12. Batu Nisan

8.2K 297 1
                                    

Chrysta mengelus lembut batu nisan dihadapannya. Dibawah batu nisan itu, tekubur tubuh Arabelle Etrisha Veltiore Ferdoran. Saat menikah dengan Carson, Arabelle memutuskan untuk menambahkan nama Ferdoran pada namanya tanpa menghilangkan nama keluarganya sendiri, yaitu Veltiore. Chrysta tahu benar bahwa pernikahan kedua orang tuanya tidak didasari oleh cinta, melainkan kesepakatan bisnis. Tapi naasnya, Arabelle malah jatuh cinta kepada Carson dan tetap mempertahankan pernikahan mereka walaupun Carson tak pernah sekalipun menghiraukannya.

"bunda, hari ini, Chris sama Chrysta datang sambil bawa bunga favorit bunda loh," ucap Chris sembari membaringkan buket bunga berwarna biru-ungu itu diatas tumpukan tanah yang melindungi ibunda-nya itu.

"bunda, tau ga, entar lagi Chrysta udah mau nikah loh, bun," canda Chris. 

Chrysta sontak langsung melototi adik kembarnya itu. Ia cemberut dan langsung menghadap batu nisan yang dianggap bagai wajah bundanya itu.

"iya bun, bunda tau ga, ayah berani beraninya maksa aku nikah sama cowok yang terkenal pleiboi cap komodo gitu sih!?" seru Chrysta kesal. Ia pernah beberapa kali mendengar klien-klien-nya yang mayoritasnya merupakan model model, sosialita dan selebriti membicarakan ke-playboy-an seorang Alexander Michael Nielson yang pekerjaan paruh waktunya adalah bergonta ganti gandengan seperti berganti dasi yang dikenakannya.

"sebenarnya sih, Chrysta bisa aja ga nikah bun, tapi dia-nya bego, dia kepancing umpan si brengsek itu dan akhirnya bawa sial ke diri sendiri, bego kan bun? Malu Chris kembaran sama orang bego kayak Chrysta!" celotehannya itu berhasil mendaratkan jintakan lembut dari Chrysta ke jidatnya itu.

"ih Chrysta, sakit tau!" keluhnya dengan cemberut. Sedangkan lawan bicaranya hanya tersenyum bangga.

"mampus! Rasain lo! Siapa suruh lo bilang gue bego!" Chrysta menjulurkan lidahnya ke Chris yang bibirnya semakin monyong saja.

"emang iya kok, lo bego, bego, bego, bego, bego!, BEGO!" balas Chris dengan ekspresi jelek yang mengejek. Alhasil, jintakan lain mendarat dengan mulus ke jidatnya.

Siapapun yang berlalu lalang mungkin akan menganggap bahwa keduanya tidak waras. Tapi percayalah, mereka tahu benar bahwa bundanya sudah tidak ada, dan belum tentu bundanya dapat mendengar celotehan-celotehan konyol mereka, tapi ini adalah salah satu cara untuk mengisi lubang dalam hati mereka yang muncul ketika ditinggal Arabelle, setidaknya mereka masih merasa bahwa mereka bisa kapan saja bercerita kepada bundanya.

Terima kasih yang udah baca! semoga kalian suka yah! jangan lupa comment, vote dan share!

Me, The Barista & The BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang