28. Hot-Shot My Ass

7.6K 225 1
                                    

"lo mulai... minum lagi?" tanya Chrysta dengan nada suara ragu. Ia tahu benar bahwa diantara dirinya dan Chris, tidak ada satu-pun dari mereka yang antusias dalam memperingati masa lalu mereka.

Pada malam petaka itu, bukan hanya Chris yang menderita. Disisi lain, Chrysta juga menderita, walau bukan dalam bentuk fisik yang konkret. Ia seperti manusia kehilangan arah.

Kehilangan nafas,

Kehilangan darah,

Kehilangan dunianya,

Ia ingin menjerit, ia ingin menangis, ia ingin melakukan apapun. Tapi suatu hal yang mengikat hatinya dengan erat bagai rantai, adalah fakta bahwa apapun yang ia lakukan, ia juga tidak dapat membantu Chris.

Mengapa ia tak menghalang Chris?

Mengapa ia tak mencoba lebih giat untuk membujuk Chris untuk berhenti?

Mengapa ia tak sadar dengan kecanduan akan alkohol Chris?

MENGAPA IA BEGITU TIDAK BERGUNA?! KAKAK SEMACAM APA IA INI?

Semua pikiran itu berputar didalam benaknya seperti arus yang tanpa henti.

Disaat itu juga, ia bertekad untuk menyusul Chris jika ia tidak bisa.... kembali.

Setidaknya, ia dapat bersatu kembali dengan Chris dan bunda-nya di alam sana bukan?

"baru semalam, gue khawatir sama lo, gue nelfon Lisa tapi dia bilang lo ga nyamperin dia dan gue ke Arabelle tapi lo gaada, pikiran gue benar benar kacau balau, gue gabisa berpikir jernih dan gue... melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam hidup gue... gue mengingkari janji gue ke lo dan gue mengucapkan sesuatu yang menyakiti lo, gue tau gue ga patut dimaafin, gue tau kalo gue ga gu-"

Chrysta memotong ucapan Chris dengan cara memeluk Chris dengan erat. Begitu merasakan kehangatan dari tubuh adiknya, tangisan yang ia tahan pun pecah.

Bukan, ini bukanlah air mata kesedihan, melainkan air mata bahagia karena Chris masih bersama-nya. Ia benar-bena bsersyukur akan keberadaan Chris, disisinya sekarang. Walaupun mereka tidak berasal dari sel telur yang persis, setidaknya, mereka berdua sudah berjuang bersama selama sembilan bulan penuh dalam rahim ibundanya.

Disaat mereka belum terbentuk menjadi janin sekalipun, mereka sudah saling mengenal dan saling menjaga.

"gue maafin lo, dan gue juga minta maaf, seharusnya gue ga pergi begitu aja dan seharusnya gue ngomongin ke lo dulu soal kontrak itu," ucap Chrysta disela-sela isakannya.

Christopher membalas pelukan Chrysta dengan erat dan mencium puncak kepala kakaknya dengan lembut.

"eh, gue maafin lo tapi bukan berarti lo boleh sembarang cium-cium loh!" seru Chrysta sembari mundur untuk menatap mata adiknya. Matanya masih berkaca-kaca akibat air mata, tapi binar kejahilan yang ada pada matanya tidak dapat disembunyikan.

"oh, shut up! either way, we both know that you can't stay mad at this hot-shot for long!" balas Chris dengan senyuman yang tidak kalah jahil.

"hot-shot my ass," gumam Chrysta yang di sambut hangat dengan gelak tawa renyah dari Chris.

YASH! percaya atau tidak, kemarin author sakit jadi gabisa upload. huehuehue! 

jadiiiiiiii...........yang kangen sama kembar Ferdroran mana suara-nya????????!!!!!!!!!!!!!!

kalau kalian suka tolong comment, vote & share! 

kalau ada saran atau yang lain, feel free to comment or chat me!

Me, The Barista & The BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang