"jadi gimana ceritanya sama si barista itu?" sejak masuk ke dalam mobil, seorang Lalisa Claire tidak henti-hentinya bertanya kepada Chrystabelle. Chrystabelle yang malas menjawab pun hanya diam saja. Hingga akhirnya Lisa bosan diabaikan pun memikirkan cara agak dirinya mendapatkan respon dari Chrysta. Kedua tangannya menggoncang siku Chrysta yang otomatis menggoncang seluruh tubuhnya.
"HEH! Berhenti gak?! Gue lagi nyetir!" bentak Chrysta yang sedang berusaha mengendalikan kendaraannya.
"GA! GUE GA AKAN BERHENTI KALO LO GA CERITAIN!" balas Lisa ngotot
"OKE OKE! Gue ceritain!" kegiatan 'menggoncang tubuh Chrysta' pun berhenti.
Chrystabelle menghela nafas. Kenapa semua orang dalam hidupnya harus memiliki kepala sekeras The Great Wall of China? Ayahnya, Christopher dan Lalisa. Well, mungkin ini karma, karena pada dasarnya, Chrysta pun merupakan orang yang keras kepala.
"yah, gue Cuma mesen latte abis tuh uda, gitu aja," ucapan Chrysta membuat Lisa mengerutkan dahi.
"masa cuma segitu aja? Lo ngomong segitu lamanya sama tu CoGan tapi masa gaada apa apa? Gue bukan anak umur lima loh, CHRYSTA!" pekik Lisa sambil menghentak hentakan kakinya.
"pantes aja bisa pacaran ama Chris, orang sifatnya mirip," pikir Chrysta.
"oh ya, gue lupa bilang, gue bentar lagi nikah," ujar Chrysta santai sembari mengganti topik. Lisa hanya mengangguk, jemarinya tidak berhanti memainkan ponselnya.
1,
2,
Dan 3
"APAA?!" teriakan Lisa membuat Chrysta menutup sebelah kupingnya karena frekuensi suara Lalisa yang terlampau tinggi. Ia melotot ke arah Lisa yang sekarang tengah shock.
"apaan sih lo? Gue disebelah lo, bukan di Mars, gausah pake teriak bisa?" Lalisa seperti sudah bisa mengumpulkan semua kesadarannya karena dia langsung menatap Chrysta dengan tatapan gue-mau-bunuh-lo, tapi ia menahan diri karena jika Chrysta mati sekarang, ia tidak akan tahu apa apa.
"jadi...." Lisa menarik nafas yang dalam "..gimana ceritanya?" ia berusaha berbicara dengan nada se-tenang mungkin. Tapi Chrysta tahu, begitu ia menceritakan semuanya, Lalisa akan seperti bom waktu yang langsung meledak ketika waktunya habis.
"nanti kalo udah sampai ke Arabelle gue ceritain deh,"walaupun enggan menerima keputusan Chrytsa, tapi ia hanya diam saja. Chrysta memperhatikan Lisa dari ekor matanya dan menghela nafas.
"this is going to be a long day," pikirnya.
CHAPTER 8! yay! terima kasih untuk kalian semua yang udah baca cerita ini! jangan lupa untuk comment, vote atau share! THANK YOU! hope you have a nice day or night!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...