"silahkan masuk, nona Ferdoran, pak Alexander sedang menunggu kedatangan anda," ucap sebuah suara monoton wanita yang nyaris saja membuat Chrysta meloncat kaget jika ia tidak ingat posisinya sekarang.
"lo disini untuk diskusi bisnis, Chrysta, jangan mempermalukan diri sendiri!" batinnya.
Walaupun tidak begitu tampak, sebenarnya Chrysta adalah seorang individu yang mudah terkejut. Hanya saja, reaksinya kala terkejut tidak terlalu mencolok. Namun, jika di perhatikan baik baik, ketika terkejut, tubuh Chrysta akan menegang seketika. Kalau hanya mengamati wajahnya saja, tidak akan ketahuan.
Ia menatap kearah asal suara itu. Disana, seorang wanita paruh baya sedang terduduk dengan posisi tegak. Diatas meja kerja perempuan itu, terdapat sebuah pelat nama yang menuliskan nama dan pangkatnya.
Rosseta Sandra Damanik
Private Assistant of the CEO
"terima kasih, bu Damanik," ucap Chrysta dengan senyum ramah. Chrysta melangkah dengan elegan ke arah ruangan kerja Alexander. Tangan kanannya menggenggam erat sebuah amplop dokumen berwarna coklat muda yang tidak lain tidak bukan, berisi perjanjian 'bisnis' antara dirinya dan Alexander. Meskipun setiap langkahnya selalu didampingi oleh kepercayaan diri, Chrysta tetap saja tidak bisa mengusir rasa gugup yang sejak tadi sudah menggerogoti dirinya.
Chrysta menarik nafas dalam dalam sebelum mendorong pintu kaca semi-transparan yang kini ada dihadapannya.
Pemandangan pertama yang ditangkap matanya adalah sosok kekar yang berada di ujung ruangan luas itu. Yang dapat ia lihat hanyalah punggung laki laki itu, pasalnya, lelaki itu sedang menghadap ke arah jendela.
Tanpa disadari, sorotan mata Chrysta mulai menjelajahi bagian belakang Alexander. Walaupun tertutup oleh suit hitam, tanda tanda kehadiran otot kekar pada punggungnya itu tetap saja tidak dapat disembunyikan. Chrysta bahkan dapat membayangkan betapa kencangnya otot-otot tersebut dibawah sentuhannya.
Tepat pada saat pikiran Chrysta berubah wujud menjadi explicit, lelaki itu berbalik menghadapnya dengan senyum miring mempesona.
Chrysta menggigit bibir bagian bawahnya sembari mengutuki jantung durhaka-nya yang mendadak berdetak cepat tanpa izin. Alexander bahkan bukan lelaki bertubuh, erm, menarik pertama yang pernah dilihatnya. Sebagai seorang perancang busana, Chrysta memang sudah ditakdirkan untuk bekerja sama dan dekat secara fisik dengan sejumlah model pria yang memiliki tubuh ideal yang kekar, bahkan ia sudah merasa terbiasa dengan yang namanya tubuh fisik lawan jenis. Tapi, mengapa tubuhnya mengehasilkan reaksi seperti ini ketika melihat Alexander? Ia benar benar merasa seperti seorang remaja perempuan yang baru melihat tubuh pria untuk pertama kalinya dan jujur saja, dia tidak menyukai perasaan itu.
Chrysta diseret dari 'Chrysta-land', atau lebih jelasnya, 'pulau-imajinasi'-nya ketika ia mendengar suara seseorang berdeham. Alexander, lebih tepatnya. Ia memfokuskan pandangannya pada wajah pria itu.
"apa kabar, calon istri-ku?" ucap pria itu dengan seringaian khas-nya.
THANK YOU! KITA SUDAH MENCAPAI 8K DAN LEBIH DARI 600 VOTES! TERIMA KASIH BANYAK UNTUK KALIAN SEMUA!
author janji, selanjutnya akan diupload chapter special! so stay tune and wait for the next chapter!
jangan lupa comment, vote & share!
Have a nice day/night!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...