

" Lepas!! " Alex memberontak dengan menonjok perut orang yang menarik paksanya. Jika saja pisaunya tidak terjatuh tadi pasti dia bisa menusuk orang brengsek yang merusak rencananya.

Orang itu sedikit terbatuk tapi tanpa Alex duga dia malah melayangkan tendangan tinggi pada kepala Alex hingga terjatuh, kesadarannya hampir menghilang karena dia tidak mengira orang itu akan memukul keras kepalanya.

" Sebaiknya jangan kau sakiti lagi siapapun atau aku sendiri yang akan membunuhmu. " Orang itu mengambil pisau yang tadi dibawa Alex dan menyimpannya. Alex terkekeh, " Apa kau sanggup Sam? " sebelum akhirnya dia pingsan. Sam pun menyeretnya masuk ke mobilnya dan menelantarkan Alex di jalan yang jauh dari lokasi mobil Alex berada.

" Kak..kenapa aku harus berpakaian terlalu bagus? Ini kan hanya kencan dengan Alex." protes Arin melihat Sofia yang mengacak isi lemarinya dan daritadi terus menyuruh Arin mencoba satu persatu baju, " Bukankah kata kakak Alex itu mengerikan? Jadi kenapa aku harus tampil cantik didepannya. "

" Diamlah..adikku dari dulu aku tidak bersamamu jadi begini lah dirimu tak memahami fashion. " Decak Sofia menggeleng pelan melihat banyaknya gaun yang tidak cocok untuk Arin. Sofia kemhali melihat pada dress yang dipakai Arin, ini menurutnya lumayan ia pun membenarkan letak pita pada dress itu.

" Aku juga tahu fashion kak..tapi taman hiburan itu dekat dengan rumah kita. Kenapa aku harus pakai dress apalagi ini mini dress??!! Kemarin kata kakak Alex itu berbahaya tapi.. " Arin menatap dirinya pada pantulan cermin. " Kalau pakaian ku seperti ini dan tampil cantik sekali malah aku yang mengundangnya. "celoteh Arin.

Sofia meletakkan jari telunjuknya di bibir Arin. " Husshh..kau juga takkan kencan dengan Alex kok. " kata Sofia sangat pelan.

" Apa kata kakak tadi? Kalau berbicara katakanlah dengan jelas. " kata Arin cemberut.

" Aku tak berkata apapun kok, sekarang kita makeup." Sofia menyeret Arin duduk di meja rias.

" Apa????!! Make up juga? " Arin melotot sambil menggeleng, " Kakak ini tak perlu oke?" kata Arin lalu berdiri.

Sofia menahannya dan menekan pundak Arin untuk duduk kembali, " Eitttsss, tak boleh pergi. "

" Ketika kamu sampai disana, pasti akan berterima kasih padaku, Arin. " lanjut Sofia sambil mengoleskan pelembab pada wajah Arin.

30 menit berlalu....

" Kakak, ini sudah setengah jam, apa aku boleh membuka mataku sekarang? " Dengus Arin pelan karena sudah hampir 15 menit ia disuruh menutup mata.

" Bukalah. " jawab Sofia membereskan semua alat make up.

Arin perlahan membuka matanya,ia terkejut. Penampilan ini,vpersis seperti saat dia masih seorang model. Ia tak percaya, ia bisa berpenampilan seperti ini lagi.

" Terkejut kan?? Aku ini sangat pandai dalam hal make over. " Sofia mengangkat dagunya dengan sombong.

Arin langsung memeluk Sofia erat, " Makasih kakak."

" Eeh..jangan memelukku terlalu erat, nanti makeupmu rusak. " Gerutu Sofia tapi tetap membalas pelukan Arin dengan hangat.

" Arinnnn!!Alex sudah datang!! "teriak ibu.

" Iya bu..aku datang!!" jawab Arin lalu melepaskan pelukan nya pada Sofia. " Aku pergi dulu ya kak," kata Arin.

Sofia menahan Arin, " Arin..ingat!! Jangan sebutkan kakak ada di sini dan jangan pernah bilang kamu tahu bahwa dirimu memiliki saudara kandung..oke?? "

" Oke!! " Arin mengacungkan jempol nya lalu keluar dari kamar dengan cepat.

" Semula aku memang takut padamu, Alexandra Candra tapi gadis yang ingin kau sakiti adalah adikku, aku takkan pernah melepaskanmu lagi..aku akan buat kau menyesali perbuatan mu!!
Itu janji, Sofia Waldner. " kata Sofia menatap foto Alex bersama dengan Sam dan Arin pada pigura yang ditaruh Arin di meja nakas. Lalu ia pun juga bersiap pergi ke taman hiburan.

