"akhirnya selesai juga," Chrysta menghela nafas untuk yang kesekian kalinya pada hari ini.
"its not done yet, honey," Sebastian benar benar tidak ingin merusak suasana hati Chrysta, tapi pekerjaan yang menunggu Chrysta masih menumpuk. Chrysta yang mendengar ucapan Sebastian pun mengerang sebal. Ia menatap semua gaun yang perlu diperbaiki agar pas pada model model yang terpilih.
"apakah kamu akan lembur, Chrysta?" tanya Sebastian sambil melepaskan kacamata berbingkai warna hitamnya itu. Jika dilihat, Sebastian terhitung tampan, pria itu berdarah murni barat. Namun kemampuan-nya untuk menguasai bahasa Indonesia dalam waktu yang terbilang sebentar membuat Chrysta salut kepadanya.
"yup, jika aku tidak lembur, mana mungkin gaun gaun ini selesai tepat waktu? Apalagi kak Wanda mendadak izin pulang lebih awal," ucap Chrysta sembari menyusun catatan catatan tentang apa yang perlu di perbaiki pada gaun yang mana. Pekerjaannya mengganda karena Wanda Arista, penjahit utama di butiknya izin pulang lebih awal karena asma anak sulungnya kambuh.
"ah iya, kamu jangan lupa untuk mencari model pengganti," Sebastian langsung menghela nafas, ia menghabiskan begitu banyak waktu untuk memilih model yang menurutnya cocok dengan Arabelle, tapi yang dipilih malah dengan mudah mengundurkan diri. Ia menatap gaun itu, otaknya memilah milah model yang mungkin cocok dengan gaun itu. Tiba tiba, ide yang menurutnya super duper brilian menabraknya seperti truk. Ia menyeringai lebar karena merasa seperti ada bola lampu yang menyala terang di atas kepalanya.
"Chrysta, apakah Lalisa sudah pulang ke Indonesia? Aku seperti melihatnya disini tadi,"
"yeah, dia udah pulang dari luar negeri, why?" Chrysta mengerutkan alisnya. Seringkali ia tak bisa mengerti dengan jalan pikiran Sebastian yang rumit itu. Terkadang, Sebastian akan sangat riang dan tidak bisa diam ketika ide dalam kepalanya meletup letup, tapi ada kala ia menjadi pemurung karena idenya meredup.
"menurutku, dia cocok untuk mengenakan gaun itu!" Sebastian menunjuk ke arah gaun yang kehilangan peraganya itu. Mendengar ucapan Sebastian, Chrysta langsung mencocokan gaun itu dengan sahabatnya dalam imaginasinya. Ia mengangguk kepalanya setuju ketika ia mendapati bahwa ternyata Lalisa cocok untuk memperagakan gaunnya itu.
"tapi aku harus minta persetujuan dia dulu, kamu cari saja dulu model backup jika Lisa menolak," ucap Chrysta sembari berjalan mengitari meja persegi panjang. Ia melirik jam pada tangannya, jam itu menunjukan jarum pendek yang sudah singgah di angka lima.
"Sebbie, kamu ikut lembur ?" Chrysta meraih tas dan kuncinya. Ia memasukan ponselnya kedalam tasnya.
"pastinya, mana mungkin aku tinggalin kamu sendirian disini?" balas Sebastian dengan seringaian yang lebar.
"oke, aku pulang sebentar ya, mau ganti baju, kamu jangan kangen ya," ucap Chrysta dengan kedipan mata genit sebelum langsung melesat keluar dari butiknya, meninggalkan Sebastian yang terkekeh pelan.
YAY! aku merasa bangga banget karna upload banyak hari ini! LOL! semoga kalian suka! jangan lupa comment, vote dan share! thank you for reading and LOVE YOU LOTS!
HOPE YOU HAVE A NICE DAY/NIGHT!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...