Seketika semua lampu mati, namun kali ini, kesannya berbeda dari saat acara akan dimulai. Lagu Something In The Way You Move yang tadinya sedang berputar pun berhenti ditengah jalan. Suasana ballroom pun dengan cepat berubah menjadi penuh dengan kepanikan. Bisikan, gumaman dan berbagai suara lainnya bercampur aduk dalam ruangan itu.
"finale, ready....jet... set...go!"
Hanya itu aba-aba yang dibutuhkan Chrysta untuk mulai melangkah dengan anggun. Kegelapan menyebabkan gaunnya menjadi bercahaya, alhasil, gaun itu menjadi menyerupai gaun-gaun princess dalam dongeng sebelum tidur anak-anak.
Begitu Chrysta menembus helaian sutra hitam yang tadinya menutupi dirinya, seruan kaget dan kaget langsung terdengar dari seluruh ruangan.
Kehadiran gaun finale itu memang sengaja dirahasiakan dari para hadirin, untuk menambah kesan 'wow-factor'.
Karena jujur saja, seorang Chrysta tidak bisa melakukan sesuatu yang, well, terkesan 'biasa saja'.
Chrysta ingin acaranya menjadi Talk of The Town dan ia tidak akan membiarkan apapun atau siapapun menghalangi keinginannya itu.
Bertepatan dengan saat Chrysta menginjak panggung. Musik pun kembali mengalun dengan lembut. Lampu pun kembali dihidupkan dalam keadaan remang remang, sehingga cahaya yang memancar dari gaun tersebut masih terlihat mencolok.
Chrysta menyapu tatapannya ke seluruh ruangan. Ia tidak menghindari eye-contact dengan penonton sama sekali. Perasaan gugup yang tadinya enggan untuk meninggalkan dirinya kini telah menghilang entah kemana dan sejujurnya, Chrysta sama sekali tidak mengharapkan comeback dari perasaan tersebut.
Chrysta terus berjalan dengan rasa percaya diri yang melebihi jumlah jomblo di Indonesia dan ia hanya berhenti ketika ia sudah berdiri di ujung panggung. Tepat setelah berhenti, Chrysta langsung menampilkan pose anggun.
Dan saat itu juga, asap-asap pun dikeluarkan dengan suara yang cukup keras. Sontak, suara riuh tepuk tangan pun menggema ke seluruh ruangan.
Mendengar hal tersebut, senyum kecil pun terukir pada wajah Chrysta.
"bunda, I did it!" batin Chrysta.
Senyum puas yang sempat menjajah wajah Chrysta sedikit luntur ketika suara tepukan tangan penonton berhenti dengan tiba tiba. Ia menatap ke sekeliling ruangan dengan tatapan heran, namun ia tetap mempertahankan pose-nya, yang bergerak hanyalah kedua bola matanya.
Hasil yang Chrysta peroleh tidak memuaskan, karena ia masih belum bisa menemukan petunjuk apapun kecuali ekspresi terkejut dari para penonton dan para wartawan yang mendadak rajin memotret ke arahnya.
Eh? Tunggu.... Orang-orang itu bukan terkejut karena melihat dirinya, melainkan yang dibelakangnya!
Tanpa basa basi lebih lanjut, Chrysta langsung membalikan tubuhnya untuk melihat hal yang telah merebut spotlight dari dirinya.
Dan seketika, Chrysta berharap ia tidak pernah berbalik, berharap ia tidak pernah menggantikan Zillia yang pingsan dan terlebih, Chrysta berharap is tidak pernah bertemu dengan DIA.
Siapa 'DIA'?
Silahkan menebak.
*************************************************************************************
Alexander Nielson.
Orang yang paling ingin Chrysta mutilasi sekarang.
Kenapa?
Karena laki-laki sialan itu telah merebut spotlight dari dirinya
Dan lebih pentingnya lagi,
WHAT THE HELL IS HE DOING HERE?
Chrysta menatap laki-laki dihadapannya dengan tatapan tajam bercampur kaget. Sedangkan yang ditatap?
Hanya nyengar-nyengir tanpa menunjukkan rasa bersalah, SEDIKIT PUN.
Laki-laki itu melangkah dengan santai dan semakin lama, ia semakin dekat dengan Chrysta. Dengan salah satu tangan yang memegang sebuah buket bunga hydrangea berwarna ombre dan satu tangannya lagi dimasukan ke dalam saku celana hitamnya, lelaki itu terlihat lebih seperti seorang model pria dibanding seorang pengusaha.
Ia berhenti tepat didepan Chrysta, wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajah Chrysta dan pada saat itu juga, seluruh isi ruangan seakan kehilangan kemampuannya untuk bernafas, termasuk Chrysta.
"you did a great job, future-wife,"
Dan tebak apa yang ia lakukan selanjutnya!
Alexander mencium Chrysta tepat di bibir. Mata Chrysta terbelalak dan tubuhnya seakan mematung-tidak bisa digerakkan-persis seperti sebuah patung dewi Yunani. Waktu seperti berhenti tepat disaat itu juga. Semua terasa lamban dan berantakan, termasuk suara jepretan kamera para wartawan yang seperti tiada hentinya. Saklar-saklar pada saraf otak Chrysta seakan berhenti bekerja, semua sarafnya malah terfokus pada benda asing yang sedang menempel, ralat, lebih tepatnya, sedang melumat bibirnya.
Chrysta tetap mematung seperti itu hingga akhirnya, Alexander melepaskan ciumannya. Alexander menatap Chrysta dengan sebuah binar pada matanya, binar yang terlihat sangat misterius, sekaligus berbahaya.
Dan ya, firasat Chrysta memang benar. Binar itu memang merupakan awal mula dari petaka yang akan dibawa laki-laki itu.
Alexander menempatkan buket bunga hydrangea ke tangan Chrysta dan ia pun membalikan kedua tubuh mereka sehingga kini, keduanya sedang menghadap seluruh isi ruangan itu. Sembari merangkul pinggang Chrysta, Alexander memamerkan senyum pemikatnya ke seluruh ruangan. Dan hal itu membuat suara jepretan kamera yang tadinya sudah sangat mengundang migraine, berubah menjadi lebih extreme.
Setelah sekitar 20 detik kemudian, Alexander pun mengambil tangan kiri Chrysta dan menicumnya dengan lembut dan lamban. Dengan cahaya dari lampu-lampu sekitar, berlian yang menempati jari Chrysta pun mengeluarkan cahaya gemerlapan yang sangat indah dan mencolok. Sangat mencolok, sehingga menyerupai seorang remaja yang haus akan perhatian. Berlian itu seakan menuntut perhatian dari sepenjuru ruangan dan kalian tahu? Berlian itu berhasil, ia berhasil memperoleh perhatian dari semua orang dan ia juga berhasil memperoleh perhatian lebih dari para wartawan dan blogger.
Jepretan demi jepretan dari kamera seakan menarik Chrysta dari negri entah-dimana nya dan pada saat itu juga, Chrysta merasa keingannya untuk memutilasi Alexander meningkat menjadi berlipat-lipat lebih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...