"jadi.... pas itu kan, gue lagi nyantai nyantai sendiri karena lo ga dirumah, mumpung hari ini gue ga masuk kantor, trus tiba tiba belnya bunyi. Gue buka, ternyata Lisa, dia kira lo dirumah karena lo ga angkat telfon dari dia," Chrysta langsung memeriksa ponselnya. Ketika ia menekan tombol home ternyata ponselnya tidak hidup.
"hehe, hape gue habis batre," ucapnya sambil nyengar-nyengir tidak jelas sementara Chris hanya memutar bola matanya.
"dasar teledor," gumam Chris pelan. Tapi ternyata ia masih tidak ingat bahwa kakaknya memiliki pendengaran yang tajam, maka tamparan nyaring berbunyi plak pun menggema didalam ruangan itu.
"DUH! Kasar banget sih jadi cewek, kapan lakunya kalo kelakuan lo kayak preman pasar malam gini!" cibir Chris yang mengusap kepala bagian belakangnya yang telah jadi korban kekerasan Chrysta.
"Sori yaaaa... Yang mau sama gue tu banyak! Antriannya sampe ujung dunia malah!" balas Chrysta tak terima dirinya dihina.
Chris hanya menjulurkan lidahnya karena ia tak dapat melawan perkataan kakaknya. Mungkin memang tidak sampai ke ujung dunia, tapi tidak sedikit juga yang mengejar Chrysta. Namun tak satu pun dapat meraih hati Chrysta karena Chrysta tahu, hampir semua lelaki yang mengejarnya itu hanya ingin menjadikannya sebagai sebuah piala pajangan yang digandeng untuk membuat diri mereka tampak lebih elite secara sosial, singkat kata, panjat sosial.
Chrysta mendengus sebal, tapi matanya kembali melebar ketika ia mengingat topik pembicaraan awal mereka.
"heh! Lo jangan ganti topik! Belum selesai ceritainnya, kok bisa sampe 'gitu-gitu' sih?" pertanyaan Chrysta dibalas dengan lototan sinis dari Chris.
"sebelumnya, tolong dimengerti yah, gue sama Lisa itu cuma ciuman, jadi lo kalo ngomong tu gausah pake kata 'gitu-gitu', kesannya cabul tau ga sih!" Chrysta hanya memutarkan bola matanya.
"ih, serah dah serah! Gimana ceritanya lo bisa ciuman sama Lisa sih? Ceritain CEPAAAAAAATTT!" rengek Chrysta. Ia bahkan menghentak-hentakan kedua kakinya seperti seorang anak yang meminta mainan kepada orang tuanya untuk menambah kesan dramatis.
Dimomen momen seperti inilah Christopher ragu dengan pernyataan dokter yang mengakatan bahwa Chrysta lahir terlebih dahulu, pasalnya terkadang sifat Chrysta berbanding terbalik dengan kenyataan.
Chrysta mempersiapkan kedua mata dan telinganya untuk cerita Chris, namun...
"that's for me to know and for you to find out, sis," ucap Chris singkat sebelum ia meraih kunci mobilnya dan melesat selaju mobil balap Formula 1.
"HEH! LO MAU KEMANA!? CERITA DULU!" jeritan Chrysta hanya dibalas dengan gelak tawa nyaring Chris yang sudah berada didalam Lift.
Chrysta yang merasa tertipu pun mengerang kesal. Ia melangkah ke arah pintu keluar-masuk dan menutup pintu itu. Setelah ia menutup pintu, Ia melepaskan leather jacket nya dan melangkah masuk ke kamarnya.
Ia membersihkan semua make up dari wajahnya sebelum ia mendengarkan suara bel dari depan pintunya. Ia mengerang kesal dan melangkah kembali ke ruang tamu untuk membuka pintu. Heelsnya mengeluarkan suara nyaring setiap kali bertemu dengan lantai marmer putih penthousenya itu.
Baru saja ia membuka pintu penthouse-nya, ia sudah berusaha untuk membanting dan menutup pintu itu kembali. Kata kunci : berusaha. Namun tetap saja tidak berhasil, karena orang yang di ambang pintu itu mungkin berkali kali lipat lebih kuat dari Chrysta.
Chrysta tahu ia pasti kalah telak, maka ia memberhentikan usahanya untuk menutup pintu itu dan berdiri tegak.
"apa mau lo?" tanyanya dingin.
Hip Hip Hoorayyy! cerita ini sudah mencapai 300+ views (reads) yeay! Terima kasih karena sudah membaca cerita ini! semoga kalian suka dan tetap lanjut membaca cerita ini!
THANK YOU VERY MUCH! LOVE YOU LOTS AND HOPE YOU HAVE A NICE DAY/NIGHT!
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, The Barista & The Billionaire
RomanceChrystabelle Laurenzel Ferdoran, designer trendy yang notabene merupakan anak salah satu pengusaha terkaya di dunia. Cantik? iya. Menawan? tiada tara. Percaya diri? sangat. Kaya? teramat. Mandiri? terlalu. Ketika perempuan abad 21 seperti Chrysta d...