" Hai Lex . " Sapa Arin begitu sampai didepan Alex.

Alex membukakan pintu mobilnya, " Kamu cantik sekali hari ini. " Arin tersenyum dengan manis lalu masuk ke mobil.

" Lex...tempat kencan boleh aku yang minta nggak? " tanya Arin tersenyum pada Alex yang memakaikan sea beltnya.

" Boleh, kamu ingin kemana?" tanya Alex sambil mengusap kepala Arin di sela menyetirnya.

" Aku ingin ke taman hiburan sudah lama aku tak kesana, terakhir kali itu saat umurku 10 tahun, masa itu sangat indah, keluargaku masih utuh. " kata Arin sedih dengan tatapan menerawang.

" Hei..jangan sedih begitu, kita bisa menciptakan kenangan baru disana nanti.. " Alex mengusap kepala Arin lagi dengan lembut. " Oh ya apa kamu mempunyai saudara,Rin? Adik atau kakak? " tanya Alex dengan menekankan kata kakak.

" Saudara?Aku anak tunggal Lex, ibu pun tak pernah mengatakan aku memiliki saudara, tapi alangkah bagusnya jika aku punya saudara pasti aku tidak akan kesepian. " jawab Arin santai.

" Untung saja aku terampil dalam hal berakting. " bathin Arin.

" Lalu..Kalau di rumah kamu tinggal berapa orang?Apakah ada tante atau om? " tanya Alex lagi.

" Aku hanya tinggal berdua dengan ibu sampai saat ini, kau tau sendiri Alex, kamu pernah ke rumahku bukan? Rumahku itu seperti rumah hantu, sepi... " Arin memeluk dirinya erat. " Oh ya rumah hantu..bagaimana kalau kita nanti masuk ke rumah hantu saat di taman hiburan. " lanjut Arin.

" Baiklah. " jawab Alex tersenyum. Arin melirik Alex di sampingnya, " Tapi kenapa bajumu kotor, Lex ? "

" Aaah ini.. ada orang gila yang memukul kepalaku keras kemarin aku tidak sadar diseret kemana tapi lokasi mobil dan diriku sangat jauh, aku tidak mungkin pulang ke rumah karena aku sudah ada janji denganmu. "

Arin melotot, " Orang gila macam apa yang berbuat hal bodoh seperti itu? Apa mungkin ia perampok?? Apa ada barangmu yang hilang? " Alex menggeleng, " Berarti memang orang itu gila. "

Alex terkekeh, " Meskipun dia orang yang kau kenal? Kau masih tetap menyebutnya orang gila? "

" Yang kukenal?? Siapa? " Alex menggeleng, " Tidak aku bercanda. " Dia pun kembali fokus menyetir.

" Untung saja, aku tak gugup. " bathin Arin tersenyum lega tapi Alex bertanya lagi, " Oh ya Rin, banyak murid sekolah yang mengatakan minggu lalu kamu pulang dengan seorang gadis cantik, itu siapa ya? "

" Cantik apanya?Kan aku lebih cantik,kakak itu mau mengantarkanku pulang karena katanya aku cantik cocok dengan kriteria model. " jawab Arin sok cemburu. " Apaa kamu tertarik dengan kakak itu? "

" Hahaha.. aku tidak tertarik tapi karena dia orang yang tidak kamu kenal, apa dia ada maksud lain atau mengatakan hal aneh ?" tanya Alex.

" Hal aneh?Aku juga berpikir kakak itu gila, dia berkisah tentang kisah yang tak ku mengerti, cerita itu sangat membosankan hingga aku tak bisa mengingat apa yang dia katakan, tapi ia memang sangat cantik. "kata Arin berlagak malas.

" Benarkah?Lalu kenapa dia kemarin masuk ke rumah mu?" tanya Alex terus menatap ke depan.

" Dari mana kamu tahu kalau kakak itu masuk ke rumahku?" tanya Arin bingung.

" Euhmm..maaf karena khawatir aku datang ke rumahmu kemarin, tapi aku belum sempat memanggilmu karena melihat dirimu sudah aman sampai dirumah. " Alex tersenyum ramah untuk menghilangkan kecurigaan pada Arin.

Arin pun membalas senyuman Alex sambil menyandarkan kepalanya di bahu Alex.

" Benar kata kakak, dia mengikuti kami kemarin. "bathin Arin. "Sekarang aku yakin kalau pria ini memang berbahaya tapi aku harus bisa bersikap seperti biasanya, agar tidak menimbulkan kecurigaan. Aku harus tetap memastikan Alex lengah. " Arin memeluk lengan Alex yang bebas.












Kiss To The MoneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang