50. Kebencian dan Amarah

5.7K 217 31
                                    

"DASAR"

Lempar

"LAKI-LAKI"

Lempar

"SIALAN!"

Chrysta melempar benda apapun yang dapat digapai tangannya pada saat itu.

Apa sasaran lemparannya?

Uh, apakah masih perlu ditanya?

Tentunya adalah Alexander.

Vas bunga, botol minum, cermin, majalah bahkan helm entah-milik-siapa pun tidak selamat dari kegiatan lempar-melempar Chrysta. Semua benda-benda tersebut menjadi korban amarah Chrysta yang tidak lain tidak bukan pun disebabkan oleh Alexander sendiri.

Namun yang membuat Chrysta semakin geram adalah kenyataan bahwa dari sekian banyak benda-benda yang ia lempar, tidak ada satu pun yang mengenai sasarannya.

Chrysta mengeluarkan suara geraman penuh amarah dan kedua bola matanya pun memutar mutar keseluruh ruangan, mencari korban selanjutnya yang akan ia lempar.

Dan, ia pun menemukannya.

Entah mengapa, didalam ruang gantinya terdapat tongkat bisbol dan jujur saja, Chrysta sama sekali tidak peduli dengan asal usul tongkat itu, yang penting ia sudah menemukan korban selanjutnya. Ia lantas mengambil tongkat itu dan dengan sekuat tenaga, ia melemparkan tongkat itu ke arah Alexander yang sedang berdiri tepat didepan pintu.

Namun, sepertinya dewi fortuna sedang tidak berada pada pihak Chrysta. Karena Alexander dengan cepat menghindar dan siapakah yang terkena lemparan maut itu?

Sebastian yang malang

Laki-laki itu sebenarnya berniat baik, ia berinisiatif untuk masuk ke dalam ruangan itu setelah mendengar segala macam umpatan dan makian lantang dari mulut Chrysta. Ia hanya berniat untuk menenangkan Chrysta karena saudara kembar Chrysta sendiri, Christopher enggan untuk masuk. Dibalik pintu ruang ganti tersebut, Christopher malah menyemangati Chrysta untuk melemparkan lebih banyak benda lagi ke Alexander.

Benar-benar sepasang kembar laknat!

Alih-alih berhasil menenangkan Chrysta, Sebastian bahkan tidak mendapatkan kesempatan untuk mengatakan sepatah kata pun, satu variabel pun tidak.

Mengapa?

Karena tongkat bisbol yang tadinya Chrysta lempar, mendarat dengan mulus pada wajah Sebastian.

"oh Lord, why am I seeing stars?"

Pandangan Sebastian memburam dan ia melihat bintang yang berputar putar mengelilingi kepalanya.

"oh my God! Sebastian!"

Dan pada saat itu juga, semuanya menjadi gelap.

*************************************************

"ini semua salah lo!" pekik Chrysta kepada Alexander seraya berlari kecil ke arah Sebastian yang sudah tidak sadarkan diri.

"lah? Kok salah aku sih, kan kamu yang ngelempar-lempar barang gak jelas kayak gajah hamil, babe," balas Alexander dengan polosnya.

"apa lo bilang tadi?! Gajah hamil? HELLAW, badan gue segini rampingnya lo bilang kayak gajah hamil? Lo perlu cek mata deh kayaknya, kalo perlu dikeluarin aja sekalian!" seru Chrysta menggebu-gebu.

"CHRIS! SINI LO, GUE TAU LO DARI TADI NGUPING!" pekik Chrysta dan Christopher pun langsung memasuki ruang ganti itu.

Sontak, ekspresi kaget langsung mendominasi wajahnya.

Me, The Barista & The BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang